Pria berjas hitam masuk kedalam ruangan gelap yang sunyi, ruangan berdinding hitam ini hanya disinari pantulan cahaya matahari lewat jendela kaca. Seseorang termenung dalam diamnya, memakai jas bewarna biru gelap, hampir menyatu dengan warna dinding yang bewarna hitam.
"Jae?"
"Cepat katakan!"
"Mereka berhasil mendapatkannya."
"Mendapatkan foto-fotonya?"
"Iyap benar, Orang-orang suruhanmu mendapatkan potong-potongan gambar ini dari rekaman CCTV milik supermarket tempat pemuda itu bekerja."
Alis tebal pria berkemeja putih menaut, "Bekerja? Di Canada?"
Sang sekretaris membungkuk sedikit, "Benar, dia setiap hari bekerja paruh waktu sebagai kasir supermarket di dekat kediamannya," Sembari memberikan sebuah amplop coklat kepada sang atasan.
"Ahh Jaehyun, ngomong-ngomong ku dengar ada karyawan baru lagi ya?"
Jaehyun menoleh, "Apa yang kau katakan?"
"Kau tak tau?"
Hening sejenak, Jaehyun menggeram lelah. "Dia menerima karyawan baru lagi tanpa seizin ku?"
Jung Jaehyun kembali bertanya pada sekertarisnya. Nada dingin yang ia keluarkan bisa membuat tubuh siapapun menegang, seperti pria berkebangsaan Jepang ini, Nakamoto Yuta. Seorang sekretaris CEO di perusahaan J.GROUP.
"Orang itu yang berulah, kenapa aku terus yang kena marah? Sialan." Gumam Yuta yang masih bisa didengar Jaehyun.
"Kurang ajar. Kau mengataiku sialan?!" Pria Jepang itu langsung membungkuk hormat, kemudian berlari keluar ruangan meniggalkan sang atasan sendirian.
"Cih! Sekretaris tidak berakhlak!"
Jaehyun sedikit beringsut sedikit meringis tatkala perutnya masih terasa keram, akibat sering telatnya jam waktu makan. tangannya menjangkau amplop coklat yang berisi foto-foto si pujaan hati lalu membawanya keatas meja didepan sofa ruangan. Membuka pengait amplop perlahan, mengeluarkan beberapa lembar polaroid yang ada didalamnya.
Lembar-lembar polaroid tidak ada satupun yang Jaehyun lewatkan, sembari tertawa kecil ketika sang pujaan hati memasang raut kesal, akibat pelanggan yang terlalu banyak bertanya. Celemek yang melingkar dipinggangnya terlihat diikat sangat kencang, membuat lekukan pinggang rampingnya terekspos dengan sempurna.
Walau kualitas gambar tidak memuaskan, ini sudah terlalu cukup untuk sedikit menyingkirkan rasa rindu yang beberapa tahun ini Jaehyun rasakan.
Ahh Jaehyun teringat perkataan Yuta sebelumnya, tangannya bergerak meraih benda pipih di atas meja, jarinya dengan lihai mengetikan nama seseorang disana, kemudian memencet ikon panggil.
Suara deringan ponsel mengisi sunyinya ruangan Jaehyun, tidak lama setelah itu pintu kamar terbuka, menampilkan seorang pria jangkung dengan sepiring sushi ditangannya.
"Adwa apwa?" sushi didalam mulut pria itu belum terkunyah dengan sempurna, membuat pipi tirusnya menggembul, terlihat menggemaskan.
Jaehyun mematikan panggilannya, menatap sang adik dari atas kebawah, pakaian serba hitam yang Sungchan kenakan membuatnya mengernyit, "Bukankah kau kemarin sudah membeli baju bewarna gelap, selain warna hitam?"
Sungchan menelan makanannya, lalu mengangguk membenarkan, "Iya memangnya kenapa?"
"Tapi kau malah sering menggunakan warna hitam, dibandingkan warna yang lainnya."
"Mungkin karna aku menyukai warna hitam."
Jaehyun menepuk-nepuk sofa memberi isyarat pada Sungchan untuk mengisi sisi kosong disana. Bokong Sungchan mendarat dengan nyaman, memasukkan satu sushi kedalam mulut, kemudian mengunyahnya perlahan sembari menatap side profil sang kakak. Rahang tegas yang menawan, bibir pink tebal, mata hitam tajam, dimple yang manis, kenapa Sungchan merasa sangat berbeda?
![](https://img.wattpad.com/cover/240533120-288-k302229.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DOMINANT | Jaewoo ft Sungchan
Fanfiction"Memiliki kekuasaan bukan berarti bisa melakukan apapun dengan seenaknya, Pak." 𝐃𝐨𝐦𝐢𝐧𝐚𝐧𝐭 | 𝐉𝐚𝐞𝐰𝐨𝐨 ©𝐚𝐰𝐤𝐛𝐣𝐬𝐨𝐧𝐞 ; 𝟐𝟎𝟐𝟏