melody pura-pura sakit

1.4K 143 22
                                    

Shania terus berlari menuju aula sambil sesekali menoleh ke kanan kiri memastikan tidak ada senior yang melihatnya telat datang.

Namun sayangnya langkahnya terhenti ketika melihat dua orang mahasiswa memakai jas almamater biru tua berjaga di depan pintu aula, yang sudah di pastikan jika mereka adalah panitia ospek sekaligus anggota BEM.

Shania menelan ludahnya dan perlahan berjalan mundur., Namun, saat dia akan berbalik untuk kabur sayangnya terlambat karena Seorang dari salah satu seniornya telah melihatnya dan berteriak.

"Hei mau kemana kamu!" Ucap seorang wanita berambut pirang sambil melipat kedua tangannya di dada. Dia berjalan mendekati Shania yang membuat Shani menelan ludahnya dengan susah payah.

"Mampus, pasti bakal kena hukuman ini mah" batin Shania

"Lo!, lari 20 keliling lapangan utama" perintah senior itu.

Shania membulatkan matanya. 20 keliling?, 5 keliling ajah dia udah tepar apalagi 20 keliling.

"Gak salah kak?, 20 keliling terlalu berlebihan. Lagian gue cuman telat 10 menit" protes Shania.

"Kalau Lo protes hukuman bakal gue tambah jadi 30 keliling"

Shania mendesah kesal. Tanpa sepatah katapun dia langsung pergi meninggalkan seniornya untuk menjalankan hukuman yang Kaka seniornya minta.

Shania mulai berlari di bawah teriknya matahari, baru dua kali putaran saja sudah membuat dirinya kelelahan dan ngos-ngosan.

"Yang cepet lari nya!" Bentak senior itu.

Shania berdecak kesal, lalu menambah kecepatan larinya. Dia terus berlari dan sialnya baru 7 kali putaran sudah membuat dia kelelahan.

Shania menambah kecepatan larinya agar cepat menuntaskan hukumannya dan bisa beristirahat., Karena terlalu fokus membuat dia tak menyadari jika dari arah berlawanan ada seorang anak kecil yang berlari kearah nya.

"Undaaa"

"Undaa"

"Shania awas"

'brugh'

Tubuh anak kecil itu melayang dan mendarat kasar ke tanah karena Shania tak sengaja menabraknya.

"Uekkkkkk"

"Astaghfirullah" Shania terkejut dan baru tersadar jika kaki nya menabrak tubuh kecil di depannya.

Shania membulatkan matanya ketika menyadari jika yang di tabrak nya adalah anaknya sendiri.

"Dedek" pekik Shania yang langsung berlari kearah Nabilah lalu segara membawanya kegendongannya.

Sedangkan kakak kelas Shania langsung kabur ketika menyadari di situ ada Veranda.

"Maafin bunda sayang, bunda nggak tau kalau ada dedek" ucap Shania khawatir sambil mengusap lembut kepala Nabilah dan menghujaninya dengan kecupan.

"Anak kamu ga papa Shan?" Tanya Veranda yang panik.

"Benjol mih kepalanya" jawab Shania.

"Yaampun kasihan banget sih cucu Oma... Kamu susuin dulu gih Shan, biar tangisannya berhenti" ucap Veranda sambil mengelus rambut Nabilah.

" Tapi aku lagi di hukum mih"

"Urusan hukuman itu urusan mamih, kamu ke kantor mamih dulu ajah. Nanti biar Mamih ngomong sama kakka kelas kamu"

Shania mengangguk patuh. Dia berjalan menuju ruang Veranda sambil menggendong Nabilah.

untung suasana kampus sangat sepi karena seluruh peserta ospek sedang berada di aula, membuat dia leluasa tuk berjalan tanpa rasa malu.

i'm not straightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang