34# cukup

40 2 0
                                    


      Situasi menjadi memanas ketika deza berhasil mendaratkan pukulan ke wajah zaeki. Merasa ada yang luka di mulutnya zaeki mulai bertindak lebih keras.

  "aiysss!
  Zaeki gercep memukul mukul deza tanpa ampun, gibran pun sudah tak larat menghentikan mereka berkelahi, walau masih ingin mencoba.

¤¤¤

Pov wela*

Situasi makin memanas, tidak ada jalan lain wela sudah panik akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi putih.

"hallo ada apa" ucap putih di seberang sana.

"a anu tih si si zaeki ama deza saling adu kekuatan" ucapnya gagap.

"adu kekuatan gimana, yang jelas jelas dong kalo ngomong wel" panik putih.

"I itu mereka lagi berantem"

"Hah beneran!" kagetnya.

"iya, lo dimana sekarang di rumah?? tolong cepat datang ke sini bisa gak, Gibran lagi berusaha misahin mereka"

"gua lagi di jalan nih, awalnya gua juga mau ke sekolah mau ketemu zaeki, trus gimana keadaan mereka?" Lirih putih Khawatir pada dua pria itu.

"liat aja nanti, yang penting lo datang dulu kesini buruan keknya cuman lo yang bisa ngecegah mereka, soalnya selain gua ama gibran ngak orang disini"

"pliss aku minta bantuan sama Lo ulur waktu sebisa mungkin"

"udah lo jangan ngomong lagi datang aja ke sini si gibran berusaha tuh pisahin mereka"

"tunggu gua disana" lalu putih mematikan sambungan telfon.

¤¤¤

"udah cukup za udah, ki lo bisa ngak sih dengerin gua, ha aha ahah" sentak Gibran dengan napas yang takberatur.
"udah dari tadi gua ngelarai kalian ya, ngak ada satu pun yang mau mendengar kata gua" Bentaknya sekarang memuncak.

"dia aja yang ngotot, dari tadi gua udah bawa besabar dia ya gib, tapi masih aja ngepancing gua, mau Lo apasih anji*g" kesal zaeki.

"eh gib lo kalo ngak mau ikut campur, lo mending pulang sana, ngak ada manfaatnya juga lo disini, bisa minggir gak soalnya urusan gua belum selesai dengan tu bocah"

"Woy jhi*g siapa Lo bilang bocah, otak Lo tu yang bocah" balas zaeki tak terima.

  Deza mundur beberapa langakah dan berlari menuju zaeki dengan tangan yang sudah siap untuk menyerang.  Zaeki yang bisa menangkis serangan dari deza, emosi deza makin tersulut.

 "Anjr pengecut lo" hina deza emosi.
  
 "CUKUP!!" Teriak gadis yang tak jauh dari mereka berkelahi, tentu membuat orang yang ada di situ kaget dengan kedatangan putih kecuali wela.

"sayang ngapain kamu ke sini?" Tanya deza panik.

"ngapain? Pake nanya lagi" decak putih memalingkan wajahnya malas.

"Aku kan pacar kamu jadi kamu pasti tau aku masih di sekolah" deza dengan pedenya berbicara.

"diammm cukup!!" bentak putih berteriak dengan penuh emosi.

   Zaeki yang menyadari putih sedang emosi dari tadi, ia hanya memandangi putih diam tak berkata.

" Udah paling tinggi kekuatan kalian di sini hah" Putih mejeda ucapannya. "owhh! maaf karena gua perkelahian kalian terhenti! sekarang lanjutin, lanjutkan perkelahian kalian tadi" sindir Putih" ia menjulurkan tangannya mempersilahkan mereka melanjutkan perkelahian tadi.

   Seketika tidak ada suara dari kedua orang tadi, mereka kecut ketika putih sudah marah, di pihak deza ia tidak mau mencoreng nama baiknya sebagai pacar di mata putih, sedangkan zaeki ia tidak ingin mengecewakan putih, ia tak ingin putih benci pada dirinya.

"ayo lanjutin kan udah gua beri akses untuk kalian berdua!" bentak putih.

"udahh tih sabar kamu jangan ikut emosi juga" bujuk wela menenangkan putih.

"gimana aku ngak emosi ngeliat tingkah bocah kek gini" sindirnya.

"ini ngak kayak apa yang kamu pikirin sayang" ujar deza ikut menenangkan putih.

"apanya hah! itu udah jelas banget kelihatan sama mata kepala aku za"

"bukan begitu yang"

"udah stop pangil aku sayang- sayang sekarang gua lagi emosi jangan lo bikin gua tambah marah lagi" ancam putih.

"tapi sayang"

"stop aku bilang za! Dan kamu" tunjuk putih. "Kenapa Lo diam dari tadi apa takut gua lapor sama mama papa hah! Banga gitu Lo abis pulang Amerika punya nyali Segede itu"

"Ini gak kayak yang kamu pikirkan?? Sayan--" ucap deza terputus.

"diam!" ucap putih menunjuk muka deza. "pertama kamu za, ingat posisi aku siapa disekolah ini, mentang-mentang kamu pacar aku jadi kamu seenaknya aja gitu bertingkah kayak tadi, kamu itu pacar aku gak sama kayak zaeki yang memiliki ikatan kuat sama aku, masih mending kamu punya masalah dengan orang lain tapi jangan sampai zaeki! Nanti bukan cuman kamu aja yang kena marah sama orang tua gua za tapi aku juga, asal kamu tau berapa kali bokap, nyokap aku nyuruh putusin kamu, mungkin ngak terhitung lagi" omel putih menahan air matanya biar tidak jatuh.

"Demi menghargai kamu aku rela za ngelawan orang tua aku bahkan sampai orang tua zaeki pun pernah sempat gua lawan. Tapi apa yang kamu buat sekarang ini bisa menjadi kesempatan terakhir bagi aku untuk mempertahan hubungan kita za" lanjutnya.

" Sayang maafin aku, aku ngak akan buat hal kayak gini lagi Oky, aku mohon maafin aku yaaa" deza berlutut memegang tangan putih sambil meminta maaf.

"kali ini emang bisa aku maafin tapi ini juga kesempatan terakhir aku bisa mempertahankan hubungan kita"

"lihat! Bahagia Lo sekarang liat gua kayak gini hah! dasar perusak hubungan!" deza memancing kembali emosi zaeki.

"eh kalo ngomong bisa di jaga ngak!dari awal siapa dulu yang mulai, tanggung resiko Lo begok!" zaeki mulai berbicara.

"cukup cukup za, kii stoppp!" teriak putih lagi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Next

11/11/2023

 

 

WL (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang