Hari ini adalah hari pertama Jungwoo bekerja. Walaupun harus mengganggur beberapa saat, penantiannya selama sebulan bukanlah hal yang sia-sia. Diterima bekerja diperusahaan terbaik dikorea selatan adalah hal yang membanggakan.
Bersiap-siap mulai dari memakai jas bewarna grey yang ibunya buatkan menjadi hal yang paling istimewa dihari pertama bekerja. Setelah tamat dari sekolahnya 7 tahun lalu Jungwoo mendapat kesempatan untuk menempuh perguruan tingginya di Canada.
Dari sanalah Jungwoo mulai sedikit merubah diri, seperti mengganti kacamatanya dengan kontak lensa ketika berada diluar rumah, menata rambut hitamnya agar selalu rapih, dan berhubung profesi ibu Jungwoo saat itu telah beralih menjadi penjahit, Jungwoo juga sering memakai baju bagus yang selalu ibunya kirimkan setiap bulan.
Ya walaupun baju yang Jungwoo pakai tidak bermerek, ia tetap dengan bangga menunjukkan pada teman-temannya bahwa baju yang dirinya pakai adalah baju buatan sang Ibunda tercinta.
Dan setelah itu hidupnya mulai berubah seiring berjalannya waktu, selain mendapatkan banyak teman, Jungwoo juga sering mendapatkan keadilan yang sama sekali tidak pernah Jungwoo dapatkan semasa sekolah dulu.
Bekerja paruh waktu di supermarket kecil, menjadi mata pencaharian Jungwoo dinegara terluas nomor 2 didunia. Jungwoo tak pernah menyuruh sang ibunda untuk mengiriminya uang setiap bulan, ia hanya beralasan bahwa semua kehidupannya disana telah ditanggung oleh Mr. Jung. Orang yang telah berbaik hati membiayai Jungwoo untuk melanjutkan studinya.
"Hahh selesai!" Jungwoo berseru girang, kembali melihat pantulan dirinya dikaca. Merapihkan kembali dasi yang ia dapatkan di hari ulang tahunnya tahun lalu dan lagi-lagi buatan sang ibunda.
"Nak?! Jungwoo?! Mari makan!!"
Suara ibu Jungwoo mengalihkan atensi pemuda manis itu, Jungwoo mengangguk sebelum tersenyum. "Baik bu! Aku datang!"
Jungwoo memandang lurus kedepan, tepat dimana sebuah pintu kaca yang selalu terbuka secara otomatis saat para karyawan menempelkan kartu ID mereka pada layar kecil di sebelah kanan. Dengan semangat Jungwoo menempelkan kartu ID miliknya yang bewarna merah, lalu kembali mengalungkannya dileher jenjang miliknya.
Pintu terbuka.
Pemuda manis itu masuk sembari terus tersenyum, sekarang Jungwoo adalah bagian dari kantor besar ini.
"Baiklah, terimakasih."
Jungwoo membungkuk hormat pada seorang laki-laki yang berbaik hati ingin menunjukkan ruangan dimana nanti Jungwoo akan mengerjakan pekerjaannya.
"Eumm tidak masalah."
"Ahh yaa..." Jungwoo mengangguk canggung.
Mereka berdua menaiki lift khusus untuk para karyawan. Hening, tak ada sama sekali pembicaraan. Jungwoo benci suasana ini.
"Perkenalkan, nama saya Kim Jungwoo," Ucap Jungwoo mengenalkan diri.
Laki-laki tinggi itu melirik Jungwoo sekilas mengarahkan tatapannya kembali pada pintu lift didepannya yang akan segera terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOMINANT | Jaewoo ft Sungchan
Fanfiction"Memiliki kekuasaan bukan berarti bisa melakukan apapun dengan seenaknya, Pak." 𝐃𝐨𝐦𝐢𝐧𝐚𝐧𝐭 | 𝐉𝐚𝐞𝐰𝐨𝐨 ©𝐚𝐰𝐤𝐛𝐣𝐬𝐨𝐧𝐞 ; 𝟐𝟎𝟐𝟏