6/5

270 90 54
                                    

B a g i a n

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

B a g i a n

E n a m




Berhubung lusa sudah hari H, Galang memberanikan diri dengan mempertaruhkan jiwa raganya untuk mengajak Ditya latihan nanti malam. Tak lupa diiringi doa pula, semoga sisa-sisa amarah Ditya selepas tanding bola kemarin sudah hilang. Kemudian ditambah embel-embel, "Ayo kita latihan! Enggak mau 'kan malu-maluin di depan Inne nanti?" Ditya dibuat agak bersemangat mengiyakan ajakan Galang.

Seperti biasa, pukul tujuh lewat tiga puluh, Galang muncul dari balik pintu kamar berposter kura-kura ninja itu dengan wajah cerah tanpa dosa.

"Dit Dit. Pas perform mau pakai baju apa? Samaan yuk."

"Enggak mau. Nanti dikira homo."

"Sialan. Enggak gitu konsepnya! Ini tuh, biar kompak aja. Biar bagus fotonya nanti, lumayan kan buat foto profil WhatsApp,"

Ditya bergeming, namun dalam hati menyetujui. Mengingat foto profil WhatsAppnya sudah tiga semester belum diganti. Lumayan, jadi ada bahan foto bagus.

"Jadi, mau pakai apa? Kemeja kotak-kotak?"

"Mau kampanye partai sebelah?"

"Oh bener, jangan kemeja kotak-kotak. Kalau kaos putih? Simple dan kayak effortless gitu, konsep boyfriend material."

"Di bayangan aku sih, bagus-bagus aja Lang di aku. Tapi kalau di kamu, jatohnya kayak tukang material. Jangan."

Oh. Seakan lupa dengan segala dosanya, Galang terlanjur dibuat tersulut emosinya. Bantal cinta yang sejak tadi dipeluknya kini mendarat dengan sempurna di kepala Ditya.

"Tolak aja semuanya! Kalau ada dendam tuh ya bilang! Enggak julid begini caranya!"

"Iya! Emang dendam! Nih udah bilang!"

"Dendam apa lagi? Dosa aku emang banyak, tapi dendam gara-gara dosa yang mana?"

"Es kelapa! Kenapa kemarin aku enggak dapet?"

"Demi Tuhanku—gara-gara es kelapa?! Siapa suruh tiba-tiba muncul sambil gaya-gayaan minum Pocari Sweat?"

"Hah?"

"Hah?"



Ditya benar-benar dibuat bungkam.



Sedangkan Galang yang tidak tahu kalau ia baru saja menggali kuburannya sendiri malah dibuat berbangga hati sudah mampu membuat Ditya terdiam. Ditya buru-buru meraih ponselnya, kemudian membuka ruang obrolannya dengan Galang kemarin.

Dan benar, pesan itu memang terkirim ke Galang.


"Yang beli Pocari bukan kamu, Lang?"

contact name 
✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang