Chapter 9

78 8 1
                                    

Pria itu terus masuk dengan perlahan hingga sampai di dalam rumah dimana dia bahkan terkejut dengan seonggok kepala manusia meski tinggal tengkoraknya saja tapi kesannya sangat mengerikan

.

" Rasanya rumah ini seperti rumah hantu, banyak sekali pajangan aneh, bahkan entah kepala siapa itu. Ya tuhan beginilah penampakan rumah seorang psikopat seperti mereka itu" ucapnya bergidig geli menatap sekeliling rumah

" Iya itu memang benar tuan Praneet" ucap seseorang di belakangnya dengan santai bersandar di ambang pintu menggunakan kimono tidur berwarna hitam

" aAtaga, huh ya tuhan kau membuat terkejut saja! Sedang apa kau disana, apa begini caranya menyambut tamu hah?! Huh untung saja aku tidak punya riwayat jantung" ucapnya terkejut dengan pria di belakangnya sambil mengusap dadanya lega

" Haha kena kau, mari silahkan duduk disana dan selamat datang di rumah Pandavchali" ucap pria itu mengangkat alisnya dengan santai berjalan ke arah ruang tamu

" Apa ini rumah kalian? Kenapa penerangannya seperti ini? Rasanya ini bukan rumah, tapi gudang, remang remang sekali" celetuknya sembari duduk di ruang tamu bahkan menatap sekeliling

" Kami memang suka seperti ini" celetuk pria datang bersama wanita cantik memakai pakaian yang sama turun dari tangga di ikuti pria tampan di belakangnya

" Ada apa kau datang kemari? Apa ada tugas lain selain itu?" ucap pria itu duduk di sebelah pria yang daritadi bicara dengan praneet dengan wajah santainya

" Begini, apa ada kabar terbaru tentang saurabh?! Kalian sudah melaksanakan tugas yang kuberikan pada kalian" tanyanya membuat mereka hanya menatapnya dengan senyum sinis

" Jadi soal itu saja? Itu jangan di tanya, kami bahkan sudah melancarkannya tanpa kau suruh" ucap pria tampan manis itu tertawa puas dengan ucapannya

" Hmm itu bagus, semakin cepat semakin baik. Kalian jangan sampai salah melakukannya" ucap Praneet membuat mereka jengah dan menatap tajam padanya

" KAU MEREMEHKAN KAMI HMM?!" ucap mereka menatap tajam ke arahnya dengan jengah atas penuturannya itu

" Hei tenanglah, kenapa kalian selalu saja marah marah. Aku hanya bertanya saja dan berbasa basi pada kalian, benarkan wanita cantik Alexa?!" ucap Praneet memandang wanita cantik di antara mereka dengan senyum kikiknya

" Whatever, I don't care about that" ucapnya dengan cuek membuat Pandawa hanya menatap heran ada apa dengannya

" Jadi Harry sudah memata matai rumah musuhmu itu dan bahkan dia meneror rumahnya dengan sangat rapi. Kau tenang semuanya sesuai rencana, bahkan kami juga ingin seperti itu. Karena dengan begitu, musuh kami akan melemah dengan sendirinya dan kami pasti akan MENGHABISINYA" ucap Melvin santai melipat satu kakinya bahkan menatap sinis padanya

" Itu bagus sekali Pandawa! Aku memang ingin menghancurkan dirinya, bahkan nyawa sekalipun tidak apa apa asalkan dia tidak ada di muka bumi ini dan hidupku tenang" ucapnya merebahkan badannya di sofa dengan lega

" Iya iya manusia tidak berguna, kami tahu jawabanmu itu. Jangan selalu mengandalkan orang lain apalagi sampai meminta bantuan orang lain, itu namanya kau PECUNDANG BESAR!!" Ucap Edward disana penuh penekanan menatap jengah manusia ini

" HEI IBLIS HITAM, jangan pernah kalian menceramahiku! Kerjakan saja tugas kalian, aku ingin hasilnya" ucapnya dengan lantang kepada mereka

" Terserah apa yang kau katakan, aku tidak perduli" ucap Alexa pergi dari sana berjalan menapaki anak tangga dengan jengah tidak ada gairah sama sekali hingga Pandawa bingung apa yang terjadi pada dirinya

House of Pandavchali - SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang