|Gila|

159K 16.6K 754
                                    

-J&C-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-J&C-


  Senyum tipis Jack terpampang jelas sepanjang dia berjalan masuk ke dalam gedung Frank's Corp, senyum yang selalu di tunggu bertahun tahun oleh semua pegawainya.

      Seluruh pegawai Frank's Corp digemparkan hanya dengan senyum Jack

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      Seluruh pegawai Frank's Corp digemparkan hanya dengan senyum Jack. Sebegitu seringkah Jack marah hingga hari ini Jack tersenyum mampu menggetarkan seluruh penghuni Frank's corp.

      "Oh god, akhirnya si pemarah itu tersenyum."

       "Sumpah gaes, ini wajib di viralkan. Tampan banget bos Jack. "

       "Abang Elan, lebih cakep woi!"

      "Sudah tampan. Kantongnya tebel banget lagi. Jodohku nih pasti."

       "Ada uang berjalan woi. Bisa yok 1 M."

       Itulah decakan kagum para pegawai, mereka semua berdiri menyambut Jack dengan hormat sedangkan Jack tidak mempedulikannya, dia sibuk memandang kearah depan dengan senyum tipisnya, persis seperti orang gila. Dia pergi begitu saja kedalam dalam lift menuju ruanganya diikuti babang Elan juga.

      "Bos sudah gila!" teriak bebarengan semua pegawai saat Jack sudah berada di dalam lift.

      Setelah sampai keruangan yang dituju. Jack duduk dikursi kebesaranyadengan tanganya membawa segelas sampanye, dirinya melamun memikirkan sesuatu yang asing baginya.

     Sesuatu yang tidak pernah ia rasakan, sesuatu yang mendadak membuat hatinya tenang sekaligus membuat jantungnya berdebar.

      "Ah dia memanggilku apa tadi? Suami. Sangat manis sekali." batin Jack berteriak.

       Dari tadi pikiranya dipenuhi oleh Cyra sampai dia tersenyum tanpa sadar, harum tubuh Cyra membuatnya candu, keimutanya membuat Jack gemas ingin menerjangnya, tingkahnya yang sederhana tapi mampu membuat jantung Jack seperti berlari maraton.

       Ah, Jack sangat rindu melihat wajah kucing kecilnya.

      "Tuan. Tuan Jack." panggil Elan dengan suara sedikit keras karena dari tadi dirinya memanggil Jack tak disahuti, Elan tidak habis fikir, tuanya memang sudah benar benar gila karena wanita itu.

      Kalian tahu saat Jack didalam mobil, Jack sudah mulai kumat gilanya, Elan melihat Jack tersenyum sambil memandang luar kaca, hal yang sangat langka dilihat Elan ditambah lagi tadi Jack tersenyum didepan umum.

      This Is Real a Crazy.

      "Tuan Jack!" panggil Elan keras sekali lagi.

      Jack berjengit terkejut. "Aku tidak tuli Elan Sando Martino" jawab Jack dingin.

      Nyali Elan mendadak menciut. "Ah itu Tuan. Saya sudah memanggil anda dari tadi tapi anda hanya melamun dan tersenyum sendiri" kata Elan polos.

      Jack berdehem menetralkan wajahnya. "S-siapa bilang aku tersenyum, aku sebenarnya mendengar suaramu hanya saja aku malas menyahutimu." gugup Jack, apa kata Elan tadi dirinya tersenyum? Mana mungkin dirinya tersenyum sendiri, hal yang sangat mustahil bagi seorang Jack.

      "Tapi anda tadi memang tersenyum Tuan, apa ada hal yang membuat anda bahagia?" tanya Elan dengan nada sedikit menggoda.

       "Hei! Sudah kubilang aku tidak tersenyum!" suara Jack mulai meninggi, dirinya meneguk sampanye mengalihkan rasa gugup.

      Elan tersenyum sambil menunduk. "Hehe, menggelikan sekali tingkah Tuan. Lihat saja apa yang akan aku lakukan padamu tuan." batin Elan.

      "Tapi Tuan, mulai dari anda dimobil sampai masuk kedalam perusahaan anda memang selalu tersenyum." lagi-lagi Elan menggoda tuanya.

      Jack masih tidak percaya lantas dia tertawa sinis mana mungkin dirinya tersenyum sendiri. Sangat mustahil. "Benarkah?"

      Elan menatap Jack geli. "Iya Tuan, bahkan tadi para pegawai banyak yang melongo melihat anda Tuan." adu Elan pada Jack yang masih saja tidak percaya.

     "Sial, ini semua karena kucing kecil itu."

      "Kalau anda tidak percaya, anda boleh memeriksa rekaman CCTV Tuan, hehe." Elan tidak kuat lagi menahan tawanya melihat raut wajah kesal Jack.

       Jack menatap tajam Elan, beraninya Elan menertawakan dirinya. "Kenapa kau tertawa dasar bajingan, pergi dari sini!" teriak Jack pada Elan.

       Teriakan Jack tidak membuat Elan menghentikan tawanya, malahan tawa Elan bertambah menjadi jadi. "Haha. Anda sangat lucu Tuan."

       Setelah mengatakan itu Elan langsung lari terbirit-birit keluar dari ruangan, biarkan saja apa kata nanti hukuman untuk dirinya, intinya saat ini Elan tidak bisa lagi menahan tawanya.

       Jack melotot dengan menggeram, emosinya saat ini sudah dipuncak. "Awas saja kau Elan Sando Martino." nafas Jack menggebu, dengan emosi dia melempar gelas kelantai dengan keras hingga pecah, berkas yang tadinya tersusun rapi saat ini menjadi berceceran dimana mana.

      Jack mengusap wajahnya kasar. "Argh. Sial! Bagaimana bisa aku seperti ini." teriak Jack bergema di seluruh ruangan. Jack menganggap sudah jatuh harga dirinya.

      "Jangan memikirkan wanita itu lagi Jack, jangan sampai kau seperti ayahmu yang lemah itu." monolog Jack, ingatanya kembali ke masa kecilnya, mendadak tubuhnya menjadi lemas tidak bertenaga. Jack terduduk di lantai dengan tubuh lemas. Dia gusar bagaimana jika tembok kuat yang ia buat selama ini runtuh karena Cyra yang notabenya adalah istrinya.

        "Aku tidak boleh seperti ini, aku tidak mau seperti ayah, aku tidak mau mati karena wanita, aku tidak mau gila karena wanita, aku tidak mau menjadi orang yang lemah." racau Jack dengan menjambak keras rambut kepalanya.

-J&C-
Tandai Typo!

MAFIA INSYAF [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang