02

38 8 1
                                    

Part kali ini menceritakan siapa sebenarnya Nathan. Dan juga apa saja yang dia lakukan sampai-sampai Adara selalu dihubung-hubungkan dengan Nathan.

Nathaniel Liam, seorang lelaki yang biasa disapa Nathan oleh Ara ini adalah kakak tingkat satu tahun diatas Ara. Memiliki sifat yang tengil, selalu penasaran dengan sekitar nya, keras kepala, dan jangan lupa satu hal, selalu menebar pesona.

Kelakuan tengil dan tebar pesona Nathan lah yang membuat akhirnya Ara dipertemukan dengan laki-laki famous di fakultas nya itu.


September 2018

"Kelar kelas ini lu mau ikut nyari tanda tangan gak, Ra?" suara Adit yang khas membuyarkan lamunan Ara yang menatap kosong whiteboard dihadapannya.

"hhh...harus banget gak sih ngelakuin hal konyol kayak gini?" Mata Ara terlihat mendelik kesal sembari mengeluarkan buku bersampul ungu itu.

"just do it! masih maba, gak usah aneh-aneh." 

"okey, i'll do it." Ara pun akhirnya membuntuti Adit yang sudah keluar duluan dari sesi kelas nya itu.

"Hallo Dit!" Sapa segerombolan gadis sambil melambai manja dihadapan ku dan juga Adit. Ara yang melihatnya reflek memutar kedua bola mata nya. Dan langsung berlalu meninggalkan Adit di tempat tadi.

"Gue cari sendiri aja, bye!" Tanpa melihat Adit, Ara berjalan kearah yang berlawanan dengan Adit.

Adit hanya menggeleng dan tersenyum melihat Ara yang sudah berjalan menjauhi Adit dan juga gerombolan para gadis yang masih setia mengelilingi Adit.

"Kak! Kak! Minta tanda tangannya kakak dong!" terdengar kembali segerombolan gadis tengah mengejar-ngejar salah satu kakak tingkat yang baru saja keluar dari kelas nya. 

Ara hanya memperhatikannya dari kejauhan sembari menggelengkan kepalanya. Mata nya melongo ketika melihat teman-teman seangkatannya ternyata memiliki effort yang luar biasa ketika melakukan kegiatan konyol seperti ini.

"Duh maaf nih, kita mau makan dulu. tanda tangan nya nanti aja ya!" Jawab salah satu laki-laki yang terlihat berbeda dari laki-laki lain nya.

Ara pun penasaran dan melihat sebentar kearah ribut-ribut tersebut. 

"Yahh kak! ayolah, tanda tangan doang kok!" Lagi-lagi salah satu gadis kembali memaksa untuk bisa mendapatkan tanda tangan gerombolan laki-laki itu.

"Luar biasa hhhhh..." Ara hanya bisa menggeleng dan menghela nafas nya sembari sedikit tertawa. 

Keadaan lantai 3 semakin padat. Banyak sekali orang di gedung itu, membuat Ara yang tidak terlalu menyukai keramaian membuat dia lebih memilih untuk meninggalkan gedung itu.

"God. Help me." Batin Ara sembari berjalan menuju lift dan memencet tombol lift nya berulang kali.

Dan lift pun terbuka seutuhnya. Dengan cepat Ara pun langsung melangkahkan kaki nya kedalam lift tersebut.

"Aman." Ucap Ara sambil menghela nafas lega dapat menghindari keramaian yang sedang terjadi.

"Kagak mau tanda tangan gua?" Tiba-tiba lift yang hampir tertutup pun kembali terbuka, dan terlihatlah sosok laki-laki berkulit tan dengan senyum menyeringai diwajahnya.

S I N G G A H (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang