fitting baju

1.3K 165 34
                                    

Selama di perjalanan kedua nya di selimuti keheningan.

Ting!

Ting!

Beby menoleh sebentar kearah Shania yang sedang menatap ponsel nya yang tadi berbunyi.

"Dia lagi chattan sama siapa ya?, Eh ngapain aku jadi penasaran gini sih. tapi gue wajib penasaran karena gue calon suaminya, kalau dia chattan sama cewe lain aku harus marah karena gue calon suaminya. iya gueharus marah!" Batin Beby penasaran. Diam-diam Beby mencuri-curi pandang kearah Shania yang tengah membalas pesan.

Ting!
Ting!
Ting!

Shania yang mendapat pesan dari Veranda yang menyuruh dia harus pulang ke rumah dulu untuk ajak Nabilah ke butik menjadi gelisah dan bingung bagaimana mengatakannya kepada beby.

Ting!

Dia kembali menatap ponselnya

Mamih bawel:
Kak, Jemput Nabilah di rumah. Jangan banyak alasan!

Ting!

Mamih bawel:
Cepet ga pake lama!

Shania menatap Beby yang tengah fokus menyetir.

"Hmm, ka-k be--by" panggil Shania gugup.

Beby menoleh sebentar sambil mengangkat dagunya.

"Hmm anu kak.. kit-a puter balik ya?, Mamih nyuruh gue pulang kerumah dulu" Shania gugup setengah mati. Beby hanya berdehem dan langsung memutar stir mobilnya untuk putar arah.

"Kenapa dia gugup?" Batin Beby.

********

Shania masuk kedalam butik sambil menggendong Nabilah, diikuti Beby di belakangnya.

Hal pertama yang Beby lihat saat memasuki butik itu adalah keramaian. Banyak pelanggan yang tengah
Memilih milih baju dari tempat ketempat, bahkan eskalator padat dengan pelanggan yang ingin menuju lantai 2 dan 3.

Beby menatap sekitarnya dan Seketika Beby merasa kagum dengan Gedung berlantai tiga itu. Mulai Dari Interior modern yang menjadi daya tarik tersendiri sampai baju-baju yang terpajang dengan rapih. Baju anak-anak, orang dewasa, outfit untuk jalan-jalan, dress party bahkan gaun pengantin semuanya lengkap dibutik ini, dengan di pajang berbeda tempat. Pantas saja butik ini selalu ramai pengunjung.

"Kak Acha, dimana mamih?" Tanya Shania kepada salah satu orang kepercayaan Veranda.

"Ada di ruangannya shan" jawab Acha lalu melirik Beby dan tersenyum ramah.

"Yaudah gue keruangan mamih dulu ya.. bye Acha" Shania kembali melangkah sambil melambaikan tangannya pada Acha. Asisten Veranda, sekaligus temannya.

Acha tersenyum dan sedikit membungkuk.

....

Tok tok tok

Suara ketukan pintu mengalihkan atensi Veranda yang tadi fokus dengan iPad nya.

"Masuk"

Ceklek

Pintu terbuka, menampilkan sosok Shania yang tengah cemberut. Veranda terkekeh melihat nya, ia paham pasti Shania kesal karena tadi dia menyuruhnya untuk menjemput Nabilah dulu di rumah.

"Hai sayang akhirnya kalian datang juga" ucap Veranda. Shania menatap sinis Veranda.

"Kenapa mamih nggak bawa sekalian Nabilah ke sini sih, kenapa malah suruh aku yang jemput!"

"Udah jangan marah-marah terus, sini duduk" Ucap Veranda sambil menepuk-nepuk sofa di sampingnya. Kemudian Shania pun langsung duduk di sofa samping Veranda sedangkan Beby memilih duduk di sofa satunya lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

i'm not straightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang