Tahun terakhir di SMA
"Sadar gak kalau 4 bulan lagi, kita udah lulus woy," ujar Sasa dan disambut dengan tatapan semangat dari teman-temannya.
"Kuliah dimana nih kalian?" tanya Lexa.
"Gua maunya di Surabaya, tapi biasa lah, nyokap mau tetep di Jakarta," jawab Verena, cemberut.
Lexa tersenyum sambil menepuk pundak Verena atau yang sering dipanggil Ve.
"Nasib anak tunggal," kata Lexa, setengah mengejek.
"Sa, gimana hubungan lo sama si Austin itu? Bentar lagi udah setahun aja," tanya Milen ke Sasa yang sudah dinobatkan sebagai pasangan teromantis di sekolah bersama pacarnya, Austin.
"Ya gitu deh. Kadang tengkar, kadang sayang-sayang an,"
"Tapi langgengnya kebangetan," sambung Lexa yang membuat teman lainnya ikut menggodai Sasa.
"Lo beruntung sih, Sa. Sekalinya pacaran sama cowok paling ganteng se sekolah,"
"Eit, yang paling ganteng itu Kyle, no kecot. Setengah bule gitu," Milen memprotes pernyataan Ve yang menyebutkan kalau Austin adalah yang paling ganteng.
"Devano lah paling ganteng," Sasa ikut nimbrung perdebatan kedua temannya itu.
"Inget, lo udah taken. Bisa-bisanya bilang cowok lain lebih ganteng," kata Milen, mengingatkan.
"Gua cuma taken bukan berarti buta sekeliling ya," protes Sasa kemudian melihat kearah Lexa yang duduk di depannya.
"Menurut lo siapa paling ganteng? Daritadi lo nyimak mulu gak buka suara,"
Lexa melihat kearah Sasa.
"Devano emang ganteng banget gila sih. Tapi tetep Jordi yang paling ganteng menurut gua," Lexa tersenyum dan menopang dagunya. Karena perkataannya barusan, lengannya dipukuli oleh ketiga sahabatnya itu.
"Move on, babi. Jordi udah selingkuh dari lo masih aja lo dewa-dewa in," Sasa tampak gemas dengan tingkah sahabatnya itu sampai-sampai ia hendak menjambak rambut Lexa.
"Eh kalem, Sa. Prince charming lo dateng tuh," Ve mengode teman-temannya, meminta mereka menghadap ke belakang dan melihat sekelompok cowok ganteng berjalan melewati kantin.
Austin, Devano, Kyle, Aiden, berjalan melewati orang-orang dan menghampiri meja para cewek yang membicarakan tentang mereka tadinya.
"Hey, babe," Austin merangkul Sasa dari belakang dan mendapat tatapan jijik dari ketiga teman Sasa.
"Iri lo, jomblo," Sasa tertawa mengejek teman-temannya.
"Daripada jomblo mending sama abang yuk, dek," goda Kyle.
"Ogah, bang. Muka lo lebih mulus dari muka gua," jawaban Ve membuat mereka semua tertawa.
"Padahal kita sama-sama berempat. Genap kan. Satu orang dapet satu," kata Sasa.
Milen mengangguk.
"Kecuali si Lexa. Gagal move on mulu dari si monyet tukang selingkuh,"
"Belum move on, Lex? Mending lo ama gua dah, lebih ganteng, lebih setia," Aiden tersenyum sambil menaikkan satu alisnya.
"Lebih gede juga bacot lo. Gua tuh sukanya sama yang cool gitu," Lexa mengambil es teh dan menyeruputnya.
"Es teh gua itu woy," Ve melihat kearah Lexa dengan tidak terima.
"Kalau yang cool mah sama Devano aja. Ye gak?" Austin menyikut lengan Devano yang daritadi hanya berdiri dan mendengarkan percakapan antara perkumpulan cewek dan cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
School Night
Mystery / ThrillerDelapan orang terjebak di dalam gedung sekolah setelah mendapatkan pesan misterius. Bukan hanya itu masalah yang mereka hadapi. Selain mencari cara untuk keluar, mereka juga harus mencari pembunuh berantai yang berkeliaran di sekitarnya. *** Alexand...