Senyuman indah terus terukir di wajah tampannya. Perasaan bahagia menyeruak keluar ketika melihat sang pujaan hati tengah menikmati makanan pemberiannya yang memang sengaja ia bawa dari rumah. Sungchan benar-benar tersenyum seperti orang gila, matanya menyipit lucu, sesekali tertawa karena hal-hal kecil yang Jungwoo lakukan.
Padahal itu bukanlah hal yang patut ditertawakan.
Berbeda dengan Sungchan yang bahagia dan tenang-tenang saja, Jungwoo malah gugup setengah mati karena ditatap oleh sang Wakil Direktur. Tangan kanannya yang tengah memegang sepasang sumpit mendadak tremor, karena tak sengaja melirik wajah Sungchan yang masih tersenyum lebar.
Suara Sungchan menginterupsi keheningan, mengagetkan Jungwoo yang tengah berada didalam keterdiaman. Kening Sungchan mengerut dalam, pria itu kebingungan, apa suaranya se-mengagetkan itu? Sungchan rasa, tadi ia memanggil dengan intonasi santai.
"Kenapa?"
Jungwoo menggeleng cepat, "Ti-tidak ada apa-apa, Pak!"
"Benarkah? Kamu tidak sedang membohongi saya bukan?"
Meneguk ludahnya gugup, kini Jungwoo memainkan jari-jarinya dibawah meja. "Ti-tidak!" Ujar Jungwoo sedikit terbata, entah mengapa bibirnya bergetar.
Lagi, Sungchan mengerutkan kening dalam. Ia tak pernah melihat orang se gugup ini, lagian ia hanya menanyakan hal-hal yang biasa.
Ini anehh.
"Apakah lebam di pipi masih terasa sakit?"
Menyentuh pipinya Jungwoo meringis kecil, "Ehm hanya sedikit." cicitnya pelan.
Sungchan menghela nafas, memejamkan mata menahan rasa kesal yang teramat sangat, ia diam-diam mengutuk Jaehyun dengan keji, tak lupa dengan kata-kata kotor yang ia gumamkan berkali-kali.
Bajingan rendahan itu memang selalu mengesalkan.
"Tolong maafkan soal kemarin Jungwoo, kami telah banyak merepotkan kamu."
"Tidak, itu tidak merepotkan sama sekali."
"Dan maaf untuk ketidak sopanan serta kelancangan Direktur yang memukul kamu seenaknya."
Jungwoo tersenyum maklum, ia berujar sehalus mungkin. "Tidak apa-apa Pak, saya sudah terbiasa."
"Sudah terbiasa?"
"Ahh tidak, bukan apa-apa."
Pukulan yang Jaehyun lakukan kemarin? Hah itu hanya sekedar hal kecil yang sering Jungwoo alami. Itu bukan apa-apa dari banyaknya hal menyakitkan yang sudah pernah Jaehyun beri. Ia telah merasakan yang amat teramat sakit.
Ia sudah terbiasa dengan rasa sakitnya, walau luka itu membekas, setidaknya ia dapat menyembuhkannya.
"Saya menyuruh kamu untuk memfotocopy berkas-berkas tadi, kenapa malah duduk manis sambil memakan sushi dengan Wakil saya disini?"
Jungwoo gelagapan, kepalanya menunduk dalam tak berani menatap sang Direktur yang memergokinya. Sungchan beranjak dari duduk, menghadapkan badan pada sang kakak.
Netranya sedikit melirik kearah rahang Jaehyun yang terdapat lebam biru, menyeringai puas kala bayangan tadi malam terlintas. Satu tonjokan kekesalan yang sedikit dibumbui dengan rasa kecemburuan melayang telak dirahang Jaehyun. Maaf, Sungchan sudah tak bisa mengendalikan diri saat itu.
"Aku sudah menyuruh Haechan untuk memfotocopy-nya." Sungchan menjelaskan.
Lirikan tajam Sungchan dapatkan, dari si pemilik netra elang. "Aku tidak bertanya padamu." Jaehyun mengalihkan tatapannya pada Jungwoo yang masih senantiasa menundukkan kepala. "Kim Jungwoo, ikut keruangan saya sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
DOMINANT | Jaewoo ft Sungchan
Hayran Kurgu"Memiliki kekuasaan bukan berarti bisa melakukan apapun dengan seenaknya, Pak." 𝐃𝐨𝐦𝐢𝐧𝐚𝐧𝐭 | 𝐉𝐚𝐞𝐰𝐨𝐨 ©𝐚𝐰𝐤𝐛𝐣𝐬𝐨𝐧𝐞 ; 𝟐𝟎𝟐𝟏