Sudah 3 hari semenjak kejadian itu. Badan gue udah benar-benar pulih, meskipun masih ada memar sedikit. Pagi yang cerah, sinar matahari masuk ke teras rumah. "Ryan! Lu dimana?" teriak Lintang,
"Teras!" jawab gue teriak,
Lintang tiba-tiba muncul dari pintu yang menghubungkan dapur dengan teras.
"Ooh lagi skipping, yaudah lanjutin lagi,"
"Udah selesai malah, ada apa?" tanya gue,
"Makanan dah habis," jawabnya santai,
Gue merapihkan tali skipping lalu masuk ke dapur melewati pintu penghubung antara dapur dengan teras. Lintang sedang mencuci piring bekas sarapan tadi. Rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai begitu saja, tapi dia tetap terlihat cantik. Gue melingkarkan tangan ke pinggang dia.
"Mandi dulu gih Yan, bau!" kata dia sambil menutup idung,
"Bisa aja nih," gue melepas pelukan lalu mencubit pipinya.
"Sakit tau!" dia mencipratkan air ke arah gue.
"Iya-iya maaf," gue menghalang airnya agar tidak terkena baju, tapi tetap saja basah.
"Lu siap-siap, habis gue mandi gue mau nunjukin sesuatu ke elu," gue langsung meninggalkan dia lalu lari ke kamar mandi.
Gue melepas semua pakaian gue. Menyalakan shower dengan membelokan keran ke kiri untuk merubah jadi air hangat. Gue menikmati setiap percikan air yang jatuh. Suara air yang terjatuh ke lantai menggema ke seluruh kamar mandi. Seketika gue teringat pas gue sedang mandi di rumah. Semalam sebelum semua ini terjadi. "Rumah apa kabar ya?" tanya gue dalam hati.
Setelah selesai mandi. Gue mengelap semua badan gue lalu melilitkan handuk di bagian pinggang. Ketika gue keluar kamar mandi, sudah ada Lintang yang berdiri tepat di depan kamar mandi.
"Lintang!" jantung gue berdegub sangat cepat,
"Lu mandi lama banget,"
"Lu bikin gue kaget aja! Emang lu belom mandi apa?" tanya gue,
"Lu kira gue setan apa? BELOM!" jawabnya dengan muka cemberut,
"Dih cemberut gitu, yaudah gih mandi," gue mencium keningnya.
"Iiih cium-cium bilangin Mamah niih," ledeknya sambil memeletkan lidahnya,
"Bilangin aja," gue meledeknya lagi.
Dia masuk kamar mandi, dan gue menuju ke tas gue untuk mengambil pakaian gue yang pernah gue pake pas pertama kali ke sini. Gue memakai jaket kesayangan gue. Wanginya seperti baju-bajunya Lintang, gue yakin jaket ini dicuci memakai pewangi dan sabun yang sama.
Gue menunggu di luar kamar Lintang sambil memainkan shotgun gue yang udah hampir 3 hari tidak gue pegang. Gue mengecek peluru yang terdapat di dalamnya, ternyata ada. "Oke, jangan diapa-apain, kalo ketembak Lintang bahaya," ujar gue dalam hati sambil menaruh kembali shotgun tersebut.
"Hai Yan," sapa Lintang,
Dia menguncir rambutnya, lalu poninya yang dijepit memakai penjepit rambut. Hoodie hitam dengan celana panjang berwarna cream. Gue hanya bisa memandang dia. "Kok diem Yan? ada yang salah ya sama penampilan gue?" katanya sambil menutup kepalanya dengan tudung hoodie-nya.
"Eng.... engga kok, Lu cantik Lin, gue suka rambut lu dikuncir gitu," jawab gue yang berusaha tenang,
Mukanya memerah, "Yaudah kalau gitu gue kuncir terus aja,"
"Eh" gue terkejut mendengar perkataan dia.
Dia tersenyum sampai memperlihatkan giginya, "Yaudah, lu mau ngajak gue kemana?" tanyanya,
YOU ARE READING
The Last Of Us - Chapter 2 [COMPLETED]
AdventureRyan yang memutuskan untuk melakukan perjalanan sendiri tanpa teman-temannya. Ia memiliki tujuan sendiri yaitu mencari orang tuanya dan orang tua teman-temannya yang lain, yang pergi ke pemerintahan, dan jugadia memutuskan untuk hidup sendiri di rum...