"Widya?" kata gue sambil mengangkat tangan dan muka yang kebingungan,
"Kaget ya?" tanyanya balik sambil memeluk bukunya,
"H-How??" tanya Lintang,
Dia tersenyum lalu menyuruh penjaganya memeriksa badan gue dan Lintang. Setelah mereka memeriksa badan gue dan Lintang, mereka kembali lagi dan berbisik ke Widya. "Izinkan mereka berdua masuk," perintahnya. Gue menurunkan tangan perlahan diikuti oleh Lintang.
Gue mengikuti mereka masuk. Gue melihat jalan yang biasa dilalui oleh guru dan murid berubah menjadi parkiran mobil yang sudah dimodifikasi, daun-daun kering menutupi aspal. Ditambah di setiap belokan ada penjaga yang berjaga.
"Udah berapa lama lu ngebangun ini semua?" tanya gue,
"Seminggu setelah wabah ini terjadi. Dan terus berkembang sampai sekarang," jawabnya sambil berjalan tanpa menengok ke arah gue,
"Tenang Yan, teman-teman yang lain selamat kok," lanjutnya,
Gue terkejut, "Serius lu?!" tanya gue,
"Ngapain gue bohong!" katanya yang tiba-tiba berhenti diikuti para penjaganya begitu pula gue dan Lintang.
Kita berhenti di suatu pos pemeriksaan. Widya menyuruh gue dan Lintang untuk masuk ke dalam pos tersebut. Gue diukur tinggi badan gue, berat badan gue, dan golongan darah. "Gila juga mereka punya ini semua," pikir gue.
Setelah selesai gue langsung keluar melewati pintu keluar, di luarnya sudah ada 2 penjaga yang menunggu gue keluar. tiba-tiba dia mengangkat baju gue sampe sepinggang, gue kaget reflek langsung gue tolak. Mereka berdua langsung menodongkan senjata.
"Make sure kalau lu bukan salah satu dari mereka," kata salah satu penjaga,
"Mereka?" tanya gue
Gue menunjukan pinggang belakang gue yang tidak ada apa-apanya,
"Oh, he's not one of them,"
"Clear!" teriaknya
Lintang keluar dari pos tersebut dan langsung diperiksa seperti gue tadi. "Ngapain kalian!" teriaknya,
"Tenang Lin, mereka cuman ngecek pinggang belakang lu doang," ujar gue,
"Ga ada apa-apa!" bentaknya,
"Lintang, tunjukin sebentar aja, biar cepet selesai,"
Dia menaikan bajunya perlahan, ternyata di pinggangnya terdapat tanda 'V' dan para penjaganya langsung menodong ke arahnya.
"Woww! Santai!" kata gue yang tiba-tiba berdiri di depan dia,
"SHE IS ONE OF THEM!!!" penjaga tersebut berteriak yang membuat penjaga-penjaga tersebut datang lalu mengelilingi gue dengan menodongkan senjata-senjata mereka. Gue benar-benar kebingungan dan tidak bisa apa-apa selain berdiri depan Lintang yang sudah benar-benar dikelilingi oleh senjata-senjata yang siap menembaki kita berdua kapan saja.
"Turunin senjata kalian!" kata Widya yang tiba-tiba muncul dari belakang,
"Bawa perempuan tersebut ke penjara, kita urusin nanti. Ryan, ikut gue," suruhnya, dan mereka langsung memborgol Lintang dan membawanya secara paksa, "Hei! Pelan-pelan sama perempuan!" teriak gue,
"Dia gak akan diapa-apain kok Yan," ujarnya sambil membernarkan kacamatanya
"Yang penjaga lu maksud dari 'mereka' tuh apa Wid?" tanya gue kebingungan,
"Mereka memanggil diri mereka sebagai Vendentta, kelompok yang sedang berhadapan dengan kelompok ini. kita kekurangan orang, kita punya semua tapi kita kekurangan orang. Dan setiap orang yang termasuk dari mereka ada huruf 'V' di punggung belakangnya."
YOU ARE READING
The Last Of Us - Chapter 2 [COMPLETED]
AventuraRyan yang memutuskan untuk melakukan perjalanan sendiri tanpa teman-temannya. Ia memiliki tujuan sendiri yaitu mencari orang tuanya dan orang tua teman-temannya yang lain, yang pergi ke pemerintahan, dan jugadia memutuskan untuk hidup sendiri di rum...