B a g i a n
L i m a
Dengan banjir peluh di kening, Ditya yang wajahnya sudah pias masih berusaha bertahan di lapangan, bahkan sampai injury time-nya. Dan Joni si kapten tim sudah gemas sekali ingin mengeluarkan si pemain perusak keseimbangan tim itu. Mau mengomeli Galang gara-gara bawa pemain tidak kompeten begitu juga enggak enak sama Ditya, setidaknya dia harus mengomeli Galang di belakang Ditya.
Tatapan mengamuk dari si Kapten dan anak-anak setim juga Galang sadari. Ia tahu hari ini ia bakal mampus di hadapan Joni karena sudah bawa Ditya yang menyebabkan kekalahan lima kosong sore ini. Di sisi lain, Galang juga menyadari tatapan Ditya yang jauh lebih bernafsu menghabisi Galang setelah pertandingan.
Karena, sampai di menit terakhir pun, Inne yang Galang janjikan itu, tidak muncul tuh.
Di sisi lapangan, atau di selasar lantai atas, Galang tidak menemukan Inne di mana-mana. Dan demi penguasa bumi dan langit, Galang semakin tidak paham dengan jalan pikiran perempuan yang satu ini.
"Oh, apa si Inne sekarang lagi balas dendam ya karena udah dilibatkan dalam urusan balas dendam ke Ditya?"
Mau mengamuk menyalah-nyalahkan Inne juga Galang enggak bisa. Hari ini Galang betulan bakal habis di tangan Joni. Oh, atau lebih dulu habis di tangan Ditya? Duh, enggak ada yang mending.
Peluit tanda selesai pertandingan tiba-tiba berbunyi nyaring, dan Galang yang jantungnya hampir dibuat melorot ke lutut—tersadar dari bayangan mimpi buruk yang akan ia hadapi. Di tengah kepanikkan yang luar biasa, sekuat tenaga Galang putar otak supaya bisa selamat dari situasi antara hidup dan mati begini.
Dan Galang bukanlah Galang kalau enggak bisa menemukan jalan keluar. Setengah berlari Galang menghampiri gerombolan teman setimnya yang loyo karena kalah talak dari kelas sebelah. Dengan sekuat tenaga dia pasang senyum lebar, meskipun dihujani tatapan kebencian begitu,
"Guys! Ada yang mau Teh Sisri gula batu enggak? Aku traktir!"
Agak meleset dari dugannya, bukannya disambut hangat, tawaran Galang malah disambut helaan napas kasar. "Yang bener aja Lang. Atuh, masa' Teh Sisri seduh dua ribuan? Es kelapa lah minimal."
Oh, di luar dugaan Galang. Galang tadinya sudah siap menguras habis akun Dana mamanya demi order Chatime. Ternyata bisa diselesaikan baik-baik dengan es kelapa tiga ribuannya Mang Ajoy di depan gerbang.
"Siap juragan!"
Galang buru-buru lari ke gerbang. Pertama, untuk menghindari Ditya dan Joni yang sedang melangkah mendekatinya. Kedua, sebelum anak-anak ini berubah pikiran dan terpikirkan untuk minta dipesankan Chatime.
KAMU SEDANG MEMBACA
contact name ✓
Teen Fiction❝ Galang punya 1001 cara untuk membalaskan dendamnya pada Ditya. Dan untuk dendamnya yang satu ini, Galang pilih ide untuk menukar nama kontak dirinya dan nama Inne di ponsel Ditya. ❞ // Dojeong / au / semibaku / short story // ©Da mé, 2021. Start...