Chapter 6

1.1K 151 14
                                    

"Anak anakku yang bapak Sayangi, Cintai, dan Banggai. Kalian istirahat saja dulu untuk hari ini, besok kita baru pergi ke Candi Borobudur. Paham?"

"Paham Pak!" Serempak semuanya menjawab, mereka sudah ada di Hotel tempat mereka akan menginap, sekumpulan Murid Korea dengan wajah wajah tampan menjadi Pusat Perhatian para Pegawai dan pengunjung Hotel yang lainnya. Kapan lagi liat Oppa Oppa cara Live Streaming

"Yasudah kalian boleh masuk ke kamar masing masing. Setiap kamar dua orang iya? Sesuaikan dengan denah tempat duduk kalian, Pak Sehun dan Bu Tzuyu akan memberikan Kuncinya." Bapak Kepala Sekolah Yang menutup pengumuman singkatnya

Semua murid mulai berbondong bondong mencari kamar mereka masing masing, termasuk Hyunsuk yang berjalan Riang dengan senyum lebar sembari satu tangannya menarik tangan sang Roommate "Ayo, kita harus istirahat."

Sang Roommate memandang Hyunsuk tajam, mengusap wajahnya sendiri merutuki Nasibnya yang harus sekamar Dengan Hyunsuk

Tiba di depan kamar dengan Nomor 777 Hyunsuk membuka kunci lalu memutar Kenop pintunya pelan, matanya berbinar menatap kamar Hotel itu, terlihat Elegan dengan Cat berwarna keemasan, Ranjang Kingsize, Sofa di sudut ruangan, Televisi besar, juga pemandangan yang mengarah langsung ke Aktivitas sibuk kota Magelang, Aroma apel menginvasi indra penciuamnnya

"Aah aku lelah." Pemuda manis itu melepaskan tangannya yang menggenggam Yoshi, meloncat naik keatas kasur dengan posisi tengkurap

Yoshi mendengus menutup pintu kamar Hotel, mengeluarkan sebatang Rokok dan mulai menyesapnya tenang di Sofa yang tersedia, menatap dalam diam Hyunsuk yang tengkurap diatas Ranjang

Hyunsuk berjalan pelan menghampiri Yoshi yang Fokus menatap Lalu Lintas padat merayap Kota Magelang, merebut Rokoknya lalu menginjaknya agar Rokok itu padam "Apa yang kau lakukan?" Yoshi memandang tajam Hyunsuk

Hyunsuk hanya tersenyum, ia mendudukan diri di samping pemuda itu lalu memeluknya dengan kepala bersandar di Bahu Yoshi "Jangan merokok nanti kau sakit, lagipula apa untungnya merokok itu hanya akan membuat Bibirmu berwarna Hitam nantinya, juga jika aku ingin menciummu kan malah Bau Rokok. Aku juga tidak kuat menghirup asap Rokok," Yoshi diam. Tak tahu harus menjawab bagaimana, akhirnya yang ia lakukan hanya diam dan membiarkan Hyunsuk memeluknya juga sesekali menggosokkan wajahnya pada Bahu tegap miliknya

Hyunsuk menghela nafas saat pemuda yang ia peluk tak merespon, meski begitu ia malah mengeratkan peelukannya sembari bergumam "Salahkah aku berharap kau akan menerimaku?" Lirih, sangat Lirih Hyunsuk kira Yoshi tak dapat mendengarnya tapi nyatanya Pemuda Jepang itu mendengar jelas Gumaman Hyunsuk

Yoshi mendengar Detak jantung Hyunsuk yang memenuhi kamar mereka, terdengar bagai Irama yang menenangkan bagi dirinya

Perlahan tangannya terangkat lalu mulai membalas pelukan Hyunsuk, dalam Perpotongan Leher Yoshi Hyunsuk tersenyum dengan mata sayu yang mengantuk, dia menguap pelan "Aku harap ini bukan Mimpi!" Lalu ia tertidur dalam dekapan Yoshi

_______________________

Yoshi turun dari Ranjang perlahan, tak ingin membangunkan Hyunsuk yang nampak Lelap dalam Tidur nya, memakai sandal lalu keluar kamar hanya memakai Kaos Oblong dan celana pendek, ia sudah ada Janji Dengan Jaehyuk di Cafe depan Hotel ini. Malam sudah menunjukan pukul 19:39

Ketika ia keluar dari Hotel banyak remaja Putri memandangnya dengan tatapan kagum, ia tak tahu penyebabnya apa padahal ia bukan Idol ataupun Aktor. Ahh tapi masa Bodo yang terpenting sekarang adalah Jaehyuk yang melambaikan tangan padanya di sebrang sana

"Jae, sudah menunggu lama?" Yoshi mendudukkan dirinya nyaman di dikursi yang berhadapan dengan Jaehyuk

Jaehyuk menggeleng "Aku baru lima menit kok. Ini coba Minum ini, ini sangat cocok diminum malam malam begini." Jaehyuk menyodorkan segelas Susu pada Yoshi

Yoshi mengernyit "Aku tak suka minum susu."

Jaehyuk tersenyum maklum "Coba saja, ini campuran Susu dan Jahe. Agar tenggorokanmu lebih baik."

Yoshi mengalah lalu meminum Minuman yang ditawarkan Jaehyuk. Heyy tak seburuk keliatannya, bahkan ini enak "Bagaimana?" Tanya Jaehyuk

Yoshi berdehem "Lumayan."

Jaehyuk terkekeh, dia bilang Lumayan tapi minumannya tinggal tersisa setengah "Jadi ada apa kau memanggilku kemari?"

Yoshi menghela nafas "Jae. Ada seseorang yang mencintaiku, tapi aku masih ragu atas perasaanku padanya. Aku sadar Jae jantungku tak akan bisa berdetak normal jika di dekatnya, aku ingin mengalah pada Hatiku dan membalas dirinya, tapi di sisi lain ada ketakutan dalam Diriku tentang kejadian masa lalu yang bisa saja akan terulang. Saat aku mencintai Dia tapi ternyata dia hanya mempermainkanku."

Jaehyuk mengerti atas kebimbangan Yoshi. Bagaimanapun tak akan ada orang tersakiti untuk kedua kalinya "Yakinkan dulu dirimu Shi. Jangan sampai kau sadar bahwa dia berharga untukmu saat kata 'Lelah' sudah keluar dari mulutnya. Penyesalan selalu ada di akhir Shi, Fikirkan mulai dari sekarang. Semua orang memiliki Titik Lelah jika memperjuangkan orang yang sama sekali tak ingin ia perjuangkan."

Yoshi menegakkan badan, bicara dengan Jaehyuk memang pilihan paling tepat jika ia sedang bimbang seperti ini "Terima kasih Jae. Aku lebih tenang setelah bicara denganmu." Senyum tipis ia sematkan pada Jaehyuk

Jaehyuk berdiri, menepuk bahu Yoshi sebentar "Tentu. Apapun untukmu kawanku. Aku pergi dulu, aku sudah janji akan berjalan jalan di sekitar sini bersama Asahi. Semoga permasalahanmu cepat selesai Bye!" Jaehyuk melambaikan tangan dan Yoshi membalasnya

Yoshi juga memilih beranjak kembali ke kamarnya, ia akan merenungkan baik baik perkataan Jaehyuk

"Hyunsuk. Aku mencintaimu, kenapa kau tak bisa menerimaku?" Yoshi baru keluar dari Lift saat suara Jihoon menggema sepanjang lorong menuju kamarnya

"Maaf Ji. Tapi aku hanya menganggapmu sebagai temanku, aku sudah mencintai orang lain." Suara Hyunsuk terdengar, Yoshi berjalan bersembunyi di Belokan menuju kamarnya

Yoshi bisa melihat Jihoon yang sedang menggenggam tangan Hyunsuk, dan Hyunsuk yang berusaha melepaskan genggamannya

"Siapa? Yoshi? Bahkan ia tak bisa menerimamu, Bodoh! Untuk apa kau mengharapkan pria seperti dia?!" Jihoon membentak, Hyunsuk menunduk dalam, dan Yoshi mengepalkan tangannya erat

Hyunsuk menghela nafas, menatap Jihoon dengan senyum paksanya "Ya Yoshi. Aku mencintainya, tak peduli seberapa lama aku menunggu, tak peduli bagaimana Dia begitu cuek padaku. Aku akan tetap mencintainya."

"Bodoh! Kau orang paling Bodoh Hyunsuk!"

"Jika kebodohanku bisa membuat seseorang mencintaiku kenapa tidak?" Hyunsuk menatap Jihoon menantang

Jihoon diam dengan kasar ia mendorong Hyunsuk ke tombok lalu hendak Menciumnya tapi Tangan Yoshi lebih dulu mendorongnya menjauh dari Hyunsuk hingga punggung Jihoon membentur tembok keras

"Jangan pernah ganggu dia!" Ucapnya dingin, menarik Hyunsuk agar bersembunyi di belakang tubuhnya

Jihoon mendecih sinis "Orang yang kau bela itu bahkan sudah tak Suci lagi. Dia lelaki yang kotor."

Yoshi menggeram, matanya berkilat marah, tangannya terkepal erat, ia maju mendekati Jihoon

Bugh

Memukul tembok di samping Jihoon keras hingga Tangannya megeluarkan darah, dan tembok yang agak retak. Menandakan bahwa Yoshi sedang benar benar marah saat ini "Pergi!" Ujarnya Rendah

Jihoon kemudian pergi meninggalkan Hyunsuk yang terisak bersama Yoshi dengan kemarahannya

Yoshi mendekati Hyunsuk. Merengkuh pemuda itu lembut, menuntunnya perlahan masuk ke kamar "Ingin cerita?"
















Tbc

From Here (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang