D u a

117 18 3
                                    

Terkadang yang dibutuhkan itu pernyataan buka perkataan.

_BulanUntukBintang_

2. Bintang Minta Maaf

_______

Usai bel berbunyi, para siswa SMA PERLITA bergegas memasuki kelas masing-masing. Termasuk dua sahabat yang sedang berjalan di koridor sekolah.

"Sumpah, gue pengen banget tendang tuh muka sok kegantengan milik Bintang," seru Caca sambil menendang barang yang ada di sekitarnya, termasuk tempat sampah.

"Apa Lo lihat-lihat" bentak Caca kepada siswi yang lewat menatap aneh kepada mereka.

Sesampainya dikelas, Bulan duduk di bangkunya sambil menopang dagu. Si Caca lagi merapikan rambutnya di kamera handphone.

"Bulan, Lo ikut nggak?" seru Caca.

"Kemana?"

"Kantin. Males gue kalau belajar sama Pak Budi. Ngantuk!"

"Nggak boleh! Bulan harus rajin belajar biar bisa mengajari anak-anak kita nanti!" seru seseorang dari arah belakang.

Siapa lagi kalau bukan Bintang.

"Cihh," Caca berdecih lalu tersenyum mengejek.

"Siapa Lo yang bisa mengatur kehidupan sahabat gue?"

"Gue jodohnya!" Walaupun memiliki otak yang pintar. Tapi, Bintang memiliki sifat yang 'overpede'.

"Ngaku sebagai jodohnya. Tapi nggak mau tanggung jawab terhadap perasaan seseorang. Bisakah itu disebut sebagai laki-laki?" Bintang melihat sinis ke arah Arga. Kenapa Arga tidak membela Bintang yang sudah jelas sebagai temannya.

"Gue ikut sama lo, Ca!" Ucap Bulan mengambil tas-nya.

"Bulan! Lo nggak boleh bolos!" teriak Bintang sampai bergema di dalam kelas.

"Lo nggak punya hak untuk mengatur kehidupan gue."

****

Dua cewek itu duduk di kursi bagian ujung. Tempat itu sudah menjadi tempat duduk Favorit mereka jika belanja di kantin.

Ditengah-tengahnya ada makanan milik Caca. Bulan hanya minum air mineral saja.

Caca berdehem singkat. "lupain aja perasaan lo ke Bintang,"

Bulan menatap tidak mengerti.

"Kenapa"

"Gue nggak mau lo tersakiti oleh cowok brengsek seperti dia, Bulan."

Helaan nafas kecil keluar dari mulut bulan.

"Gue usahakan."

"Lo nggak pantes sama orang yang seperti si Bintang itu-," Caca menggurutu, "-Percuma ganteng tapi brengsek-"

"-Siapa yang lo bilang brengsek, hah? "

Dua cewek itu santai menoleh kebelakang. Dua cowok dengan almamater sekolahnya berdiri dengan santai di samping tembok.

"Astaga,"

Bulan Untuk Bintang (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang