"Ah, nasib, dapat shift malam lagi besok!" keluh Dewa di ruang tamu kontrakan melihat jadwal yang dibagikan melalui email. Sebagai pecinta hidup sehat, yang paling Dewa benci dari kerjaannya sekarang hanya apabila mendapat shift malam yang baginya sama dengan mencari-cari penyakit dengan mengubah jam tidur normalnya.
Berbanding terbalik dengan Arman, teman setim sekaligus sekontrakan dengannya, sedang berbahagia karena mendapat shift yang sama dengan anak baru yang sedang digebetnya.
"Tim call center batch baru udah dua bulan dapet shif malam berarti ya?" tanya Dewa.
"Iya, udah dua bulan. Gak apa-apa dia pasti seneng bulan ketiganya satu shift sama aku," jawab Arman dengan pedenya.
Dewa menatapnya dengan usil, "Jadi kepo deh. Siapa tadi namanya? Cyntia? Amalia?"
"Widya!"
"Oh, oke oke, Widya ya. Mau aku komporin lah besok. Haha," goda Dewa yang langsung mendapat tatapan tajam dari Arman.
***
"Ada tiket masuk nih. PC nomor 79 eror gak bisa masuk sistem."
"Nomor 79? Oke meluncur, Pak!" seru Dewa beranjak dari ruangannya ke production floor tempat tim call center bekerja. Ruangan itu benar-benar diisi oleh anak-anak baru yang masih asing bagi Dewa.
Tujuh puluh delapan. Tujuh puluh sembiii ... Lah kosong? Mana CS-nya nih?
"Staf IT ya, mas? Devi-nya lagi ke toilet," bisik perempuan di meja dengan nomor PC delapan puluh.
"Oh, oke, makasih."
Dewa pun menunggu sambil duduk di kursi nomor 79 itu. Ia sambil mengamati sekotak susu stroberi di sebelah tumbler bergambar stroberi di sebelah monitor. Meja yang ramai dengan aksesori stroberi itu mengingatkan Dewa pada seseorang.
Sebentar ... Devi??!!!!
Jarinya menekan tombol keyboard yang kemudian menunjukkan halaman login ke sistem.
username: devita.yura
password: ........
"Dev?! Ditungguin mas-mas IT dari tadi," tukas perempuan itu lagi ke sosok yang baru datang.
"Eh, sori, mas—"
Perempuan itu terdiam kaku menyadari laki-laki yang menatapnya saat ini adalah seseorang yang ia kenal. Yura. Devita Yura. Perempuan yang menghilang selama hampir satu tahun ini tepat berada di hadapan Dewa.
Yura tahu Dewa bekerja di Surabaya. Namun siapa yang mengira berada di satu kantor yang sama dengannya? Ia sudah bersusah payah menyembunyikan dirinya yang terpaksa menjadi customer service alih-alih menjadi jurnalis yang selama ini ia koar-koar di hadapan anak-anak alumni SMA. Menjadi jurnalis seperti yang ia impikan sejak SMA, itu yang harusnya Dewa tahu.
Di detik ini Yura tidak ingin ceritanya terungkap, apalagi di depan teman-teman barunya yang tidak tahu apa-apa. Yura menelan ludahnya, takut semua terbongkar hanya dalam waktu dua bulan ia bekerja di sini.
"Mmm— Mbak Devi, boleh login dulu. Mau dicek sepertinya ada yang harus diupdate." Dewa, mendadak seakan tidak mengenal perempuan ini. Ia segera berdiri membiarkan Yura kembali ke tempat duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PoV: DEWA // DAY6 Dowoon
Roman d'amourI wish I was the same age as you, Mbak La. - Dewa Ariza, Fanboy-nya Alula. ALULAxDEWA. a spin-off of DIARI ALULA.