(12) Dia Punya Gue

369 66 4
                                    

AUTHOR POV

Yedam termenung sembari memeluk gitar kesayangannya, menatap langit malam dan menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.

Hyejin marah dan itu bukanlah suatu hal yang baik, apalagi dia dan Eunsang belakangan ini nampak semakin dekat. Yedam melihat sendiri saat di koridor tadi.

Sejujurnya Yedam tengah takut, takut Hyejinnya malah lebih memilih Eunsang dari pada dirinya. Eunsang nampak sangat tulus pada gadis itu.

Apalagi kemarin Eunsang sempat meminta bantuan pada Yedam untuk menghias taman karena cowok itu akan mengutarakan perasaannya pada Hyejin malam ini dan tentu saja Yedam tolak dengan alasan ingin mengantar ibunya pergi arisan yang sebenarnya juga bisa di lakukan supir di rumahnya.

Sekarang sudah pukul setengah delapan malam, tadi Yedam juga melihat Eunsang pergi menggunakan mobilnya.

Yedam hendak menyusul, namun takut kalau Eunsang atau Hyejin marah padanya, mengingat bagaimana Hyejin kemarin mengusirnya.

Namun Yedam juga takut, takut kalau Hyejin malah menerima perasaan Eunsang dan melupakannya.

Tangan Yedam bergerak memetik senar gitarnya sembarangan dengan matanya yang tetap fokus pada langit padahal bintang tidak terlihat satu pun.

Yedam sangat mencintai Hyejin, sungguh. Namun ia terlalu tidak enak dan takut membuat Eunsang kecewa jika tahu kalau gadis yang selama ini ia ceritakan pada Yedam malah menjadi kekasih sahabatnya.

Sebenarnya Yedam juga sadar sih, seharusnya dia memang mengatakan sendari awal kalau Hyejin adalah kekasihnya pada Eunsang sehingga masalahnya jadi tidak serumit sekarang.

Dan akibatnya saat ini dia terlihat sedang memainkan perasaan dua orang itu, padahal sedikit pun Yedam tidak pernah bermaksud seperti itu.


From Lee Esa

(Send a photo)

From Lee Esa

Doa in gue ya bro, Hyejin udah Dateng

Yedam lepaskan pelukannya pada gitar kesayangannya, menaruh benda itu di sampingnya dan segera masuk ke dalam kamar tanpa membalas atau membuka pesan dari Eunsang. Cowok itu tahu betul apa isi foto yang sahabatnya itu kirim, dari perkiraan Yedam sepertinya itu adalah foto tempat Eunsang akan mengutarakan perasaannya pada Hyejin.

Tangan cowok itu bergerak meraih jaket dan kunci motornya, berjalan dengan tergesa untuk turun ke lantai bawah dan berpamitan pada ibunya.

Tanpa fikir panjang lagi, Yedam dengan segera menaiki motornya, melaju menuju taman di dekan rumah Hyejin karena Eunsang pernah mengirimkan lokasi pada yeda saat meminta bantuan pada cowok itu. Bertingkah seakan Yedam tidak mengetahui di mana rumah Hyejin, padahal hampir setiap hari cowok itu pergi ke sana.

Membiarkan angin menerpa tubuhnya cukup kencang, sekarang seluruh fikiran Yedam penuh dengan kemungkinan bahwa Hyejin yang akan menerima perasaan Eunsang, dan Yedam tidak mau itu terjadi. Doakan saja semoga cowok ini bisa selamat sampai tujuannya.


Yedam sekarang sudah sampai,dan langsung memarkir motornya di dekat taman tersebut lalu dengan langkah tergesa Yedam masuk kedalam taman, menyusuri tempat itu untuk menemukan tempat di mana Eunsang dan juga Hyejin berada. Namun bukannya langsung menemui kedua orang itu saat menemukannya, Yedam malah lebih memilih berdiri di belakang sebuah pohon di mana Eunsang dan juga Hyejin membelakanginya.

Membiarkan dua orang itu berbicara, sejujurnya Yedam penasaran dengan topik pembicaraan dua orang yang tengah duduk di kursi taman itu namun posisinya terlalu jauh sehingga ia tidak dapat mendengarnya.

Sejujurnya Yedam tidak memiliki rencana untuk membuat Eunsang gagal mengutarakan perasaannya, dia hanya terlalu takut tadi sampai tidak sempat berfikir dengan benar. Menjadi pintar di bidang akademik tidak akan membuatmu bisa berfikir di saat panik ya.

"Ayo Yedam mikir" gumam Yedam pelan sembari menyandarkan punggungnya pada pohon yang ada di belakangnya.

Semakin panik cowok itu maka semakin sulit untuknya mencari solusi, namun menjadi tenang di saat seperti ini juga terlalu sulit karena waktu Yedam hanya sedikit.

Tarikan nafas panjang Yedam keluarkan lalu cowok itu memilih untuk menilik ke arah Eunsang juga Hyejin sebentar. Namun Yedam di buat mengernyit bingung saat melihat Hyejin tengah duduk sendirian di kursi itu, tidak ada Eunsang di sana.

"Loh mana si esa?"

Ini kesempatan Yedam, ia bisa mendatangi Hyejin dan meminta agar gadis itu memaafkannya dan menolak Eunsang sebelum sahabatnya itu kembali. Yedam tahu ini terkesan seperti ia sangat pengecut, tapi menurutnya ini adalah cara terbaik walaupun sedikit gila.

Yedam bangkit dari posisi bersandarnya lalu hendak beranjak mendekati hyejin kalau saja Eunsang tidak terlihat kembali ke bangkunya bersama Hyejin sebelumnya dengan tangannya yang membawa sebuket bunga, membuat Yedam mengurungkan langkahnya dan lebih memilih kembali bersembunyi di belakang pohon.

Yedam terlihat sangat bodoh sekarang dan Yedam sangat menyadari itu, hanya karena sahabat dan pacarnya bisa membuat seorang bang Yedam yang terkenal kecerdasannya itu terlihat sebodoh sekarang.

Tangan Yedam terkepal kuat saat tangan Eunsang bergerak mengusap kepala Hyejin dengan lembut lalu turun untuk menggenggam jari mungil milik Hyejin, itu punya Yedam asal Eunsang tahu.

Geraman kesal terdengar, emosi cowok itu jadi memuncak saat Eunsang menyodorkan bouqet bunga tadi kepada Hyejin dengan senyum tulusnya.

Hyejin belum menerimanya dan malah terlihat kebingungan dengan senyum canggungnya, melirik ke seluruh taman agar matanya tak bertemu dengan Eunsang, Yedam bisa melihat semuanya dari sini.

Secret

"Do you wanna be my girl?"

Gue tersenyum canggung, agak bingung dengan sikap Eunsang malam ini, bukan dengan senyum tulusnya tapi dengan semua hiasan di taman ini, bunga yang tengah ia sodorkan, juga Kalimatnya yang tengah meminta gue untuk menjadi pacarnya. Bukankah Eunsang sudah tahu segalanya, dan tadi siang pun ia terlihat ingin Yedam jujur padanya tentang gue dan sahabatnya itu namun sekarang apa yang cowok ini lakukan? Gue pacar sahabatnya? Apa dia lupa?

Senyum cerah dan tulusnya membuat gue tidak tega menatap matanya yang nampak berbinar, menyorot gue penuh harap. Gue edarkan seluruh pandangan gue ke seluruh taman.

"Esa gu~" wajah penuh rasa bersalah gue terganti dengan ekspresi gue yang terkejut saat bouqet bunga yang tengah di genggam Eunsang di hempas dengan kasar ke tanah, oleh seseorang yang tidak pernah gue sangka akan melakukan itu pada seorang Lee Eunsang.

Kami bertiga mematung beberapa detik. Berbeda jauh dengan raut gue yang nampak terkejut, Eunsang nampak menatap sang pelaku itu dengan wajahnya yang nampak tenang dan biasa saja, padahal dia yang mengalaminya.

"Hyejin punya gue" satu kalimat yang dapat membuat gue kembali terkejut dengan tubuh gue yang tiba tiba di tarik untuk bangun, tangan cowok itu melingkar di pinggang gue dengan posesif.

"Maaf sa, tapi Hyejin pacar gue" suara lembut Yedam menyadarkan gue yang tengah mematung lalu menatap wajah serius Yedam, gue bisa melihat raut wajahnya yang nampak penuh rasa bersalah.

Eunsang bangkit dari duduknya, menatap Yedam setelah sebelumnya melirik bunga yang ada di bawah kakinya lalu tersenyum kecil.

"Jadi?"

"Dia punya gue"

Secret




[5] Secret || Bang Yedam ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang