Chapter 3

134 6 0
                                    

Di sebuah tempat seperti area perkantoran terdapat dua orang pria terpandang sedang berhadapan bahkan riuh tepuk tangan menghiasi ruangan itu hingga banyak pujian menimpa salah satu dari mereka atas keberhasilannya.

.

" Selamat ya tuan, pekerjaanmu sungguh membuatku takjub bahkan hasil karya ini membuatku tertarik untuk bekerjasama denganmu" ucap seorang pria paruh baya berjabat tangan dengan pria usianya mungkin jauh berbeda dengannya tersenyum manis menyambutnya

" Sama sama, saya juga senang bisa bekerja sama dengan anda, dan saya bersyukur sekali karena anda bisa mempercayai saya dengan baik" ucapnya dengan ramah menyambut hangat padanya

" Argh lama lama aku muak dengan pujiannya itu! Ingin rasanya aku ingin menghancurkannya sampai dia tidak bisa menunjukkan wajahnya" batin seorang pria dengan jengah dan tidak suka dengan keberhasailannya itu

" Aku harus mencari orang yang bisa menghancurkannya bahkan nyawa sekalipun, aku benar benar muak dan tidak tahan dengan semua ini" ucapnya langsung pergi dari sana meninggalkan kerumunan tanpa rasa perduli sama sekali, dia merasa jengah dengan semua ini

" Dimana aku harus mencari orang yang bisa ku andalkan itu, aku harus mendapatkannya bahkan aku akan membayar mereka dengan mahal!!"

" Aku tidak ingin dia merasakan kebahagiaan sedikitpun, TIDAK AKAN PERNAH!!!!"

Dia pun tancap gas dari sana dengan amarah meluap luap bahkan ingin sekali dia menghancurkan saingannya satu ini dengan cara apapun dia akan lakukan bahkan tindak kriminal sekalipun dia bahkan tidak perduli yang terpenting tujuannya terpenuhi dan balas dendam terlaksana.


" Vee ayo jam istirahat sudah berbunyi, aku lapar vee, ayolah, apa kau masih marah padaku soal tadi?! Aku minta maaf, aku tidak tahu kalau kau akan marah" ucap Neha berbicara dengan polosnya membuat Veebha hanya tersenyum menutup berkasnya

" Tidak neha, aku tidak marah soal itu. Tadi aku hanya lelah banyak pekerjaan yang harus ku lakukan, maka dari itu emosiku tidak terkendali. Aku minta maaf tadi sudah kasar padamu"

" Ah Veebhu terima kasih banyak kau sudah tidak marah padaku lagi, aku bersyukur pada dewa karena dia cepat meredakan amarahmu. Kalau tidak aku tidak ada lawan bicara saat diriku ingin mengutarakan keluh kesahku" ucapnya dengan riang memeluk tubuh mungil Veebha bahkan dia memutar tubuhnya karena tahu Veebha sudah tidak marah padanya

" Neha sudahlah kepalaku pusing dan lama lama tubuhku remuk, kau memang seperti Teja" celetuk Veebha yang merasa tersendat membuat Neha berhenti dan menatap wajahnya

" Teja? Siapa dia, apa dia sahabatmu, atau sepupumu? Kau tidak pernah bercerita padaku" ucapan Neha membuat Veebha kembali mengingat masa lalunya yang kelam dan mengerikan

" Dia, eum, dia, dia itu, eum, ah sudahlah lupakan saja kau ingin mengajakku makan siang. Baikah ayo aku masih sibuk dan harus ada berkas kasus yang belum ku selesaikan" ucap Veebha mengalihkan perhatian neha langsung berjalan mendahuluinya

" Heh dia memang aneh, selalu saja mengalihkan pembicaraan. Aku penasaran siapa Teja, yang selalu di sebut olehnya, dan kenapa dia selalu saja menghindar saat aku bertanya?" ucap Neha bermonolog sendiri sembari berpikir keras

" Oh iya Vee kau tahu, pak Karan dan nona Mehta sedang ada cuti. pak Karan di pindahkan kepolisian di daerah Chandigard sedangkan nona Mehta cuti melahirkan, kita akan mencari pengganti untuk mereka sementara" ucap Neha sembari berjalan di samping Veebha menuju kantin tak jauh dari tempat kerjanya

House of Pandavchali - SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang