Poor for Renjun

882 168 27
                                    

Sebelum membaca marilah kita Vote&Komen Jusaeyeo!!
Enjoy reading all.




-
-
Renjun Pov
"MAMA!! MANTEL HITAM RENJUN DIMANA?!!" Teriak gue setelah prustasi, putus asa, lemah dan tak berdaya untuk mencari lebih lama Mantel hitam hasil patungan gue sama bang Mark dulu.

"Apa sih?! Kamu tuh ini masih malem!! Emang kamu mau kemana?!" Iya tau. Iya tau enjun gak mau kmna mana.

"Buat besok maa, disiapin aja sih hehe. Soalnya besok Renjun bakal berangkat jam6 yah yah… cariin pleaseeuu" mohon gue.

Akhirnya mama mau bantu gue cari setelah melewati pernegoisasian. Tapi tetep, Mantelnya itu gak ketemu.

"Gak ketemu, kamu tanya aja sama yg lain. Coba tanya Jaemin, dia kan suka minjem barang orang rumah. Sana, mama mau liat tv lagi" mama pun pergi dan gue.. ih alay.

akhirnya gue nanyain adik gue satu satu, dan mereka bilang gak ada yg tau. Ya udh lah.

05.23
"Maa! Renjun berangkat!" Gue langsung tancap gas, gue berangkat gak pake mantel. Padahal hari ini suhu -15° dingin.

"Eh Renjun? Udah sampe?" Dia Winwin Hyung. Senior di fakultas Bisnis yg sering main ke jurusan antropologi buat numpang makan dikantin.

Padahal kantin fakultas bisnis lebih lengkap, tapi dia selalu jawab gini kalo gue tanya alasan dia kesini, dia cuma bilang di antropologi kantinya kebanyakan jajanan Chiki. Jadi dia seneng

"Nde Hyung, waee?? Apa Hyung belum makan sampe pagi² udh ke sini?" Tanya gue

"Salah satunya itu. Tapi gue kesini karena lo dipanggil sama pak Choi, dia lagi ada di fakultas bisnis lantai 2, kebetulan karena gue mau kesini jadi suruh panggil lu"

Ah iya. Pak Choi, dia yg jadi alasan gue berangkat cepet pagi ini

"Makasih Hyung!!" Gue langsung lari aja kefakultas bisnis. Iya lari. Orang beda dua gedung doang:)

"Annyeonghaseyeo! Joesonghabnida telah membuat anda menunggu" gue kalo lagi serius gini.

"Ah Lee Renjun. Kau sudah datang? Baik, mari kita ketempatnya"

"Apa kabar dengan ayahmu? Apa dia masih saja lembur setiap minggunya?" Gue lupa. Kalo pak Choi dia sahabat ayah waktu dulu.

"Ayah baik baik saja, ya.. selalu seperti itu. Tapi ini mau kemana" gue nanya gitu karena kita terus jalan sampe kejurusan kesenian. Ngapain coba?

"Ayok masuk" lah?ngapain kesanggar

"Saya tau, pasti kamu sedang bingung. Tapi saya juga tau kalau kamu sangat berbakat dalam hal melukis. Kampus kita akan mengadakan pameran seni terbesar ditahun ini. Dan aku ingin kau membuat satu atau dua, entah itu lukisan atau apapun untuk menjadi media utama dalam pameran kali ini"

"Mwoo?! Emm Joesonghabnida! Ta-tapi kenapa harus aku? Bukanya anak kesenian lebih baik dan lebih berbakat?" Kaget gue. Tiba tiba disuruh gini?

"Saya tau. Tapi pihak kamupus sudah melihat semua karyamu diblog pribadimu. Jadi bisa kau membuatnya dalam waktu 2 hari? Karena hasil nya akan langsung dipajang di museum kampus"

Gila! Ini gila. Mana bisa gue bikin lukisan dua hari?!!

"Tapi pak..

"Kau tidak bisa menolaknya Renjun. Pihak kampus sudah memutuskan. Saya harap kamu bisa membuat kampus bangga. Karena acara ini akan dihadiri banyak orang."

"Untuk alat, kamu boleh menggunakan semuanya yg ada disini. Jika ada bahan yg perlu dibeli, bilang saja padaku. Kampus yg akan memberikan dana." Setelah itu pak Choi pergi.

|1| Keluarga 'Lee' ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang