Alone

59 3 2
                                    

"Ryan bangun," suara samar-samar dan halus.

Gue membuka mata secara perlahan.

"Mira! Lu kenapa?!" panik gue,

Gue melihat Mira dengan mulut mengeluarkan darah serta muka yang penuh luka.

"Enggak kok gue gakpapa," jawabnya dengan santai,

"Gak usah khawatir sama gue," lanjutnya

"Tapi Mir,"

"Udah... gue akan baik-ba..."

*Doorrr!*

"MIRAAA??!!" teriak gue.

Gue langsung terbangun dari tidur. "Mir, maaf," ujar gue sambil mengeluarkan air mata. Gue berjalan ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk gue sendiri.

"Arkaaan!! Nasi di mana?!" teriak gue,

"Ooh iya, guekan lagi sendiri, bodoh banget," lanjut gue,

Gue melihat tempat nasi, ternyata tidak ada nasi,

"Halaah.. lupa masak nasi gue semalem," ujar dalam hati,

"Gak! Gak! Gak bisa gini terus gue nih, gue butuh temen,"

Gue langsung memakan roti tawar dan langsung mempersiapkan untuk mencari supply makanan, dan mengambil shotgun, pistol dan beberapa peluru. Gue mengunci pintu rumah Arkan dan menaruh kuncinya di rak sepatu.

Saat gue berjalan cukup lama, gue melewati kolam renang yang besarnya seperti kolam renang pada umumnya. Gue memberanikan diri untuk masuk lewat pintu utama.

*kreeeek* suara engsel pintu yang bergema ke seluruh ruangan lobby utama.

"Berisik banget sih," ujar gue kesal dalam hati.

Lobby utama di penuhi dengan kotak-kotak seperti dari dari militer. Gue memberanikan diri untuk membuka salah satu kotak yang bertulisan "FOOD".

"Ini bukanya gimana? Kok ribet banget,"

Gak lama dari itu, gue menemukan kuncinya yang berbentuk seperti koper. Pas gue buka, ternyata makanan kaleng yang cukup untuk berhari-hari, tanpa pikir panjang langsung gue masukan ke dalam tas satu persatu. Tiba-tiba,

"Tolong ya semua kotak-kotak ini pindahin ke dalam,"

"Siap Pak!" jawabnya sambil hormat

Gue langsung menengok ke sumber suara, ternyata ada 2 orang menuju ke arah gue. Gue langsung menutup kotak itu perlahan dan menguncinya kembali lalu berlari ke luar dari situ.

Beruntungnya gue, dapat keluar dari sana tanpa sepengetahuan mereka. Berlari dan terus berlari. Gue berhenti sejenak untuk mengatur nafas.

"Untung aja mereka gak liat," ujar gue sambil masih mengatur nafas.

"Makan dulu lah gue,"

Gue membuka salah satu makanan kaleng tersebut.

"Gila enak banget!" kata gue sambil melahap makanan tersebut.

"Hands up!" kata seseorang dari belakang gue.

"Lu Gak harus ngelakuin ini," ujar gue sambil menaruh makanan gue,

Gue berdiri perlahan tanpa membalikan badan.

"Lu mau apa?" tanya gue santai,

"Lu gak takut mati?!"

"Buat apa gue takut mati, kalau ujung-ujungnya bakal idup lagi," jelas gue

"Lagian juga lu nodong gue pake pistol belum tentu itu pistol asli," lanjut gue,"

The Last Of Us - Chapter 2 [COMPLETED]Where stories live. Discover now