-EMPAT-

88 82 62
                                        

Hayyyyy i'm comeback👋👋

Hayuklah vomentnya!

Jadilah pembaca setia😍
-

------------------------------------------------

~Happy Reading~

.
.

.
.
.
.

"Assalamu'alaikum ibu!" Gadis bermata cokelat itu segera menghampiri wanita paruh baya yang tengah duduk di kursi taman.

Wanita paruh baya sekaligus janda yang pernah punya satu anak itu tak lain adalah Imah si pemilik 'Panti Asuhan Sejahtera', dengan segera ia menoleh keasal suara, lantas berdiri "Wa'alaikumussalam.... eh Caca, dateng kok gak bilang-bilang?" tanya wanita itu setelah mendapat saliman dari Caca.

"Hehe... gak apa-apa." Kemudian gadis itu melirik ke halaman hijau di balik tubuh Imah, "Itu anak-anak masih bermain saja, memangnya tidak panas?" tanya Caca setelah melihat beberapa anak laki-laki dan perempuan yang usianya di perkirakan 3-17 tahun tengah bermain di sana. Ada yang bermain bola, sumput sendal, bongkar pasang, dan boneka.

"Tadi sudah di suruh masuk tapi mereka bilang masih mau main, padahal kan cuaca sudah panas begini," jelas bu Imah setelah ikut menoleh ke arah yang di lihat gadis yang sering mengunjungi rumah panti itu. "Kamu sendirian?" tanya wanitu itu setelah sadar kehadiran Caca yang hanya seorang diri.

"Tidak, ada– eh, itu mereka!" Seru gadis itu setelah melihat kedatangan kedua sahabatnya.

"Sudah dapat es krimnya?" tanya Caca setelah melirik kresek putih yang di tenteng sahabat perempuannya.

"Sudah dong, aku gitu loh yang lari-lari kejar abang es krimnya," Kata Rere seraya mengibaskan sebelah tangan pada rambutnya.

Sedangkan Caca, ia memutar bola matanya malas, "Iya deh makasih Re... makasih juga ya Bang, Bang Rizal sudah gantikan Caca untuk temani Rere belikan es krim. Habisnya Caca sudah gak sabar ingin peluk Ravel, eh tapi Ravelnya masih main..."

"Santai Ca..." jawab Rizal seraya tersenyum.

"Ih Rizal, baru kemarin kamu datang sudah datang lagi," kata Imah. Kemudian mengambil saliman seorang bujang dan seorang gadis yang baru saja menghampirinya.

"Bu kenalin ini Rere sahabat Caca di kampus," ucap Caca memperkenalkan sahabat perempuannya itu.

"Rere Tante..." ucapnya sembari tersenyum ramah.

"Panggil saja Bu Imah ya?"

"Oh iya, tan– Bu. Hehe..."

"Ante Aca!" Pria kecil yang di perkirakan berusia 3 tahun itu berlari menghampiri Caca.

"Ravel sayaaang!" Gadis itu pun segera merentangkan kedua tangannya agar dapat memeluk pria kecil itu, "Ya Allah sudah lari-lari saja... beneran sudah tidak sakit lagi kakinya?".

"Iya! Kan tak Odinya tsudah di putul tsama tak Adam," jawab pria kecil itu dengan semangat.

"Wah hebat! Cuma kak Adam pukul kak Dodi saja lukamu bisa tidak sakit lagi? Ckckck tos dulu dong!" gadis itu pun menepuk sebelah telapak tangannya pada sebelah telapak tangan pria kecil di gendongannya itu, "Tapi harusnya kak Adam tidak perlu sampai memukul kak Dodi, kan tidak sengaja jatuh dari sepedanya..."

Why Is It Different?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang