25#Bertanya

69 5 0
                                    

  
   Sebelum baca  jangan lupa vote dulu ya.
_
_
_
_
_
Happy reading

   Di hari-hari berikutnya mreka masih mempertanyakan siapa pelaku dari balik kejadian ini.

  Dan lagi zaeki belum sempat untuk bertanya pada putih, alasan waktu tidak tepat untuk bertanya, kalo dipaksa ,putih masih syok dengan kejadian itu. saat ini putih masih belum sembuh dari sakitnya, lebih baik dia bertanya ketika keadaan putih mulai membaik.

  Didalam satu ruangan mereka masih tetap seperti biasanya. Ketika zaeki balik dari sekolahnya pasti dia bakal gantian dengan orang tua mereka untuk menjaga putih dirumah sakit.

Zaeki tak tega melihat orangtuanya yang terus-terusan menjaga putih, dan mengabaikan pekerjaan yang sangat padat itu, ya walau itu anak mreka.

  Di lain hal zaeki tak keberatan menemani putih dirumah sakit begitu juga orang tuanya yang tak masalah zaeki menjaga putih dirumah sakit.

  Faktanya dibalik ini semua zaeki memiliki tujuan yang ia inginkan yaitu ia bisa terus bersama dengan putih, dan selalu menjaganya.

"tih kamu mau ngak" tawarnya sambil memakan apel yang ia bukak.

"ngak makan aja sono, baru sekarang lo sadar  nawarin gua, yang jelas itu punya siapa!" judesnya.

"Jadi lu marah nih, gua makan ini semua" memaksa putih makan apel.

"apaan sih gua bilang makan aja sama lo" ucapannya menolak tapi tindakannya menerima.

" dibilang ngak, tapi kelakuan lu jujur banget, aneh lu emang" membukak kulit apel lainya.

" lo maksa ya gua makan lah gimana sih lo yang aneh tau ng--" perkataanya terpotong.

"auhh! iisshhh!" Ucap Seseorang menahan sakit sayatan.

"eh eh! kan lo sih sakit ngak ,makanya kamu fokus dong kalo motong" paniknya melihat tangan zaeki yang terluka.

"ya emang aku udah hati-hati tadi, tapi ya jalan hidup tangan gua aja yang gitu"

"Jangan becanda ah, udah tau luka masih banyak ngomong, sini liat aku, biar diobatin" ucap putih kesal, meminta tangan zaeki.

  Jangan ditanya putih kalo udah mode gini ngak ada yang lawan, masalah hidup ngak boleh diremehkan. Luka kecil maupun luka besar itu ngak bisa di bawa main-main.

"iya iya maaf deh mbak, galak amat sih" zaeki mengelus- elus puncak kepala putih.

   Yang akhirnya putihlah yang menjadi dokter kecil untuk zaeki, mana anak orang sakit lagi.

"Udah selesai, masih sakit ngak?"

" udah ngak apa-apa putih... Seharusnya bukan kamu yang ngerawat aku, tapi akulah yang ngerawat kamu, Kalo masalah tangan luka ini cuman masalah kecil nanti ini juga bakal sembuh"

" Nah tu kan sadar" ejek putih.

"Ih dengar dulu, Yang terpenting sama gua saat ini adalah kesehatan dan kesembuhan kamu" sambungnya lagi.

"Aaaa so sweet banget sih zaeki gua" ucap putih merentangkan tangannya, dan tanpa penolakan zaeki membalas pelukan putih.

"makasih ya ki, kamu emang sahabat gua, eh bukan lagi udah kayak saudara ama gua yang paling perhatian sama gua selama ini"

  Di sini zaeki hanya bisa diam ketika putih melontarkan perkataan saudara diantara mreka.

   Memang mereka sudah seperti saudara kalo dilihat oleh orang yang baru, namun dihatinya zaeki hubungan mreka tak ingin seperti saudara malainkan sebuah pasangan yang harmonis.

" udah kamu jangan terharu gitu, gua bakalan ada di samping Lo terus kok, kamu tu cewek paling cengeng yang aku kenal" ucapnya bercanda yang langsung dapat pukulan oleh putih.

"eh jangan panggil gua gitu!, Gua ngak cengeng kok" tegasnya mendorong tubuh zaeki dari sisinya.

"eh eh ngak lo paling kuat dah ,guat takut sama lo ampun- ampun hhahahh" ejeknya.

" lo ya benar-benar ya Ki"

" nah gitu dong baru putih yang aku kenal tersenyum dan ngak cengeng" ucapnya menghibur putih seraya mengusap air mata putih barusan.

" bisa aja lo"

" ya bisa lah"

"ish lo ya" kesal putih.

"hahahhah" tawanya sambil mengacak-acak rambut putih.

  Putih akirnya tersenyum kembali setelah candaan yang dibuat oleh zaeki untuknya.
.
.
.
.
.
.
.
.
---
Next

08/05/2023

WL (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang