Pukul 7 malam, tangis Nabilah belum juga berhenti membuat Veranda bingung. Berbagai cara telah dia lakukan, tapi tangis Nabilah tak mereda juga.
"Kamu laper ya sayang?, Cepcepcep" ucap Veranda sembari menimang-nimang Nabilah.
Dalam hatiny, Dia merutuki Shania yang tak kunjung pulang, padahal persediaan susu di kulkas telah habis.
"Yaampun Shania kalau udah main pasti lupa kalau udah punya anak"
"Apa papih jemput ajah mih Shania nya?, Dia sekarang ada dimana?" Tanya Keynal.
"Mamih juga nggak tau pih, dia tadi sore cuman izin mau ke kafe ngumpul sama temannya, dan janji nggak bakal pulang malam. Tapi buktinya, sekarang dia malah belum pulang juga, besok-besok mamih ke yayasan ajah ya pih sekalian bawa dedek. Biar besok Shania setelah pulang kulaih nggak kemana-mana"
"Maksud mamih. mamih mau jadi rektor lagi?"
"Iya" jawab Veranda sambil menimang-nimang nabilah dan mengelus punggung Nabilah yang masih menangis.
"Kasihan banget sih cucu Oma, cepcepcep sabar ya sayang, sebentar lagi juga pasti bunda kamu pulang"
Tinn..tin...tinn...
Terdengar suara kelakson mobil. dengan cepat Veranda berjalan Keluar rumah, diikuti oleh Shani Keynal dan Gracia.
"Hmmm bagus,, jam berapa sekarang kak?" Ucap veranda lembut. Namun terdengar sangat mengerikan di telinga Shania yang baru keluar dari mobil.
"Hehe maaf mih, tadi macet"
"Sejak kapan Jakarta ngga macet ci?, Hemmmm?" Balas Veranda.
Shania mendudukkan kepalanya dan berjalan mendekat.
"Maafin Shania mih pih" ucapnya lalu mencium tangan ve dan Keynal.
"Ngapain minta maaf sama mamih papih?, Seharusnya kamu minta maaf sama anak kamu. Dia dari tadi nunggu kamu pulang kuliah untuk mendapatkan asi kamu, tapi kamu Malah ngelupain dia" omel veranda. Dan Shania langsung melirik anaknya yang terlihat sedang menangis di gendongan ve.
"Udah ve jangan di marahin terus Shania nya, kasihan dia pasti cape baru pulang... Ci, sekarang kamu ke kamar ya bersih-bersih sekalian susuin si dedek nya, kasihan dia dari tadi nangis terus, kayanya udah haus banget" ucap Keynal menengahi.
Shania melirik ve yang kelihatannya masih sangat kesal kepada nya, lalu dia mengambil alih Nabilah kegendongannya.
"Maafin bunda ya dek" ucap Shania lembut sambil mengelus kepala Nabilah dan perlahan tangis Nabilah mereda, membuat Keynal dan ve tersenyum.
"Eh---- dia udah jinak sama aku ya mih pih"
'pletak'
Veranda menyentil kening Shania.
"Kamu kira anak kamu itu hewan di bilang jinak... sekarang Dia itu udah ngerti mana ibunya, jadi kalau di gendong kamu pasti dia anteng" ucap veranda, dan Shania hanya mengerucutkan bibirnya sambil mengusap keningnya yang pasti kini sudah memerah.
##############
Setelah makan malam, Shania langsung pergi ke kamarnya karena merasa sangat lelah. Kini dirinya tengah tiduran terlentang dengan Nabilah di sampingnya yang tengah terduduk sambil menatap polos dirinya.
"Kenapa?" Tanya Shania.
Nabilah memiringkan kepalanya, lalu Tiba-tiba naik keatas tubuh Shania. Dia tengkurap di atas perut rata Shania dan menenggelamkan wajahnya di dada shania.
KAMU SEDANG MEMBACA
i'm not straight
FanfictionShania, gadis berumur 18 tahun, harus menerima kenyataan kalau dia sudah mempunyai seorang anak, karena kejadian pemerkosaan 2 tahun lalu. sakti, pacarnya meninggal karena di pukuli oleh Keynal(papah Shania) karena telah memperkosa Shania. dan akiba...