(2) Hak Milik

519 79 11
                                    

Gue berlari kecil saat bel rumah gue terdengar, membuka pintu rumah itu dengan antusias sembari tersenyum lebar.

"Yedam!" Seru gue sembari menarik cowok itu masuk dan menutup pintu, dan berakhir berhambur kedalam pelukannya.

"Ehhh, kenapa?" Tanya Yedam sembari tertawa, membalas pelukan gue dengan tangan kanannya yang mengusap kepala gue lembut.

"Kangen"

"Setiap hari ketemu di sekolah kok masih kangen sih?" Tanya Yedam lembut, gue mendengus lalu melonggarkan pelukan kami. Sedikit mendongak untuk menatap wajah Yedam dengan wajah cemberut gue.

"Ketemu gak saling sapa buat apa, sama aja kaya gak ketemu. Lagian kamu udah sebulan gak kesini, aku gak bisa meluk kamu kaya gini"

"Yaudah, maaf ya. Aku sibuk banget soalnya" ucap cowok itu sembari menangkup pipi gue sembari tersenyum manis.

Gue mengangguk, yaa dia belakangan ini emang sering sibuk karena habis ada turnamen futsal. Dia juga anggota OSIS yang pasti sibuk, di tambah lagi kadang cowok ini juga di kirim ke beberapa lomba akademik.

Iyaa, punya pacar pinter dan aktif di sekolah itu kaya gini. Apalagi backstreet, yang dekat aja berasa LDR an.

"Masuk yuk" ajak Yedam, gue mengangguk lalu menarik tangan Yedam menuju ruang tengah yang agak sedikit berantakan dengan kanvas dan beberapa wadah cat air yang berserakan di meja

"Habis ngelukis?" Tanya Yedam sembari menatap kanvas penuh lukisan itu kepada gue

"Iyaa. Belakangan ini aku jadi makin sering ngelukis karna kesepian" Yedam mengusap kepala gue yang sudah duduk di sofa dengan lembut sembari mendudukkan dirinya di samping gue

"Hm? Jihye gak ke sini pas aku gak bisa?"

"Dia sering sibuk juga, dia tuh bener bener kamu versi cewek. Bedanya kamu pacaran sama aku yang cantik kalo dia pacaran sama Doy yang jamet" Yedam tertawa, Doyoung itu temen gue dari SMP, sekarang dia beda sekolah sama gue tapi masih lumayan akrab. Dan bisa bisanya dia dapet pacar yang notabenenya sekolah dan rumahnya jauh banget dari dia kaya Jihye. Gak habis Fikir.

"Iyaa kamu paling cantik" ucap cowok itu sembari mencubit pipi gue gemas. Gue menyengir lebar lalu memainkan jemari Yedam yang ada di paha cowok itu.

Jujur, gue itu cewek manja. Apalagi sama Yedam, cuman ketutupan aja karna gak bisa bebas kalau di sekolah.

Gue juga beruntung sih, dapat cowok kaya Yedam yang malah suka gue tempelin begini. Soalnya, gue udah gak punya tempat buat manja manjaan begini. Orang tua gue terlalu sibuk cuman buat sekedar meluk anak gadisnya ini.

Bayangin aja, mereka pulang pas gue udah mulai larut dalam mimpi gue dan berangkat sebelum gue buka mata.

"Gimana lomba kamu kemaren?" Tanya Yedam sembari menatap gue dengan sorot teduhnya, gue tersenyum kecil lalu menggeleng pelan.

"Juara dua, hehe" cowok itu melemparkan senyum manisnya sembari mengusap lembut kepala gue.

"Bagus dong"

"Tapi bukan juara satu" sahut gue dengan bibir yang mengerucut, Yedam tertawa kecil.

"Kita itu manusia biasa, gak mungkin selalu jadi nomer satu. Jadi, syukurin apa yang kamu dapet sekarang ya. Yang penting kamu udah usaha kan?" Gue mengangguk sembari menyengir lebar. Sudah gue bilangkan Yedamnya gue ini yang terbaik, hehe.

"Oh iya, Minggu depan aku mau pergi" Yedam menatap gue serius, sedangkan gue masih tetap pada posisi yang sama. Duduk menghadap cowok itu sembari memainkan jari jarinya.

"Tumben, mau kemana?"

