Ditunggu vote & comment nya yaa karena vote & comment itu gratis.
~Happy Reading~
..
.
Caca duduk bersandar di ranjang tidurnya. Ia membuka salah satu aplikasi di ponselnya. Namun tangannya berhenti menggeser-geser layar ponsel ketika mengingat ucapan Boy saat di kantin tadi.
Sesuai dengan ajakan Boy, kini Caca tengah duduk di kantin bersama dengan laki-laki itu.
"Sebelumnya gue mau tanya, apa alasan lo nganggep Gerrald itu laki-laki playboy?" pertanyaan yang keluar dari mulut Boy itu mengawali pembicaraan mereka. Kini mereka mengobrol sambil sesekali menyendok nasi goreng dan menyeruput es teh manis yang sebagai menu makan siang mereka saat itu.
Sedangkan Caca menganga mendengar pertanyaan laki-laki itu, "Jadi, kamu hanya mau menentang opiniku?"
"Bukan gitu... eh, iya sih. Ya udah mending lo jawab aja deh pertanyaan gue."
Gadis itu tampak berfikir sejenak, "Okey... aku bisa mengatakan itu sebab pertama kali aku ketemu dengannya, dia seperti orang yang sok akrab. Selain itu, dia tipe laki-laki yang modus. Makanya aku berfikir kalau dia itu laki-laki yang dengan mudahnya mendekati wanita. Yah, walaupun aku juga butuh dia sih..." gadis itu terlihat agak ketus saat menjelaskan sikap Gerrald pada Boy. Mengingat prilaku laki-laki yang mencoba mendekatinya akhir-akhir ini.
"Sokab? Modus?" Boy tampak heran dengan opini gadis itu, bahkan terlihat dari raut wajahnya kalau ia tidak setuju dengan penilaian Caca tentang sahabatnya.
"Iya," jawabnya santai.
"Gue gak habis pikir kenapa lo bisa nilai kalau Ge orang yang kayak gitu. Tapi yang jelas gue mau ngasih tau, sahabat gue itu tipe orang yang pelit ngomong, jadi gak mungkin kalau dia bersikap seperti orang yang sok akrab. Ge juga orang yang penyayang kalau sama orang yang udah deket sama dia. Bahkan, dia tipe orang yang dingin. Jadi gak mungkin kalau Ge bersikap modus sama cewek. Yang ada malah cewek-cewek yang modusin dia dan bersikap sok akrab ke Ge."
Caca mengerutkan keningnya, ia heran kenapa semua yang dikatakan Boy tentang Gerrald tidak sesuai dengan prilaku Gerrald selama ini ke dia.
"Aku gak percaya."
"Terserah lo mau percaya atau gak. Yang jelas gue sahabatnya yang udah kenal Ge dari lama."
"Bodo ah! Ngapain juga aku mikirin sifat sebenernya laki-laki itu kayak apa. Mau dia aslinya baik atau emang playboy, bukan urusan aku juga. Jelas dari yang aku liat kalau dia itu laki-laki gak bener!" Caca meletakkan ponselnya ke atas nakas, ia pun memilih tidur dengan menyelimuti tubuhnya hingga kepala.
......
Lima hari sudah Gerrald dan keluarga berada di Jerman. Carlos yang masih sibuk dengan pekerjaannya, sedangkan Stella sudah ingin pulang ke Indonesia mengingat ia hanya meminta cuti lima hari di perusahaan Pamannya tempatnya bekerja. Gerrald sendiri merasa cukup dulu untuk belajar ilmu dokter dengan Ayahnya. Ia juga harus kuliah agar semakin cepat ia menyelesaikan kuliahnya maka semakin cepat pula ia menjadi dokter seperti Carlos. Selain itu Gerrald takut kalau berlama-lama di negara itu akan banyak yang merasa terluka, termasuk Vany. Maka ia akan membawa Ibunya pulang bersama dengannya dan Stella.
Gerrald, Stella, dan Vany sudah berada di Bandara. Carlos tidak sempat mengantar mereka mengingat jumlah dokter di rumah sakitnya yang belum seimbang dengan jumlah pasien yang harus ditangani. Sehingga ia harus sibuk dengan kewajibannya yang berperan sebagai seorang penyelamat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Why Is It Different?
RomanceHIATUS (Revisiin cerita kapan aja) Langsung aja yuk, di baca ceritanya ~HAPPY READING~ WARNING! NO COPAS!!!