TIMEZONE

0 0 0
                                    

Sang surya mulai meninggi dari kaki langit teriknya pun kian menyengat kulit. Rasa lelah dan haus mendominasi setiap orang yang ada. Haus karena cuaca panas dan lelah karena berpikir terlalu keras untuk mengisi jawaban soal ujian hari ini. Tak sedikit orang yang merasa stress dan tertekan dengan hasil akhirnya karena hari ini adalah hari akhir dari ujian tersebut.

"Akhirnya neraka ujian ini pun berakhir..." Ucap Ilham sambil menghela napas.

"Iya... Otak ku yang kecil ini sudah mengebul kaya kebakaran gara-gara mikir terus... " Timpal Bulan.

"Kok gw biasa aja ya?" Ucap Rara yang mendapat balasan tatapan malas Bulan dan Ilham.

"Nih. Minum dulu!" Angkasa memberikan minuman jeruk kemasan.

"Pas banget otak gw lagi ngebul. Thanks Bro."

"Thanks."

"Wah Thanks banget Angkasa.... The best dah lo... " Tanpa banyak pikir Bulan langsung membuka tutup botol dan meminumnya sampai setengah botol.

"Eh guys... Gimana abis ini kita ke Timezone?" Usul Ilham.

"Ngapain?"

"Ya mainlah Ra. Masa mau les..."

"Bener banget tuh setuju gw!" Seru Bulan dengan semangat.

"Lo gimana Bro? Ikut nggak?"

"Hmm"

"Sip deh... Kita semua pergi ke..."

"Emang gw bilang ikut?" Tanya Rara.

"Lah lo juga kan?"

"Hmmmm...." Rara terlihat sedang berpikir.

"Udah nggak usah banyak mikir. Lo harus ikut juga pokoknya!" Putus Ilham tak mau dibantah.

"2in."

"3in." Ucap Angkasa yang membuat semua terkejut.  Dan tawa pun langsung pecah seketika.

"Nggak usah ketawa nggak lucu."

"Kocak juga lo bro diem-diem... Hahaha"

"Ya udah gw ikut."

"Yeay... Let's to havefun..."

Mereka berlarian menghampiri area yang terdapat permainan mulai dari game balap mobil sampai karaoke. Ilham dan Angkasa asik bermain balapan mobil mereka berdua terus mencoba menjadi yang terdepan. Sedangkan Bulan dan Rara mereka asik menikmati permainan dance padahal mereka berdua terus saja salah gerakan, tapi mereka terus bermain sambil menertawakan kesalahan mereka sendiri dalam bermain.

"Eh guys gimana penutup permainan kali ini adalah basket?"

"Nggak bisa gw Ham. " Ucap Rara.

"Sama gw juga nggak jago main itu."

"Gimana klo kita bagi tim. Kita kan berempat nih kita buat dia tim. Kita hompimpa aja gmn?"

"Oke."

Tim pun sudah dipilih juga anggota nya. Tim pertama adalah Rara dan Angkasa. Tim kedua adalah Bulan dan Ilham. Mereka bersiap ditempat masing-masing setelah menekan tombol mulai. Dengan sigap tangan Angkasa dan Ilham mengambil dan melempar bola ke ring dibantu oleh rekan tim nya.

"Kapan kelar nya ini pegel...." Seru Bulan yang terus melempar bola tapi tak ada yang masuk satu pun.

"Terus lempar Bulan..."

Dan permainan pun berakhir dengan Ilham dan Bulan sebagai pemenangnya. Mereka berdua bertos-ria merayakan kemenangan nya karena skornya lebih unggul dari Angkasa dan Rara.

"Nah Bro karena lo yang kalah gmn lo traktir kita air minum. Terserah lah air mineral atau jus."

"Ok entar kita beli di minimarket depan." Ucap Angkasa."

"Gw juga gitu?" Tanya Rara sambil menunjuk dirinya.

"Iya. Tapi Rara traktir gw aja, Angkasa biar traktir Ilham."

"Ok lah."

Mereka berjalan bersama menuju minimal market yang berada di sebrang jalan. Setelah itu mereka menuju parkiran kendaraan roda dua mereka untuk pulang karena langit sudah mulai gelap.

"Gw sama Rara duluan ya! Bye guys..."

"Dah.... " Kendaraan Ilham sudah menjauh dari parkiran.

"Lo nggak apa-apa nih?" Tanya Bulan merasa tak enak. Karena rumahnya lebih jauh dan melewati rumah Angkasa.

"Emang kenapa? Udah ayo naik keburu malam nanti!" Bulan pun segera naik ke motor Ninja Angkasa yang ternyata cukup sulit untuk menaikinya. Setelah Angkasa memastikan Bulan duduk dibelakang Ia langsung menancap gasnya.

---------------------------
Di kamar yang terkesan maskulin dan minimalis terlihat seorang Remaja yang masih sibuk membaca komik nya di bawah lampu belajar yang menyala terang di dalam kamar gelap. Memang matanya masih melihat setiap gambar didalam komik tapi tidak dengan pikirannya yang entah kemana. Sambil menghela napas dia menutup buku komiknya dan bersandar pada punggung kursi.

"Kapan kelar nya ini pegel...."

"Terus lempar Bulan..." Ilham tersenyum memberikan semangat dan Bulan pun membalasnya dan kembali bersemangat. Tanpa dia sadari sepasang mata terlihat sibuk memperhatikan keduanya. Sesekali melepaskan pandangannya beralih ke arah bola yang Ia lempar. Sudah beberapa kali lemparan nya meleset karena tak fokus. Ada rasa sayang karena tidak bisa satu tim dengan nya, namun juga merasa jengkel melihat mereka tersenyum berdua. Entah kenapa dengan dirinya. Tanpa dia sadari bola yang Ia lemparlah menjadi pelampiasannya. Terus-menerus dilempar namun tak kunjung masuk ke ring.

"Yeay! Kita menang!" Seru mereka berdua sambil bertos-ria. Membuat hati seseorang memanas tanpa sebab yang Ia sadari. Melihat nya tersenyum membuat Ia senang tapi disaat dia tersenyum dengan orang lain membuatnya entah kenapa jengkel.

"Bu..." Ucap Angkasa yang belum selesai langsung terpotong oleh ucapan Rara yang menanyakan minuman.

"Ehm... Mau lemon tea aja. Rara juga beli kan?" Angkasa ingin sekali bertanya apakah ada yang Ia beli lagi dan apa dia suka sesuatu yang akan Angkasa belikan? Tapi keinginan itu Ia urungkan. Dan saat Ia mengantarkannya pulang tak sekalipun mereka membuka pembicaraan. Angkasa ingin memulai pembicaraan namun Ia urungkan lagi takut dia tak mau diajak bicara. Sebenarnya mungkin saja dia akan menanggapi yang Ia katakan. Tapi nyalinya langsung ciut saat menghadapinya.

"Seperti gw bener-bener udah gila! Hah.... " Gumamnya sambil mematikan lampu belajarnya.

____________________

Jangan lupa untuk ⭐ nya
Thanks 😉

Love Story Bulan AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang