Narrator: Lola Azaria Gahyaka
Bulan Mei
Di bulan Februari kemarin gue baru dilantik jadi pengurus di Student Council Divisi 4, Hubungan Kesiswaan. Tugasnya kayak keluhan siswa yang masuk ke Student Council, daftar siswa setiap semester baru, ekskul yang ada di sekolah, dan masih banyak lagi. Tapi yang paling spesial adalah prom! Dan sekarang gue lagi di rapat besar Student Council.
"Tahun ini kita gak prom kayak biasa ya," ucap Ketua Student Council terpilih tahun ini.
Gue kaget dengar nya. GAK ADA PROM? MAKSUDNYA?!
"Karena sesuai dengan tradisi sekolah kita, tahun ini kita akan adain Sadie Hawkins di bulan Desember," lanjutnya.
Mata gue langsung membelalak. SADIE HAWKINS? UDAH WAKTUNYA?
"Buat divisi 4, tolong secepatnya ya dibikin rencananya. Gue minta tolong awal semester baru nanti pas siswa semuanya masuk, udah bisa dikasih tau secara menyeluruh," dan disitulah rapat hari ini ditutup.
Masih gak nyangka Sadie Hawkins bakalan dilakuin di angkatan gue. Acara bergengsi di sekolah dan gue salah satu pengurusnya?
Setelah rapat gue pun langsung jalan pulang ke dorm. Temen-temen gue gak ada yang ikut Student Council dan gue masih belum kenal banget sama anak-anak di Student Council. Termasuk Edgar.
Kok tiba-tiba Edgar? Iya, gue udah nge-crush sama Edgar dari hari pertama masuk sekolah. Tapi gue gak bisa deket sama dia karena sahabatnya, Rangga, musuh bebuyutan Audrey dari hari pertama. Dan jangan lupa janji jomblo gue sama Adis dan Audrey untuk tetap menjomblo sampai akhir SMA. Sebagai teman yang baik dan manusia yang tepat janji, gue gak boleh melanggar perjanjian itu (lebay).
TAPI, sebagai seorang cewe yang pasti tertarik dengan orang yang dianggap menarik, gue gak bisa menjauhkan rasa penasaran gue tentang Edgar. Tentang ide gue dan Edgar bersama, tentang Edgar yang senyumnya bak matahari di pagi hari, suara dia yang merdu pas dia bersenandung di ruang Student Council.
Ya. fix gue nge-crush sama Edgar.
Dua minggu kemudian
Kepanitiaan inti Sadie Hawkins udah terbentuk. Acara ini masih dirahasiakan ke siswa, cuma Student Council dan Dewan Guru yang tau.
"Oke, kepanitiaan inti udah ada dan buat Event Organizer gue udah deal sama Semicolon Organizer," kata kak Viera, ketua Divisi 4 tahun ini.
Kepanitiaan cuma di isi sama Student Council bersama EO pilihannya di tahun tersebut. Karena Resonance Academy adalah akademi yang bergengsi, tentunya pilihan EO nya pun yang bergengsi juga.
Setelah rapat besar tadi, kak Viera dan anak-anak Divisi 4 masih berkumpul.
"Jadi kan tentunya Divisi kita adalah intinya acara ini, divisi lain akan bantu keperluan kita. Walaupun kita dibantu EO, gue mau kita tetep megang kendali di acara kita nanti," ucap kak Viera kepada anak-anak divisinya.
Divisi ini berisi 5 orang dan 1 ketua, dan di divisi ini gue bersama kak Ian, kak Jenny, Tara dan Edgar.
Gue mengangkat tangan gue untuk bertanya, "Kak mau nanya, kapan kita ketemu sama Semicolon? Temanya kita yang milih juga?"
"Kita bakalan ketemu sama Semicolon hari Sabtu minggu depan. Dan yes betul banget kita yang milih temanya. Tapi gue mau kalian bikin tema dan ngasih presentasinya minggu depan pas rapat besar, and then langsung kita pilih tema yang bakalan kita pilih. Boleh individu ataupun berdua, bertiga terserah," bales kak Viera.
Mendengar apa kata kak Viera gue pun langsung semangat untuk mencari ide tema Sadie Hawkins. Terlihat di meja rapat kak Ian udah ngetag bareng kak Jenny, Tara yang keliatan kurang antusias, dan Edgar yang ekspresinya gak bisa gue tebak. Setelah bubaran rapat, gue yang terakhir keluar dari ruangan. Tapi pas mau nutup pintu gue terkaget karena seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is Not A Prom!
Teen FictionResonance Academy Salah satu sekolah favorit di lingkungannya. Tak hanya karena prasarana yang baik, guru yang diatas standar, teta[i sekolah ini telah lama ada dan tradisi sekolah yang berbeda dengan sekolah lain. Contohnya: Sadie Hawkins. Acara li...