8. Kabar Gembira?

2.1K 106 6
                                        

Hi! Miss me?
*pede banget hiks
.
.
.
.
.
.
.

Michael langsung membawa Eliza ke rumah sakit ternama di jakarta bahkan ia memesan ruangan VVIP untuk Eliza, di dalam sana Eliza sedang diperiksa dengan dokter kepercayaan Michael.

Michael duduk di depan ruangan dengan perasaan gusar, beberapa kali merapalkan doa agar kesayangan nya baik-baik saja.

10 menit berlalu akhirnya dokter pun keluar mengatakan bahwa ia akan memberi tahu kondisi Eliza di dalam ruangan dokter tersebut.

“bu Eliza hanya sedikit kelelahan dan juga banyak pikiran, Pak.” dokter tersebut yang bernama Bagas itu menghela nafas sejenak, “sebab bu Eliza kini sedang berbadan dua.”

Michael membelalakkan mata nya, “bicara yang benar! Saya tidak suka di bohongi!”

“saya tidak bohong, Pak. Memang bu Eliza kini tengah mengandung dan memasuki minggu ke-3 itu artinya kandungan nya masih sangat lemah dan kalau bisa jangan membuat nya kelelahan dan banyak pikiran karena itu akan berpengaruh kepada janin nya yang masih muda.”

Michael langsung keluar dari ruangan dokter tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Bagas pun sudah tidak kaget lagi dengan sikap Michael yang selalu seenaknya sendiri.

Michael berjalan tergesa-gesa menuju ruangan dimana Eliza dirawat. Mata nya langsung menatap nanar wanita nya yang terkulai lemah di atas ranjang rumah sakit, tangan besar Michael mengelus wajah cantik Eliza lalu turun kearah perut rata nya dimana tumbuh darah daging nya.

Michael menggenggam erat tangan Eliza mata nya pun meneteskan air mata berkali-kali menggumamkan kata terima kasih walau nyata nya Eliza tidak mendengar itu.

“makasih, El!” isak kecil keluar dari bibir Michael.

Eliza yang terusik pun membuka mata nya perlahan kala sinar terang mulai tertangkap retina nya, menoleh ke samping mendapat Michael yang menunduk.

“Mas.” lirih Eliza

Michael mendongak, “kamu udah sadar, El.” Michael langsung memeluk tubuh ringkih Eliza, “kamu tahu seberapa khawatir nya aku pas ngeliat kamu tergeletak di dalam kamar, El.”

Eliza tersenyum tipis, “Mas, liat aku.” jemari lentik nya menghapus air mata yang menghiasi wajah tampan Michael, “aku gak apa-apa, Mas.”

“kamu harus tahu sesuatu, El.”

Eliza mengernyit, “kenapa?”

“kamu...hamil, El.”

Air mata Eliza pun menetes, entah ini adalah kabar gembira atau memang takdir tuhan yang diberikan kepada Eliza karena sudah diberikan bayi yang tumbuh di dalam perut nya.

“A-aku bakalan jadi ibu, Mas?”

Michael mengangguk, “kita bakalan jadi orang tua, El.”

Eliza langsung memeluk Michael dan terisak di pelukan nya, hari ini sungguh menjadi hari yang sangat menggembirakan bagi kedua nya.

Michael bahkan semenjak mengetahui Eliza yang tengah berbadan dua sikap nya langsung berubah menjadi posesif mode on.

Eliza terkekeh, “kamu berlebihan deh, masa aku mau ke kamar mandi juga harus di temenin sama kamu, Mas.”

“itu harus, El. Aku takut anak kita kenapa-napa, itu janin masih terlalu muda. Kalau nanti kamu di dalam kamar mandi kepleset atau terbentur tanpa sepengetahuan aku gimana? Ini anak pertama kita, El.”

“tapi kan aku malu masa buang air kecil sama buang air besar harus diliatin ama kamu.” ucap Eliza dengan bibir yang mengerucut.

Michael terkekeh gemas, “lucu banget sih calon mami, aku bakalan nunggu di luar kok gak bakalan nunggu kamu selesai buang air besar, bau soalnya.”

bugh!

“ngeselin!”

***

Hanya butuh waktu dua hari Eliza dirawat dirumah sakit kini ia sudah berada di apartemen Michael, sekarang Michael sudah tidak mengizinkan Eliza untuk tinggal seorang diri jadi mau tidak mau Eliza harus menuruti kemauan pria itu.

“kamu mau rumah yang kayak gimana, sayang?” tanya Michael kala kedua nya kini sedang duduk di sofa depan televisi dengan keadaan Eliza yang menyandar di dada Michael.

Michael sedang mencari real estate yang dekat dengan kantor, ada beberapa pilihan yang menurut nya cukup bagus hanya saja ia ingin pendapat Eliza juga.

“aku pengen yang ada halaman belakang nya, Mas. Biar nanti anak kita kepengen main-main jadi enak, kalau bisa itu di sebelah tangga  dibuat  seluncuran aja buat anak-anak biar gak bahaya kalau make tangga.” jawab Eliza.

Michael mengangguk, “oke, berarti kita pesan yang ini ya,” tunjuk Michael kearah ipad nya.

Eliza mengangguk antusias, “untuk sementara kamu tinggal di apartemen dulu sampai rumah nya memang sudah siap untuk ditempati.” sahut Michael

betapa bahagia nya Eliza saat ini, bertemu dengan Michael yang memberikan nya kasih sayang dengan amat tulus yang tidak pernah ia dapatkan bahkan sedari kecil.

“Yang, ayo kita ke kamar udah lama gak olahraga.”

•••

Aku bakalan up di sini sampe chapter 10 ya.

Sedang di usahakan agar bisa selesai dengan tepat waktu, cmiw.

Sexy Secretary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang