5. Keniscayaan

101 95 7
                                    

[Happy Reading]

°°°

Lalu lintas padat seperti biasa. Aku menunggu jadwal kedatangan bus berikutnya, tapi, kali ini bukan menuju sekolahku.

Hari ini aku memutuskan untuk bolos sekolah. Mengabaikan kewajibanku sebagai pelajar untuk mencari tahu kebenaran yang tersembunyi.

Bus datang. Kulangkahkan kaki memasuki pintu kecil itu. Menghempaskan punggung di salah satu kursi kosong. Sebenarnya, bus ini memang kosong, hanya ada aku dan supir di depanku. Kenapa berbanding terbalik dengan banyaknya pejalan kaki di trotoar? Entahlah ....

Kusandarkan kepala ke jendela bus. Merenungi perjalana hidupku selama ini. Aneh ....
Kenapa baru sekarang terpikirkan olehku siapa Ayahku? Kemana dia? Kenapa baru sekarang pikiran-pikiran itu bermunculan di banyaknya momen anehku selama ini. Kemana saja aku kemarin-kemarin lalu?

Pertemuan dengan Joseph seperti sebuah kunci untuk membuka pikiran-pikiranku yang terkurung tak kasat mata. Jadi hal-hal mistis itu benar adanya?

Apakah ini keberuntungan atau kutukan?

Helaan napas putus asa kuhembuskan dalam. Kalut oleh pikiranku sendiri membuatku membenci semua ini. Sial, hal bodoh  itu dekat sekali denganku.

Bus berhenti di pemberhentian halte berikutnya. Tujuanku kini. Aku berlarian kecil menuruni bus, tidak sabaran dengan hal apa lagi yang akan mengejutkanku selanjutnya.

Rumah besar dengan pagar cat hitam tinggi menutupi bangunan rumah. Inilah dia tempat yang tiga hari lalu menciptakan pertanyaan yang tidak kuketahui jawabannya.
Tempat semuanya akan bermuara di akhir kisah ini.

Berdoalah semoga aku siap dengan kejutan selanjutnya.

                                  °°°

Innocence Cycle [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang