12

18 3 3
                                    

"jangan pernah pergi ya, Ra."

"makasih udah hadir di kehidupan gua, tetap disisi gua ya sampai kapanpun ya!"

Pagi itu kota Bogor diguyur hujan sangat deras. Petir pun turut serta terdengar. Entah apa yg terjadi, langit dipastikan saat itu sedang marah.

Rumah minimalis itu terlihat sangat sepi. Tidak terdengar suara Kak Silvi, Oma, Rafa, dan juga Bang Ale. Semua nya sudah pergi dari tadi pagi.

kalo mau makan, tinggal bikin mie aja ya. Kak Silvi, Abang, sama Rafa mau pergi dulu. Selamat berkencan.

Secarik kertas bertuliskan sangat rapi tersimpan diatas meja makan. Sepotong roti dan juga susu kotak terlihat sudah tersedia diatas meja juga. Ara hanya tersenyum melihat perilaku Abang nya yg sangat romantis.

incoming call from
Nathan

"Halo sayang..." Suara berat khas bangun tidur. Ara tersenyum mendengar suara itu.

"Apaan sih. Jijik lo." Tawa Ara terdengar jelas, disambung dengan tawa nya Nathan.

"Udah mandi lu? Pasti belom kan?" Kepala Ara terangguk otomatis. Senyum nya sedari tadi masih terlihat.

"Mandi bego, lu kan mau ketemu gua."

"Ya nanti aja. Sekalian." Jawab Ara dengan sedikit nada menggoda. Kedua nya terdengar saling melempar tawa.

Ara berjalan kearah sofa membawa susu dan roti yang tadi pagi Bang Ale siapkan untuknya.

"Mandi, nath..." Mulut Ara penuh dengan roti. Suara nya terdengar tdk begitu jelas.

"Kunyah dulu, kebiasaan. nanti keselek." Belum lama Nathan berujar, Ara yang sedang makan roti coklat itu pun tersedak juga.

"Kan gua bilang juga apa. Minum buru!" Terdengar ada nada khawatir disana. Ara langsung meminum susu kotak yg tersimpan di meja kecil samping sofa.

"Lo sih, jadi aja gue keselek." Suara Ara terdengar seperti anak kecil yg sedang merajuk. Nathan hanya terkekeh mendengar nya.

"MANDI BURU!"

"GAK MAU..."

"MANDI RAAA, ATAU KITA MANDI BARENG?"

"NATHANAEELLL!!!" Gelak tawa puas terdengar jelas dari seberang telfon sana. Dan wajah Ara saat itu juga memerah layaknya kepiting rebus.

"Tau ahh nathan gajelas..." Tanpa menunggu perintah Nathan, Ara pun langsung mematikan sambungan teleponnya. Senyum terus merekah di wajah Ara, wajahnya terlihat begitu amat sangat bahagia.

*****

Jam sudah menunjukan pukul 3 sore. Ara sudah siap untuk pergi berjalan-jalan dengan Nathan. Bukan berjalan-jalan, Nathan mengajak Ara untuk menonton konser yang diselenggarakan oleh almamater SMA nya dulu.

"Jangan macem-macem awas ya!" Bang Ale mengantarkan Ara yang hendak keluar dari rumah nya. Ara hanya tertawa melihat sifat menggemaskan Bang Ale.

"Iya, emang aku mau ngapain sama manusia itu?" Ara menoleh memperhatikan Nathan yg sudah siap didepan rumah.

"Nathan.. jangan macem-macem ya!" Bang Ale mengawasi Nathan dengan tatapan tajam nya. Ara hanya menggeleng, dan Nathan memberikan hormat sembari tertawa.

S I N G G A H (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang