Di tunggu vote & comment nya!
~Happy Reading~
.
.
.
."Dia itu ag-" ia menghentikan ucapannya, lantas beranjak dari kasur.
"Dia itu apa Ge?" tanya Stella sembari mengubah posisinya menjadi duduk. Kedua bola matanya mengikuti langkah adiknya yang menuju pintu kamar.
"Bukan apa-apa," jawabnya singkat.
Stella pun berdecak seraya memperhatikan punggung adiknya yang mulai menghilang, "Sudah dewasa ya..." gumamnya dengan seulas senyum.
......
"Tau gak sih Ca... aku tuh gemes banget sama Sisi," katanya seraya menarik-narik lengan sahabatnya yang duduk di sebelah kemudi dari jok tengah tempatnya duduk.
"Iya ih, gak usah tarik-tarik tanganku juga bisa kaaan?" kesal Caca dengan sahabat perempuannya yang bertingkah seperti anak kecil, "Aku malah lebih gemas ngeliat tingkah kamu ini seperti Sisi," lanjutnya kemudian melepaskan kedua tangan Rere dari lengan kanannya. Sedangkan Rere, ia tersenyum cengengesan.
"Jadi tuh yaa... tadi pas aku ajak Sisi beli es krim, Sisi minta yang rasa vanila. Trus pas udah di kasih rasa vanila, eh dia minta yang rasa cokelat. Ya udah deh aku minta satu wadah es krim lagi yang rasa cokelat. Trus kata dia 'Sisi maunya es krim cokelatnya ditaruh di atas es krim vanila' sambil ngerengek gitu.... trus pas udah di kasih yang dia minta, dia bilang apa coba?" tanya Rere antusias.
"Apa?" Rizal yang ikut penasaran dengan cerita Rere, ia pun melirik gadis itu yang duduk di jok belakang namun kepalanya berada tepat di samping Caca, ia melirik lewat spion dalam sebelum kembali menghadap jalan di depan sambil fokus menyetir.
"Dia kasihin es krim cokelatnya keaku trus dia bilang 'Yang cokelat buat kak Rere, kalau yang cokelat vanila buat Sisi...' pinter banget kan dia milihnya? Trus yang bikin aku gemes juga, dia mikirin aku dong... padahal sebenernya aku gak pengen-pengen amat sama es krimnya, tapi ya aku ambil aja lah. Pokoknya iiiiih gemes baaaangeeet," gadis itu tersenyum-senyum seraya membayangkan kejadian tadi saat ia bersama gadis kecil yang rambutnya sedikit pirang karena blasteran Indonesia Amerika itu.
"Iya? Pinter dong! Gak nyangka, Sisi yang aku tau manja banget bisa seperti itu. Cepat deket juga ya dia sama kamu?" Caca pun ikut memikirkan bagaimana gadis kecil manja itu bisa berbaik hati memikirkan orang lain. Seperti Rizal yang juga ikut terpukau dengan gadis kecil itu.
"Sudah nyampe, yuk turun!" Ajak Rizal ketika mobil mereka berhenti di halaman mini milik rumah yang di cat krim sebagai dominasi.
"Assalamu'alaikum Ma..." ucap Rizal setelah mendapati wanita paruh baya tengah berdiri di ambang pintu utama yang terbuat dari kayu bercat brown sembari tersenyum menyambut kedatangan mereka.
"Wa'alaikumusssalam sayang," jawab Mei, Mamanya Rizal.
Setelah itu Rizal menyalimi tangan Mamanya, setelahnya baru di susul oleh Caca dan Rere.
"Aduh gak tepat banget kalian kesini sekarang, Mama ada arisan sama teman-teman Mama..." kata Mei.
"Yaaa padahal niat kita kesini pengen makan rendang buatan Mama..."
"Iya Caca... besok lagi aja ya, Okay?" bujuk Mei yang membuat Caca mengkerucutkan bibirnya.
Setelah itu Caca memperkenalkan Rere sebagai sahabatnya.
"Oh ya Ca, bilangin makasih ya sama Umi kamu buat bajunya. Liat nih bagus gak di pake Mama?" tanya Mei seraya memamerkan dress hijau pekat yang melekat di tubuhnya, di padu dengan hijab marun menutupi rambut wanita itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/254792171-288-k736470.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Is It Different?
RomanceHIATUS (Revisiin cerita kapan aja) Langsung aja yuk, di baca ceritanya ~HAPPY READING~ WARNING! NO COPAS!!!