Jungwoo terus berjalan cepat, tak secuilpun ada niat berbalik untuk mengecek siapa orang yang terus menerus meneriaki namanya dari kejauhan. Tak perlu menolehpun Jungwoo telah tau siapa pemilik dari suara bariton rendah tersebut.
Jung Jaehyun, Bosnya.
Sudah hampir seminggu Jaehyun selalu merusak hari bekerja Jungwoo dikantor, mengikuti pemuda manis itu kemanapun, mulai dari tempat fotocopy, ruang wakil direktur, lift, kantin bahkan disaat Haechan ingin berduaan bersama Jungwoo, Jaehyun tetap akan ikut serta.
Walau Jaehyun berkata, "Tak apa, bicarakan saja apa yang mau kalian bicarakan. Anggap saja saya tidak ada."
Bukan apa-apa hanya saja, hal itu terlalu menakutkan bagi Haechan. Permasalahannya yang ingin Haechan bicarakan adalah diri Jaehyun itu sendiri. Tidak mungkin kan jika Haechan membicarakan orang itu didepan langsung?! Terlebih Jaehyun adalah Bosnya, bisa-bisa Haechan langsung di DropOut dari perusahaan besar impiannya.
Jadi dengan terpaksa Haechan harus mencari topik baru.
"Hah dapat!" Jaehyun mencengkram lengan Jungwoo kuat, tak membiarkan pemuda cantik itu kembali pergi menjauhinya. "Ayo bicara!" Ajak Jaehyun tegas.
Seperti biasa, Jungwoo menggeram lelah sebelum menjawab. "Berhenti mengikuti saya, Pak." Balas Jungwoo dengan nada lirih.
Percayalah, Jungwoo lelah. Setiap hari, setiap jam, pria dominan didepannya ini selalu menyuruh Jungwoo seenaknya. Jaehyun memang bosnya dan itu wajar. Ia akan memaklumi jika memang suruhan-suruhan itu bagian dari pekerjaan yang seharusnya, tapi jikalau melenceng jauh, Jungwoo tak terima.
Pekerjaan Jungwoo juga menumpuk ingin disapa, tapi Jaehyun selalu punya sejuta cara untuk membuat Jungwoo mengabaikannya.
Dengan tangan yang kembali berada didalam saku, Jaehyun menganggukkan kepala, berusaha menyanggupi permintaan Jungwoo yang agak sedikit berat. "Baiklah saya akan berhenti setelah kamu mau menemani saya makan malam, bagaimana?"
Benar, tak ada yang gratis di dunia ini.
Tanpa memerlukan waktu untuk berfikir, Jungwoo cepat-cepat menarik lengan kokoh Jaehyun. Jungwoo hanya ingin ini semua cepat selesai, agar ia bisa pulang dengan tenang.
"Kalau begitu mari lakukan dengan cepat."
Tatapan Jaehyun beralih pada tangan Jungwoo yang kini menggenggam erat lengannya, memotret momen singkat ini di dalam ingatannya yang tajam.
Ia mengeluarkan senyum hambar, seharusnya Jaehyun menyadari kesalahan pengungkapan rasa cinta pada pemuda manis itu dahulu. Cukup dengan bersikap lembut dan berbaik hati. Jaehyun yakin, Jungwoo pasti akan langsung jatuh dalam dekapannya.
Bukan dengan kekerasan yang menimbulkan luka dan bukan juga memberikan tekanan mental pada si tercinta.
Tapi ketahuilah, Jaehyun hanya ingin dipandang kuat, ia hanya ingin kekuasaannya benar-benar terlihat, walau harus menindas orang-orang dibawahnya Jaehyun merasa bangga dengan apa yang ia lakukan dulu.
Dahulu Jaehyun tak ada sedikitpun keinginan untuk merubah sifat dominan yang ia miliki, karna bagi Jaehyun itu adalah ciri khasnya(?) tetapi mengingat kemunculan tiba-tiba Jungwoo yang mengagetkan bukankah itu pertanda besar?
Jaehyun menafsirkan bahwa itu adalah bukti tanda Tuhan masih mengizinkan ia untuk memperjuangkan pujaan hatinya.
Walaupun sekarang hanya sekitar sepuluh persen perubahan, ehm mungkin? Tapi tak apa! Anggap saja itu sebagai tanda perubahan sikap kasarnya pada Jungwoo. Jaehyun berjanji akan berusaha lebih baik.
Memperbaiki sifat dominannya yang sok-sok an berkuasa dengan tujuan merubah diri agar menjadi lebih baik itu didorong dengan prinsip,
"Berubahlah, sebelum orang itu yang berubah."
KAMU SEDANG MEMBACA
DOMINANT | Jaewoo ft Sungchan
Fiksi Penggemar"Memiliki kekuasaan bukan berarti bisa melakukan apapun dengan seenaknya, Pak." 𝐃𝐨𝐦𝐢𝐧𝐚𝐧𝐭 | 𝐉𝐚𝐞𝐰𝐨𝐨 ©𝐚𝐰𝐤𝐛𝐣𝐬𝐨𝐧𝐞 ; 𝟐𝟎𝟐𝟏