pasrah

1.5K 144 15
                                    

Shania turun dari tangga. Dia berdecak kesal melihat Nabilah tengah bercanda dengan kedua adiknya, sedangkan ketika melihat dirinya, bocah kecil itu langsung menangis histeris.

"Apa tadi pagi gue keterlaluan banget ya?, Kok sampai sekarang dia nggak mau di gendong sama gue sih" gumam Shania yang berdiri di anak tangga menatap anaknya yang sedang bercanda dengan Shani dan Gracia di ruang keluarga.

"Ayo sini peluk lagi " Shani merentangkan kedua tangannya pada Nabilah yang tengah berlari kearah nya.

Nabilah tertawa kegirangan, kaki mungilnya terus berlari mendekati Shani dan langsung berhamburan kepelukkan Shani.

"Hahaha pinter banget" ucap Shani yang langsung menghujani wajah Nabilah dengan kecupan-kecupan gemas.

Selama 1 jam bermain, membuat Shani dan Gracia lelah. Mereka yang kini meresa lelah membaringkan tubuhnya di karpet dan membiarkan Nabilah memainkan boneka nya.

"Cape juga ternyata ya ci ngajak Nabilah main" ucap Gracia yang mendapat anggukan dari Shani.

Nabilah yang juga merasa lelah dan haus merangkak menuju Gracia dan Shani. Dia naik keatas tubuh Shani dan tengkurap diatas perut Shani. Mulut mungilnya bergerak-gerak mencari sesuatu. Shani yang merasa geli tertawa kecil.

"Ci kayanya dia mau susu deh" ucap Gracia.

"Iya kayanya gre, panggilin kak nju gih" ucap Shani.

"Oke ci" Gracia bangkit dan akan melangkah menuju kamar Shania. Namun mengurungkan niatnya karena melihat keberadaan Shania yang ada di anak tangga terakhir.

"Cici dedeknya mau susu" teriak Gracia, membuat lamunan Shania Buyar.

"Eh iya, kenapa gre?"

"Nabilah mau susu ci" jawab Gracia.

Shania mengeryit. Dia memegang dada nya yang tiba-tiba terasa nyeri, ini hal biasa yang selalu dia rasakan jika Nabilah menginginkan asi nya. Ikatan batin ibu dan anak sangatlah kuat. Dia berharap kali ini Nabilah tidak takut lagi padanya, Shania benar-benar menyesal telah membuat anaknya menangis.

"Dedek mau cucu?" Tanya Shania yang menirukan suara anak kecil. Tangannya dia ulurkan untuk meraih tubuh mungil anaknya.

Nabilah mendongak dan menepis tangan Shania.

"Dedek masih ngambek ya sama bunda?" Tanya Shania dengan ekspresi wajah lesu.

Nabilah tak memperdulikan ucapan Shania. Bocah itu malah menenggelamkan kepalanya di leher Shani.

"Udah atuh dek ngambeknya. Bobo nenen yuk?" Ucap Shani membujuk buah hatinya.

"Nda au" jawab Nabilah tanpa menjauhkan wajahnya dari leher Shani.

"Halooooo"

Suara seseorang mengalihkan perhatian mereka.

"Kak Stella?!" Ucap Shania, Gracia dan Shani di sertai senyuman kecil.

"Haii gimana kabar kalian?" Tanya Stella.

"Aaaa dedek Sonia. Ci aku mau gendong dong" seperti biasa, jika bertemu dengan Sonia anak Stella yang berumur 4 tahun. Shania pasti langsung kegirangan.

Setelah Sonia ada di gendongan nya, Shania langsung mencium pipi bapau bocah itu.

Shani yang tadi tiduran segera bangkit dan mendekat sambil menggendong tubuh mungil Nabilah yang terlihat berkaca-kaca. Bibirnya melengkung kebawah dan bergetar, matanya memerah seperti menahan tangis. Sepertinya dia cemburu ketika melihat bunda nya sedang menggendong anak kecil lain.

i'm not straightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang