☆゚.*・。゚8. DL² ☆゚.*・。゚

4 3 3
                                    

Sekolah baru saja selesai. Baru saja Vina keluar dari kelas dia sudah disuguhi dengan Rintik hujan deras yang mulai membasahi bumi. Ah sial sekali hari ini dia lupa membawa payung. Kalau begini ceritanya mungkin dia harus menunggu hujan selesai. Sampai malam juga oke kok.

Oh ya, semenjak kejadian ditemukannya mayat stefi di ruang harpa, ekskul menjadi diperpendek hari latihannya. Biasanya mereka berlatih hari rabu, kamis, dan jum'at. Tapi sekarang hanya menjadi hari Rabu saja. Alias seminggu sekali. kecuali sabtu dan minggu, lagipula sekolah kan memang libur..

Vina mendudukkan dirinya ke bangku panjang yang ada di depan kelasnya sambil memperhatikan handphone nya yang sepi. Berharap mendapatkan pesan dari seseorang

Oh ya mari ku ceritakan sedikit, untuk selengkapnya mungkin ada di bab 11

Jadi, Vina itu sekarang sudah tinggal bersama ayah kandungnya dan juga ibunya stefi. Ya.. walaupun baru 6 bulan. Singkatnya begini, ayahnya dan ibunya stefi adalah duda dan janda yang sama sama memiliki anak. Paham?

Akan ku jelaskan lebih rinci nanti. Tapi tidak sekarang ya:)

Oke kembali ke vina.

Dia menyalakan ponselnya dan melihat kalau ternyata sekarang sudah jam 16:34. Ah dia bosan. Hujan masih saja terus menerus turun, tampaknya seperti enggan berhenti membasahi bumi.

"Aish. Bisa bisa gue nginep di sekolah" ucap Vina dengan nada kesal sambil kakinya menendang batu kecil di dekatnya

"Mau bareng ga?"

Vina terkejut. Bahkan handphone nya hampir saja akan jatuh jika dia tidak sigap menangkap nya

Dia memandang sebal seseorang yang duduk disebelahnya. Seperti tak ada beban setelah membuat dirinya hampir jantungan "males. Nanti minta bayaran"

Orang yang baru saja duduk tadi mendelik sinis. Dia baik salah, jahat juga lebih salah. Mungkin emang harus nya dia gausah peduli aja.

"Oh yaudah kalo gamau ikut. Selamat menginap di sekolah" ucapnya lalu mulai melangkah pergi dan meninggalkan Vina sendirian di lorong itu

Vina menoleh memastikan jika orang tadi sudah benar benar pergi atau belum. Setelahnya dia mulai menaruh tasnya di bagian kosong dan mulai membaringkan dirinya di kursi panjang itu dengan tas yang beralih fungsi sebagai bantal.

Matanya memandang kosong ke arah air hujan yang mengguyur deras di depannya. Sambil bersenandung lagu yang sedang ia dengar lewat earphone. Sekolah saat ini sudah sepi. Oh jelas, ini sudah 1 jam sejak bel pulang sekolah

Otaknya sedang pusing. Dia benar-benar ingin menuntaskan kasus stefi ini dengan tepat. Pelakunya harus ditemukan. Harus.

Tapi tiba tiba saja sebuah tubuh dengan seragam sekolah menghalangi pemandangan yang sedang ia lihat. Matanya melihat ke atas untuk melihat wajah orang yang mengesalkan ini. Bajunya setengah basah.

Sedikit terkejut, tapi kemudian Vina bangkit dari posisinya, menghadap ke arah orang itu dan tersenyum remeh
"Tadi katanya nyuruh gue nginep di sekolah"

Orang tadi mengalihkan pandangannya. dia sendiri bingung kenapa kakinya malah kembali ke sini. Padahal tadi dia sudah sampai di lapangan. Tapi kaki sialannya ini malah berbalik dan berlari kesini. Ah sial. Ada apa dengannya?

"Ayo gue anter pulang. Bunda tadi nelfon gue. Katanya tuan putri nya ini harus pulang dengan selamat sampai tujuan"

Dalam hatinya ia tertawa. Bohong. Bundanya bahkan tidak ada menelfonnya hari ini. Sejak kapan ia mulai belajar berbohong??

"Berbohong demi kebaikan hati gapapa kali ya?"- ucapnya dalam hati

Eh. Kebaikan Hati? Ah dia ini ngawur sekali

cloven Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang