Jam dinding sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Bunda sedang sibuk memasak nasi kuning untuk tumpeng yang dipesan temannya.
Sedangkan aku sedang berada di dalam kamarku. Sendirian, dengan rasa bosan yang ingin meluap. Membantu bunda? Ah kurasa itu ide buruk. Yang ada dapur bunda akan hancur karenaku.
Apa yang harus aku lakukan untuk mengusir bosanku?
Tidak ada cara selain membuka folder deretan film di laptopku. Dengan mata yang terfokuskan pada layar laptop, aku menemukan satu judul film yang cukup menarik.
"Tugeder?" gumamku begitu melihat judulnya.
Entah kenapa pikiranku langsung tertuju pada Taehyun, sahabatku sedari kecil. Sepertinya akan sangat menarik jika aku menonton film bersamanya.
Setelah mengirimkan pesan singkat dan mendapat jawaban darinya, aku segera merapikan kamar untuk menyambutnya. Sebenarnya Taehyun cukup sering datang kemari. Apalagi rumah kita yang hanya berjarak seratus meter mempermudah aksesnya untuk datang.
Hanya sekitar sepuluh menit ia telah tiba di rumahku. Sapaan khasnya terdengar dari dapur. Sepertinya ia langsung menghampiri bunda.
"Selamat datang sahabatku. Aku baik kan, udah siapin tempat yang nyaman buat nonton," ucapku sumringah.
Sebenarnya aku juga malas untuk bersikap ramah padanya. Tapi ini demi untuk mengusir bosanku. Jika saja dia tau kalau film yang akan kami tonton adalah kisah cinta antara dua laki-laki, Taehyun pasti akan menolak ajakanku.
"Tumben baik?" tanyanya singkat, sikap khas dari seorang Taehyun.
"Yee, aku emang baik tau. Sini duduk sini," ocehku sambil menepuk pinggir kasurku.
Kami berdua duduk di pinggir tempat tidur dengan laptop yang aku letakkan diatas meja kecil, tepat di hadapan kami.
Sepuluh menit pertama ia tampak menikmati film tersebut. Kita lihat saja, pada menit keberapa ia menyadari bahwa itu film boy love.
"Gyu, kok filmnya agak aneh?" tanyanya di menit keduabelas.
Sepertinya Taehyun sudah menyadari apa yang salah dengan film tersebut.
"Nggak kok, tuh pemainnya sama kayak poster yang aku kirim di wasaf tadi."
"Ini film ganda putra kan? Gila, bisa-bisanya lo nonton beginian. Mau jadi belok lo?"
"Iya, ini memang film homo. Tapi gak gitu konsepnya ya mulkidi. Aku nonton film homo, tapi bukan berarti aku mau jadi homo. Kayak kamu yang nonton bokep, tapi bukan berarti kamu mau jadi pemain bokep kan?" Aku mulai mengomel, tidak lebih tepatnya melontarkan pembelaan.
"Lo aja yang nonton, gue ogah."
"Yah, kamu mah gitu. Satu episode aja deh. Tanggung banget udah mau pulang. Besok ga lagi deh. Hari ini aja temenin aku, biar gak bosen. Kan kita sahabat."
Aku terus merengek kepadanya, hingga ia merasa jengah. Yash, Beomgyu kamu pintar sekali dalam hal membujuk Taehyun.
Kami kembali fokus pada layar laptop. Sebenarnya aku juga heran kenapa aku suka film dengan alur percintaan antara dua laki-laki. Melihat interaksi para pemain membuatku ikut tersipu malu.
Aku melirik Taehyun yang tampaknya mulai menikmati alur dari film tersebut. Terlepas dari orientasi seksual tokoh utamanya, alur dari film tersebut memang sangat menarik.
"Gimana? Seru juga kan," ocehku sambil menyandarkan kepala di bahunya.
Tenang pemirsa, harap tenang ya. Skinship seperti itu sudah biasa kami lakukan. Karena kami sudah menjadi sahabat sejak di dalam kandungan. Jadi, sudah tidak ada lagi kata canggung diantara kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Masa Gitu [ Taegyu End ]
FanfictionKita hanya teman, hanya sebatas teman. Dan akan terus seperti itu. Apapun yang kita lakukan, aku akan menganggapnya sebagai hal yang wajar dilakukan oleh seorang teman. Perihal rasa, aku sendiri tidak paham seperti apa perasaanku padamu. Mungkin kam...