"Kak Asahi bilang ada pameran lukisan. Aku mau ke sana bareng dia" jawab gue. Kak Asahi itu kakak sepupu gue, lebih tepatnya anak dari adik perempuan mama gue. Cowok kelahiran jepang itu memang kelihatan pendiam, tapi kalo sama gue enggak kok. Malah gak bisa diam.

"Nginep di rumah Kak Asahi?"

"Enggak, aku harus sekolah kan Bang Yedam?" Yedam tertawa mendengar nada suara gue yang terdengar mengejek cowok itu sembari menempelkan jari telunjuk gue di dadanya.

"Yaiyalah, nanti aku yang jemput kamu kalo kamu sampe gak sekolah" jawab Yedam sembari menarik tangan gue yang ada di dadanya untuk di genggam.

"Huuuuu"

"Tapi pulangnya jangan malam malam ya, nanti besoknya kesiangan lagi sekolahnya. Manjat pager lagi nanti kamu" gue tertawa. walaupun gak secara langsung, cowok itu bener bener marahin gue lewat telfon setelah tau gue masuk sekolah lewat pagar belakang sekolah.

"Iyaaa enggak, lagian susah manjat pagar pake rok pendek"

"Jadi kalo pake celanan ada niatan manjat pager lagi nih?" Tanya Yedam sok mengintimidasi, membuat gue tertawa.

"Enggak, nanti di omelin si bawel"

"Siapa yang bawel?"

"Kamuuuuuu" jawab gue heboh sembari menunjuk Yedam, bibir gue jadi mengerucut karna mengatakan 'kamu' terlalu panjang.

Yedam tertawa gemas lalu menarik gue kedalam dekapannya, memeluk gue seerat mungkin yang membuat gue memukul cowok itu karna tidak bisa bernafas.

"Yedammm ihhh"

Cowok itu lagi lagi tertawa lalu melonggarkan pelukannya. Membuat gue bergerak menyamankan diri di dalam dekapannya sembari melingkarkan tangan gue di tubuh cowok itu.

"Kamu jangan pulang cepet ya, aku masih kangen" ucap gue tiba tiba, Yedam mengangguk dengan tangannya yang mengusap lembut punggung gue.

"Iyaa, lagian aku lagi gak sibuk kok" jawab Yedam. Gue tersenyum senang sembari mempererat pelukan gue, menghirup banyak banyak aroma tubuh Yedam yang jadi candu gue. Jujur, Yedam itu wanginya seenak ini.

Ada yang mau nyium juga? Eh gak boleh Yedam punya gue, hahaha.

Cukup lama kami ada di posisi ini, sampai akhirnya ponsel gue berdering, menampilkan notifikasi dari aplikasi chat yang ada di dalam sana.

Gue menatap Yedam yang menyorot layar ponsel gue dengan dahinya yang mengkerut. Gue jadi gugup sendiri waktu liat siapa yang ngirimin gue chat tadi.

"Kim Taeyeong sebelas MIPA dua?" Gumam Yedam, gue bergerak hendak melepaskan pelukan gue di tubuh Yedam untuk segera meraih ponsel gue tapi keburu tangan Yedam makin erat memeluk pinggang gue. Tangan kanan cowok itu bergerak meraih ponsel gue yang terletak di samping kanvas yang ada di meja.

"Sejak kapan dia punya nomer kamu? Dan kenapa kamu ngesave dia".

"K-kamu inget gak yang waktu itu sketchbook aku ilang? Dia nemuin gitu, di dalam sana kan iseng aku tulisan nama kelas sama nomer hp aku, nah dia chat gitu bilang kalo buku itu di dia. Terus karna dia minta save dan aku gak enak nolak jadi aku save" jawab gue hati hati dan lebih memilih menyembunyikan wajah gue di dada Yedam dari pada menatap wajahnya.

"Terus kenapa ngajak jalan gini?"

"Gak tau, aku udah sering nolak kok, serius" ucap gue, sedikit mendongak untuk menatap Yedam sebentar.

"Kontaknya aku hapus ya" gue mengangguk pasrah, lagi pula gue tolak juga tetap akan cowok itu hapus.

"Inget ya kamu cuman punya aku" ucapnya setelah menaruh ponsel gue kembali ke meja, gue mengangguk lalu menepuk pipi cowok itu kencang.

"iya bawelllll"

Secret

Author note

Aku yang nulis aku juga yang kegemesan sendiri😭

[5] Secret || Bang Yedam ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang