Haaaaayyy, i'm come back!
Pertanyaan sebelum membaca⬇
— Kalian lahir tahun berapa?
— Siapa yang lahirnya bulan ini?Hayuklah vomennya🌹
Jadilah pembaca setia ❤❤
------------------------------------------------------
"Kamu?"
Laki-laki yang tak lain adalah Gerald itu pun tersenyum, lantas ia duduk di kursi yang sebelumnya di duduki oleh Rere,
"Gimana? Mau pinjam tidak?" tanya Gerald kemudian, seraya meletakkan buku berjudul The Woman In White karyaWilkie Collins tepat di hadapan Caca.Kedua alis Caca pun menyatu, tak lama ia meraih buku itu dan langsung membukanya.
"Sepertinya menarik," ujar gadis itu seraya meletakkan buku itu ke atas meja, setelah beberapa saat membaca sinopsis cerita yang ada di buku itu.
"Huft... kalau tidak, mana mungkin aku jadikan recomended?" jawab Gerald malas.
Ck, menyebalkan! Batin gadis itu yang menatap Gerald kesal,
"Tadi kau menguping pembicaraanku dengan Rere?" tanya Caca yang sekarang menatap Gerald dengan tatapan menyelidik."Yang mana?".
"Alasan kau tau kalau aku butuh recomended novel," jawabnya.
"Maybe," sejenak laki-laki itu terdiam, "So, mau pinjam tidak?" tanya Gerald sembari memajukan dagu mengarah pada buku novelnya.
Ck, dasar penguping! Gumam gadis itu yang kini menatap Gerald dengan sebal, lantas ia melirik ke novel yang ada di atas meja "Aku rasa... kau sangat mengerti dengan novel seperti ini, right?".
"Yeah..." sahut Gerald sembari menaikkan sedikit pundaknya.
"Dan... aku tidak yakin kau belum membaca novel ini," Caca berujar sembari mengangkat buku novel yang kemarin hendak di pinjam laki-laki itu.
"Ya, aku sudah membacanya," jawab Gerald seraya mengangguk-anggukan kepalanya.
"Hah?!" Sepertinya gadis itu terkejut dengan jawaban yang sesuai dengan dugaannya barusan, "Lalu kenapa kemarin kau ingin pinjam padahal kau sendiri sudah membacanya?"
"Eumm.." Gerald pun memajukan bibirnya tampak berfikir, lebih tepatnya pura-pura berfikir, "Karena ingin tau namamu."
"Namaku?" tanya Caca dengan kedua alis yang bertaut.
"Salsha Khoirunnisa, itu kan nama kamu?" tanya laki-laki itu memastikan seraya memasang wajah berbinar.
"Kau lihat namaku yang ku tulis di halaman pertama novel ini?" tanya Caca yang kembali mengangkat buku novel tadi. Lantas laki-laki itu mengangguk.
"Mengapa kau tidak tanya langsung padaku?".
"Sudah, tapi kau tidak segera memberitahuku. Jadi, aku mengambil novelmu berharap ada namamu di situ. Dan ternyata benar, ada namamu di situ," jelas Gerald yang kemudian tersenyum puas.
Gadis itu memukul pelan keningnya seperti baru saja mengingat sesuatu, "Lalu kenapa setelah tau namaku kau masih mau meminjamnya?".
"Supaya ada alasan untuk bertemu denganmu," jawab Gerald yang masih mempertahankan senyumnya. Sedangkan gadis itu, ia mengangkat sebelah alisnya.
"Dan ternyata aku bisa bertemu denganmu di sini," kata laki-laki itu yang tak kunjung menghentikan senyumnya.
Masih dengan alis yang bertaut, gadis itu tampak berfikir sejenak, "Kenapa kau ingin sekali bertemu denganku?".

KAMU SEDANG MEMBACA
Why Is It Different?
Roman d'amourHIATUS (Revisiin cerita kapan aja) Langsung aja yuk, di baca ceritanya ~HAPPY READING~ WARNING! NO COPAS!!!