Sore ini Shania sedang membantu Veranda memasak makanan untuk acara makan malam nanti.
Veranda melirik Shania yang sedang memotong sayuran dan Tersenyum. Usaha nya memaksa Shania agar ikut ambil andil membuat masak malam berhasil, walaupun tadi harus ada negosiasi dengan Shania.
"Nabilah nya udah di titipin ke Shani?" Tanya Veranda.
"Belum, biarin ajah deh. Sekarang lagi tidur ini anak nya" jawab Shania santai. Veranda yang sedang memotong wortel sontak menoleh.
" Tidurnya di ranjang bayi?"
"Nggak, di kasur biasa aku tidur"
Pletak
Srettt
"Awww.... Mamih sakittt" jerit Shania ketika keningnya di jitak di tambah telinga nya di jewer oleh Veranda.
"Otak kamu di mana sih Shan?, Gimana kalau anak kamu jatuh?!. Kamu nggak mikir ya?, Kenapa nggak di pindahin ke kasur bayi nya?, Percuma dong mamih beliin ranjang bayi kalau kamu masih suka nidurin anak kamu nya di kasur kamu!"
"Maaf mih tadi nggak sempet., Aku tadi lagi nyusuin Nabilah tapi gre datang dan katanya mamih manggil aku" ucap Shania menyesal.
Veranda menghela nafasnya, dia melepaskan tangannya dari telinga Shania.
"Yaudah, sekarang kamu ke kamar ajah. Pindahin dulu dedeknya, sebelum dia bangun dan jatuh. Terus siap-siap, pake dress yang udah mamih pilihin " ucap Veranda.
Shania mengangguk patuh, lalu segera pamit dan akan melangkah Pergi ke kamarnya. Namun baru saja satu langkah, di belakangnya tiba-tiba Stella datang bersama dengan Shani yang menggendong Nabilah.
" Shan kamu lupa naruh Nabilah di ranjang bayi ya?, Untung tadi ketauan sama Shani. Kalau nggak anak kamu udah jatuh dari ranjang" ucap Stella.
Mendengar itu sontak membuat Veranda menatap tajam Shania. Sang pelaku hanya menampilkan cengiran tanpa dosa nya dan sedikit meringis melihat tatapan mematikan mamih nya.
------------
Jam menunjukkan pukul 7 malam, tamu yang di tunggu-tunggu pun akhirnya datang dan langsung di persilahkan untuk duduk di meja makan.
" Shania mana ve?" Tanya melody.
Beby mengkerutkan keningnya, Shania?. Sepertinya nama itu sangat familiar di telinga nya. Dan sepertinya juga bayi yang ada di pangkuan Veranda pernah dia temui, namun dia lupa di mana itu.
"Shania masih di kamar.. sebentar ya, aku panggilin dulu" ucap ve beranjak dari duduknya, lalu pergi menuju kamar Shania.
Ceklek
"Shania, udah selesai belum sayang?"
Shania yang tengah mengaca menoleh.
"Dandanan aku udah sempurna belum mih?" Tanya Shania.Veranda melangkah masuk kedalam kamar Shania dan Tersenyum. Dia berhenti di hadapan anaknya, meraih pipi Shania dan mengelusnya dengan lembut.
" Anak mamih cantik banget malam ini" ucap Veranda.
"Ah mamih bisa ajah" ujar Shania bersemu malu. Dia melirik anaknya dan semakin tersenyum lebar ketika melihat penampilan Nabilah. Bocah kecil itu tambah menggemaskan dengan penampilan nya sekarang. Memakai gaun pesta berwarna cream, sepatu putih, dan di lengkapi dengan bando bulat yang ada di kepalanya" Mamih lebih cantik, apalagi anak aku yang satu ini. Cantik banget" ucap Shania mencubit gemas pipi bulat anaknya.
Nabilah hanya diam sambil menghisap jempolnya. Matanya menatap Shania dengan ekspresi bingung. Sepertinya dia tampak kebingungan dengan penampilan Shania malam ini atau karena pangling?.
KAMU SEDANG MEMBACA
i'm not straight
FanfictionShania, gadis berumur 18 tahun, harus menerima kenyataan kalau dia sudah mempunyai seorang anak, karena kejadian pemerkosaan 2 tahun lalu. sakti, pacarnya meninggal karena di pukuli oleh Keynal(papah Shania) karena telah memperkosa Shania. dan akiba...