Seperti yang dijanjikan, pukul delapan malam Taehyun mengetuk pintu rumahku. Tangannya yang lain menggenggam bungkusan yang cukup besar. Dengan sangat berantusias aku mempersilahkannya masuk.
"Siapa yang datang malem-malem kak?" tanya bunda dari ruang keluarga.
"Taehyun bun," jawabku.
Kami bertiga duduk bersama di ruang keluarga sambil menyaksikan penampilan King Nassar di salah satu tv lokal. Soal perdangdutan dunia, King Nassar telah memikat hati bunda. Tidak ada yang bisa menyentuh remote tv jika sudah ada Nassar di televisi.
"Bun, barusan Tae keluar dan kebetulan beli makanan buat bunda sama Beomgyu," ucap Taehyun sambil membongkar bungkusan yang dibawanya.
Ternyata Taehyun membawakan bunda ayam emsidi dan burger untukku. Dia sangat hafal dengan makanan kesukaanku dan bunda. Benar-benar teman yang sangat bisa diandalkan.
"Jadi kan bun, sebenarnya Taehyun tadi tuh kencan sama Yuna. Ituloh yang rumahnya di ujung gang." Aku sengaja mengatakannya pada bunda.
Sebenarnya aku cukup penasaran akan seperti apa bunda meresponnya. Sambil memakan ayamnya, bunda menatap Taehyun lekat-lekat.
"Dia agak pilih-pilih loh anaknya. Kamu hebat, kalau bisa luluhin hatinya. Bunda denger dari tukang sayur langganan, kalau Yuna udah bolak balik gonta ganti cowok karena nggak cocok," ucap bunda.
"Iya bun, kayaknya Tae nggak cocok sama Yuna. Anaknya agak rewel, bukan tipenya Tae," jawab Taehyun sambil menggaruk belakang kepalanya.
"Udah berapa kali coba kamu gagal pacaran? Kalau dipikir-pikir sih kamu emang ga butuh pacar, kamu cuma butuh Choi Beomgyu," celetukku.
Tanpa kusadari wajah Taehyun memerah. Apakah dia malu ketika aku mengatakannya? Terserahlah, karena nyatanya memang seperti itu. Taehyun hana milikku seorang.
"Oh iya bun, aku lupa tadi belum matiin laptop di kamar. Aku naik dulu ya," pamitku.
Tanpa membuang waktu aku langsung menaikkan anak tangga satu persatu dan masuk ke dalam kamarku. Dan benar, laptopku ternyata belum dimatikan.
Ternyata Taehyun mengikutiku. Ia sudah berada di depan pintu kamarku. Dengan satu kancing kemeja yang terbuka.
Pemilihan pakaiannya sangat buruk. Siapa juga perempuan yang ingin melanjutkan kencan dengannya, jika ia berpakaian formal seperti itu. Sungguh laki-laki yang monoton.
"Tae, itu kancing bajumu kebuka tuh," ucapku.
Ku habiskan burger yang ada di tanganku. Karena burger ini ku dapatkan secara gratis, rasanya jauh lebih enak daripada ketika aku membelinya dengan uangku sendiri.
Taehyun langsung menunduk untuk memastikan kancing mana tang terlepas. Kedua tangannya dengan cepat memasang kembali kancing bajunya.
"Gyu gue capek banget. Boleh numpang rebahan ngga?" tanyanya.
Tanpa menunggu jawabanku, ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasurku. Benar-benar tidak sopan.
"Tae," panggilku sambil mengambil selimut yang terlipat rapi di bawah kakinya.
"Iya gyu? Kenapa?"
Entah dapat ide darimana, aku membuka lipatan selimut tersebut dan menutupi seluruh tubuh Taehyun dengan selimut.
Ku dudukan tubuhku diatas perut bagian bawahnya. Taehyun tanpak sedikit kaget. Tapi hal itu tidak berlangsung lama, karena kami langsung tertawa bersamaan.
Aku menyingkap selimutnya begitu kami berhenti tertawa. Ia menatapku serius, seperti ingin mengatakan sesuatu padaku.
"Gyu, jangan gerak. Nanti ada yang bangun," ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Masa Gitu [ Taegyu End ]
FanfictionKita hanya teman, hanya sebatas teman. Dan akan terus seperti itu. Apapun yang kita lakukan, aku akan menganggapnya sebagai hal yang wajar dilakukan oleh seorang teman. Perihal rasa, aku sendiri tidak paham seperti apa perasaanku padamu. Mungkin kam...