☆゚.*・。゚7. let's begin☆゚.*・。゚

4 3 0
                                    

Salut buat kalian yang sebelum baca ga lupa ngevote dulu.

// lagi nyindir keras ceritanya👀

(Biar kalian ga binggung..Perhatiin+inget inget terus ya tanggal yang sering ara sebut. itu ada fungsinya lho.. soalnya mulai bab ini dan seterusnya alurnya bakal maju mundur)

Oh ya. Thanks to ika_permatasari yang udah buatin bab ini^^
.
.
.
.
intronya kepanjangan monmaap
.
.
.
.

Selasa, 23 Februari
--09:44

Rafi hanya diam sedari tadi bahkan Nala yang sudah paham dengan sifat sahabatnya itu hanya mengikuti alur saja. Biasanya Rafi ketika kesal ia akan diam.

"Rafi.. ga ke Vina dulu?"tanya Nala yang akhirnya berani berbicara sedari tadi dalam perjalanan menuju ruangan harpa.

"Sorry gue lupa"ucap Rafi sambil menepuk keningnya, sikap Rafi memang tidak pernah berubah begitu. Jika ia kesal, ia akan lupa segala hal tanpa memikirkannya lagi.

Nala hanya menghela napas."ga usah, tuh anaknya ada dibelakang kita"ucap nama saat ia berbalik kebelakang yang memperlihatkan Vina yang sedang berjalan kemari. Oh ya hari ini dia sudah kembali ke sekolah. Ya... Walaupun pandangan hina benar benar ditunjukkan oleh semua murid termasuk guru padanya secara terang terangan

"Rafi.. Lo ga apa-apa kan? Tadi Raka marah pas keluar kelas. Pasti lo bikin ulah lagi kan? "Rafi yang ditanya Vina pun tersenyum.

"Heh. Ga ada. Gue malah belum ngomong sama dia sejak kemaren... Harusnya Justru gue yang nanya ke Lo, gimana cantik.. dikelas ada yang ganggu Lo?"tanya Rafi. Sedangkan Vina hanya menatap aneh lelaki dihadapannya.

Nala berdecih."cih, seketika cosplay jadi pacar Vina. Halu Lo ketinggian kurang-kurangin makan micin makanya"

"Bilang aja Lo iri bukan? Tiati kalo ngomong bisa-bisa Lo jadi perawan tua"

Bugh

Rafi meringis saat bahunya dipukul sama Nala, sahabat yang satunya ini rada-rada emang kadang lembut, kadang kasar seperti titan

Mereka saling menatap tajam satu sama lain.

Vina menghembuskan napas dengan kasar."kalian masih mau berantem atau mau bantuin gue?"

Otomatis nala dan Rafi menatap Vina dengan perasaan bersalah."yah tentu aja bantu calon pacar ku ini dong"ucap Rafi dengan senyum manisnya.

Vina hanya bersabar ia masih kaget dengan kejadian kemarin, didatengi bunda, dilamar kedua kali, dijodohkan dan sekarang.. Rafi menyebutnya calon pacar.

Nala yang tidak tahan dengan keuwuan ini langsung pergi duluan."dasar sahabat, suka lupdir kalo ada orang yang disuka" lirihnya.

"Oy, Nala. Jangan sampe lo jadi perawan tua yah inget!!"teriak Rafi, ketika sudah melihat Nala menjauh. Lalu berjalan mengikuti Vina yang sudah menyusul Nala.

"Memangnya apa yang harus dicari ketika pembunuh ada dihadapan kita? Hanya membuang-buang waktu saja"

•°•°cloven🍂•°•

Nala hanya menelan ludah saat ia sudah berada dihadapan atau lebih tepatnya tempat dimana dia melihat mayat Stefi digantung. Sedangkan Vina yang sadar akan ketakutan Nala pun hanya menepuk bahunya.

cloven Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang