HOLLA! Sudah lama sekali saya tidak muncul di kehidupan per wattpad-an ini (((:
Kali ini saya akan kembali muncul, dan kembali membahas kerumitan hubungan antara Ara dengan Nathan. Baiklah kalo begitu tidak usah menunggu waktu yang lama. Mari kita lanjutkan!
------
April 2019
"Ra, libur semester ini lu balik ke Bandung?" Siapa lagi kalau bukan Nathan. Laki-laki yang selalu ada disisi Adriana, semenjak tragedi Bandung. Di bulan Februari lalu.
"Kenapa memang? Mau ikut lo?" Alis mata Ara terangkat sedikit. Nathan hanya tersenyum melihat wajah Ara yang tengah mengunyah kentang goreng.
"Main yok. Gua ajak lu ke Bogor." Ara hanya menggeleng. Dia melanjutkan kembali kegiatan nya mengunyah kentang goreng.
"Kenapa? Bingung ijin nya?" Kali ini Ara mengangguk sembari menyuapi kentang goreng terakhir yang dia miliki ke mulut Nathan.
"Gua ijinin deh ke nyokap lu." Mata Nathan memperhatikan gerak-gerik Ara yang sedang membuang plastik ke tempat sampah. Suara tawa Ara terdengar jelas di ruangan berbentuk kotak itu.
"Kayak berani aja lu ngomong samaa mama." Ara kembali mendudukan diri nya di depan Nathan. Tangan nya meraih botol minum yang tengah di pegang oleh Nathan.
"Kalo berani gimana? Kan mama kemarin bilang apa di Bandung? Titip Ara, ya Nathan." Ucap Nathan mengikuti gaya berbicara Mama nya Ara. Ara hanya tertawa melihat tingkah Nathan yang terkadang memang lucu dihadapan Ara.
"Jadi gimana?" Nathan kembali menanyakan pertanyaan awalnya. Ara hanya tersenyum sembari membereskan buku-buku nya yang tersebar di meja.
"Iya nanti gue kabarin lagi deh. Semoga boleh, kebetulan kan ada Abang gue disana juga." Jawab Ara sembari membereskan baju nya yang sedikit keluar dari celana nya.
"Lu tuh lucu, Ra. Kadang juga gemesin. Tapi kadang nyebelin." Celetuk Nathan sekena nya tanpa memperhatikan perasaan Ara saat itu.
"Apasi, Nath. Suka gak jelas deh. Tiba-tiba ngomong gitu." Nathan tertawa melihat wajah Ara yang sedikit memerah.
"Lu kagak kelas, Nath?" Tiba-tiba saja suara berat nan lembut itu terdengar dari ambang pintu ruang LK.
"Yos? Sejak kapan lu disini?" Mata Nathan memicing memperhatikan Yosua yang tengah berdiri dan mulai masuk kedalam ruangan itu.
"Makan nya jangan pacaran aja. Sampai-sampai gua berdiri di depan sini aja kaga tau." Suara Yosua terdengar seperti mengejek Nathan dibarengi dengan candaan mereka.
"Lu gak ada kelas, Ra?" Ara menggeleng sembari tersenyum manis dihadapan Yosua. Yosua hanya mengangguk sembari melihat buku-buku milik Ara.
"Mau kelas kagak lu?" Suara Nathan terdengar memenuhi ruangan itu. Yosua hanya mengangguk sembari terus memperhatikan Ara.
"K-Kenapa?" Tanya Ara terbata, dan merasa gugup diperhatikan oleh Yosua dari atas hingga bawah.
"Lu sakit? Mata lu, beda." Tunjuk Yosua sambil menunjuk kearah wajah Ara. Nathan yang mendengar pun langsung menghampiri Ara yang masih terduduk di kursi tadi.
"Ng-nggaakk! Siapa yang sakit?" Ara menggeleng cepat, memalingkan wajahnya dan langsung memainkan ponsel nya.
"Gak usah bohong. Gua tau lu capek karena festival kemarin kan." Ara terdiam. Yang Yosua katakan benar adanya. Ara memang sedang tidak enak badan. Sejak semalam badan nya seperti nyeri dan kepala nya terasa berat.
"Balik gih, di LK lagi gak ada siapa-siapa. Ntar lu pingsan repot." Memang keadaan LK saat itu hanya sepi. Hanya ada Nathan, Ara dan juga Yosua.
Pandangan mata Ara tertuju melihat wajah Nathan yg bertanya-tanya. Sejak kapan Yosua memperhatikan Ara se-detail itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
S I N G G A H (Hiatus)
Romanceaku pernah berfikir bahwa kamu akan menetap bersama ku. tapi nyata nya, kamu sama seperti perahu yang sedang berlayar, berlabuh sesaat. kemudian pergi kembali mencari pelabuhan akhirmu.