Jangan lupa Follow instagram @Caca_bila266.Apa kabar pembaca Bulan untuk Bintang?
Komen dong,asal kalian dari mana nih?
Tulis nama instagram kalian disini! Mutualan yuk! Jangan lupa Follow instagram @Caca_bila266.
Apa kabar pembaca Bulan untuk Bintang?
Komen dong,asal kalian dari mana nih?
Tulis nama instagram kalian disini! Mutualan yuk! Jangan lupa Follow instagram @Caca_bila266.
Apa kabar pembaca Bulan untuk Bintang?
Komen dong,asal kalian dari mana nih?
9. Pengeran Berkuda.
*****
Bintang duduk di balkon kamar, ia menatap langit kelam membiarkan angin bertiup menerpa wajahnya.
"Belum tidur?" Vano menepuk pundak putra sulungnya yang sepertinya memiliki banyak pikiran.
Bintang berbalik menghadap Vano. "Awal mula papa suka mama, gimana?"
"Musuhan."
"Terus?"
"Jadi cinta."
"Serius?" ujar Bintang dengan semangat. Sepertinya ia menarik dengan kisah cinta papa-nya saat remaja.
Vano mengangguk membenarkan ucapannya tadi.
"Kapan papa sadar kalau papa jatuh cinta sama, mama?"
"Saat itu ada teman papa, namanya Steve. Jadi, dia suka sama mama kamu, dari awal papa nggak suka lihat mama kamu di deketin Steve. Terus saat mama kamu ditembak Steve—"
"Kok mama nggak mati?" tanya Bintang polos. Vano memukul kepala putranya satu ini. "Nggak gitu juga bodo!"
"Terus?"
"Tidur! Udah malam. Nanti telat sekolah." Vano berjalan meninggalkan kamar Bintang. Bintang menatap papanya kesal. Padahal ia ingin mengetahui kelanjutan dari cerita papanya itu.
"Punya bapak ngeselin banget, anjir!"
****
Hari ini Bintang tidak ingin pergi ke sekolah, ia merasa malas jika bertemu teman-temannya. Mamanya pun tidak mempermasalahkan jika ia libur sekolah hari ini. Bintang memainkan ponselnya di atas kasur sambil meminum minuman kaleng yang ia ambil dari kulkas dan membuka aplikasi obrolan. Tidak ada pesan dari Arga. Sepertinya, Arga masih tidur.
Arga monyet.
Gue nggak masuk.
Masuk mana?
Sekolah. Gue lagi sakit.
Lebih sakit mana lo atau hati
Bulan yang lo permainkan perasaannya? Cepetan buka pintu rumah, lo!Entah kenapa Bintang merasa bahwa Vano merupakan kekasihnya. Ia berjalan membuka pintu rumahnya yang berada di lantai satu. Ia terkejut melihat Arga sudah berada di depan wajahnya.
Arga menyerahkan kantong plastik berlogo sebuah minimarket. Cowok itu langsung masuk ke dalam rumah tanpa di suruh tuan rumahnya.
"Lo nggak sekolah?" tanya Bintang sambil mengeluarkan makanan yang ada di dalam kantong plastik.
"Bintang laut, pleas deh. Jangan malu-maluin. Seluruh orang di Indonesia juga tahu kalau sekarang tanggal merah!" Arga mengacungkan jari tengahnya.
Bintang menatapnya datar. Ia memakan makanan yang dibawa cowok tersebut.
"Udah baikan sama Bulan?" tanya Arga yang di balas gelengan dari Bintang.
"Gue mah udah nggak mau nasihat lo lagi! Percuma! Yang penting sebagai sahabat, gue mau yang terbaik buat lo, agar lo nggak menyesal dikemudian hari."
*****
Arga sudah meninggalkan rumah Bintang 1 jam yang lalu. Sekarang ia berada di depan rumah Bulan. Ia memberanikan diri untuk memencet bel rumah Bulan. Keberuntungan berpihak kepadanya karena cewek itu sendiri yang membuka pintu dan menemuinya.
"Ada apa?" tanya Bulan dengan wajah datar. Sepertinya Bulan benar-benar marah kepada Bintang.
"Boleh ngomong sebentar?" Bintang menggenggam tangan Bulan dan menariknya keluar dari dalam rumahnya.
Mereka duduk di bangku yang memang disediakan di taman rumahnya.
"Lo mau nggak jadi pacar sehari, gue?" Bulan menoleh ke arah Bintang.
"Dulu gue berharap kalau gue merupakan putri kerajaan yang sedang menunggu pangeran berkuda putih ya datang. Saat itu lo datang dan bilang kalau gue jodoh lo. Gue pikir lo seseorang yang gue tunggu, " Bulan menghela nafasnya pelan sebelum melanjutkan perkataannya
"Ternyata gue terlalu berharap. Yang gue impikan hanya sekedar mimpi yang belum jadi kenyataan," lanjutnya lagi.
Bintang beranjak ke depan Bulan, menggenggam tangan lembut milik cewek itu.
"Izinkan gue untuk menjadi pangeran berkuda yang lo inginkan—" ucap Bintang tulus. "—Sehari saja."
***
Tbc
Ada yang mau disampaikan kepada Bulan?
Bintang?
Arga?
Caca?
Biru?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Untuk Bintang (On Going)
Teen Fiction"Gue suka Samo lo, dan gue nggak berharap untuk Lo balas perasaan gue." Rembulan Putri Sanjaya. Wanita yang memiliki tubuh mungil itu menundukkan kepalanya dan tidak percaya diri. Bintang menghembuskan nafasnya gusar. Ia menatap Bulan dengan senyum...