Chapter 1

3 1 0
                                    

Satu ember penuh air bekas mengepel lantai di siram begitu saja ke tubuh sang korban, ini merupakan hal yang biasa sebenarnya bagi mereka. Seantero siswa Stanislaus Hight School sudah hafal kegiatan para Queens Of Bullying itu. Di latar belakangi sebagai salah satu keturunan pemilik sekolah membuat Agatha Mirtle Stanislaus memiliki privilage di sekolah yang membuatnya bebas melakukan apa saja yang dia mau.

"ughh, bau banget sih lo" ucap Agatha memandang jijik korbanya

"gue salah apa sialan!" disa, si korban berteriak sambil terus menangis, dengan posisi masih terduduk di lantai toilet.

"WOW tenang cupu,... Hmm apa masih kurang yah" pikirnya sambil melihat lihat sekitar toilet, rasanya ia belum puas menyiksa disa.

"Cia ambilin botol itu" Agatha menunjuk botol soklin lantai yang isinya tinggal setengahnya. Gracia dengan segera memngambil botol soklin yang di tunjuk Agatha tadi.

"buat apaan Tha?" tanya Tara ketika Gracia memberikan botol tersebut.

Agatha membuka tutup botol itu dan menuangkan seluruh isinya ke atas kepala disa. Disa Kembali menangis meraung raung berusaha berdiri menggapai rambut agatha berniat menjambak. Namun, tangannya dengan mudah di tahan oleh kedua teman Agatha. Gracia Anatasya dan Tara Monika Angel.

"Padahal Niat gue baik loh, Dis. biar lo gak bau, ko jadi ngamuk!" ketiga gadis itu tertawa Bahagia melihat hasil perbuatannya.

"BRENGSEK LO SEMUA!"

Agatha mendekatkan wajahnya, tanpa rasa jijik meraup dagu disa. Menatap mata Disa, tersenyum sinis. Naumun, Jauh di dalam lubuk hatinya, selalu ada rasa menyakitkan dan melegakan secara bersamaan setiap menatap mata korbannya

"lo tau dis!, gue paling benci orang munafik" ucap agatha lirih di telinga Disa.

"Cup cup cup, kasian banget, udah jelek makin jelek" ucap Tara dengan wajah yang di buat sesedih mungkin.

Membersihkan tangganya sebelum pergi, di rasa sudah bersih menatap sekilas Disa. Kemudian melenggang pergi "Cabut guys" titahnya kepada kedua temannya.

~~~~~

Ketiganya berjalan menuju kantin, karena di rasa perbuatan mereka menguras banyak tenaga. Selama perjalanan menuju kantin banyak sumpah serapah yang di layangkan para siswa kepada Agatha, walaupun yang di katakanan hanya terdengar bisik bisik dari mereka. Mereka kira agatha tuli. Pun begitu agatha tetap tak memperdulikan omongan mereka. ketiganya tetap berjalan angkuh menuju kantin.

Agatha tak butuh komentar mereka atas apa yang telah di lakukannya, karena mereka tak akan mengerti alasan ia berbuat hal tersebut. Ya... walaupun caranya memang salah, ia pun dengan sadar sangat menyadari bahwa perbuatannya memang seperti seorang pengecut. Masa bodoh dengan ucapan mereka tersenyum kecut. Mengalihkan pandangan menatap ke arah lapangan. Sepasang mata elang menatapku tajam dengan raut wajah datarnya. Dia lagi, entah sudah berapa kali agatha memergoki pria itu menatap ke arahnya tanpa mengatakan sepatah katapun. Pun begitu ia tak pernah mengerti arti tatapan itu sendiri.

"Ares, tangkap!" sahut temannya, tatapan pria itu ter alihkan dengan bola yang di lempar ke arahnya. Dia Ares Kenley Hildegard. Seorang most wanted boy, tampan dengan tubuh atletisnya, kapten basket.

"kok berhenti?" tanya tara. Heran karena melihat Agatha yang menonton anak basket yang sedang bermain. Pasalnya temannya ini tak pernah memperdulikan hal di sekitarnya. Melihat mata agatha yang mengarah pada ares.

"AYANG SEMANGATTT!" Gracia menyemangati pacarnya yang sedang bermain basket. Ryan Scout kekasih seorang Gracia Anatasya, mereka sudah berhubungan sejak kelas 11. Ryan melambai ke arah Gracia dengan senyum manis. Memang pasangan yang bucin.

"Ayok guys, gue udah laper tau" Tara mendorong punggung kedua temannya menuju ke arah kantin.

~~~~~

"kalian mau pesan apa?" tanya tara. Hari ini memang jadwal tara yang memesan makanan.

"Mie ayam, sama lemon tea aja" jawab Agatha. Mie ayam memang menjadi salah satu makanan favoritenya.

"gue samain aja deh"

"oke" sahutnya, kemudian pergi ke arah pedagang mie ayam untuk memesan.

Agatha mengehela nafas Panjang, memikirkan beberapa hal yang menjadi beban pikirannya, ntah itu di rumah atau di sekolah. Semua tidak ada yang terasa benar.

"Tha kali ini alasan lo ngebully Disa apa?" tanya Gracia sedikit berbisik

"gatau gabut aja" mengedikan bahu acuh. Fokus memainkan ponselnya sebagai pengalihan. ia memang belum mau bercerita kepada teman temannya. Lagi pula alasannya memang bukan hal yang serius.

"Gue udah kenal lo bukan setahun dua tahun kali Tha!" sahut Tara Kembali duduk dengan dua orang di belakangnya membawa makanan dan minuman yang mereka pesan.

"simpan di situ, ntar nampannya lo bawa aja" titah tara dengan menujukkan ke arah meja mereka. Ntah dari mana Tara mendapatkan pesuruh tadi. Namun, bukan hal yang sulit bagi ketiganya untuk memerintah orang. Dengan track record mereka yang suka membully beberapa orang memang memilih mencari aman.

"tapi kalau lo belum mau cerita, no problem. Seperti biasa kalua lo udah siap lo bakal cerita" tara menjadi salah satu orang yang Agatha percaya, tentang dirinya dengan mudah tara tau, mereka sudah berteman sejak zaman SD walaupun dulu sempat menjadi Musuh. Jika mengingat Kembali awal mula kedekatannya dengan tara rasanya terasa lucu sekali.

"tenang kita bakal tetep percaya sama lo kok" ya walaupun bisa di bilang kenal dengan seorang Gracia Anatasya ketika masuk SMA. Agatha merasa sangat beruntung memiliki teman seperti Gracia.

"Thank Guys, gue beruntung banget bisa kenal dan deket sama kalian, Makasih untuk selalu support apa yang gue lakuin" agatha tidak akan tau bagaimana keadaannya jika taka da mereka, nyatanya hanya mereka yang selalu ada.

"Stop it guys, gak usah buat suasana mellow deh, makan nih ntar keburu bell masuk" ucap Tara.

Mereka memakan makanannya dengan diselipi obrolan seru, mencairkan suasana, obrolan ringan penuh canda tawa memang dapat mengurangi beban pikiran bukan. Kadang tak perlu membayar mahal hanya untuk sebuah kebahagiaan, dengan duduk merbincang saja sudah cukup bagi agatha. Ia tak meminta lebih, teman temannya tidak meninggalkannya saja itu sudah cukup bagi agatha.


_________________

bijak dalam membaca yah Guys, Perilaku di atas harap tidak di contoh karena hal tersebut merupakan kekerasan, yang mana termasuk salah satu pelanggaran yang dapat mengancam diri dan mendapat beberapa pelanggaran pasal.

so,.. jangan di tiru yah. 

Vote and Comment!!!

To Be Continue!



Behind The CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang