Oktober 2000
Hari pertama syuting menjadi hari pelaksanaan upacara syuting. Berlokasi di mansion mewah, tidak jauh dari pusat kota Taipei.
Rumah besar itu hanya bertingkat dua, tapi jelas terlihat dari luar betapa besarnya rumah ini. Tidak hanya rumah, tetapi juga tanahnya yang luas hingga ribuan meter. Pepohonan rindang berjajar sepanjang jalan dari gerbang masuk menuju teras rumah. Dikelilingi taman yang asri, ada berbagai jenis bunga berwarna-warni menghiasi pekarangan. Terdapat danau buatan yang semakin menambah keindahan tempat ini. Area untuk jalan juga panjang dan lebar, kendaraan bisa parkir di mana saja.
Upacara syuting diawali dengan sambutan dari produser dan sutradara. Dilanjutkan dengan berdoa kepada dewa-dewa. Satu persatu para pemain mendatangi tempat pemujaan dan menyelipkan uang ke mulut babi sebagai simbol perlindungan. Keinginan Kak Chai untuk mengusir sutradara sepertinya tidak terwujud. Sutradara Cai terus berada di antara kami selama upacara berlangsung.
Hari pertama syuting tidak menjadikan semua pemeran utama melakukan pengambilan adegan. Hanya Bao Long yang akan syuting di rumah besar.
Notifikasi pesan masuk dari ponselku berbunyi. Ou Di mengirimiku pesan singkat menanyakan situasi di upacara syuting. Aku jawab pesan Ou Di dengan memintanya untuk meneleponku. Aku punya alasan untuk menyingkir dari tempat itu sementara waktu.
"Ada apa Zai-Zai? Apa ada situasi genting di sana?"
"Tidak. Aku hanya ingin memiliki teman mengobrol."
"Teman mengobrol? Bukankah di sana ada pemain yang lain?"
"Mereka semua artis, aku bisa bicara dengan siapa, Ou Di?"
"Kalau aku jadi dirimu, aku pasti sudah mendekati mereka. Aku masuk jurusan Drama dan akhirnya ikut audisi karena ingin bertemu mereka semua."
"Kalau begitu, pergilah ke sini sekarang. Aku tunggu."
"Hei, aku tidak punya urusan di sana. Aku bisa menemui Senior Da S saat syuting di kampus nanti."
"Benar juga." Aku memutuskan sambungan telepon begitu saja. Berjalan kesana-kemari menunggu sampai diperbolehkan pulang.
Beberapa hari kemudian.
Syuting di sebuah pub. Berlokasi di pinggiran kota Taipei. Kini giliranku melakukan pengambilan adegan bersama 3 pemeran lainnya, Bao Long, Ken, dan Vanness.
Pubnya tidak terlalu besar, apalagi ada banyak orang di sini. Ada yang berlalu-lalang tengah sibuk bicara, ada juga yang sebagian berdiri dan duduk tengah sibuk mengurusi peralatan. Apa orang-orang ini adalah staf yang sama dengan yang kutemui saat sesi pembacaan skrip bulan kemarin??
Satu dari sekian staf tersebut kemudian menghampiriku. "Zai-Zai, ayo kita ke toilet untuk berganti pakaian." Aku hanya membalas dengan mengangguk dan mengikutinya dari belakang.
"Bukankah sudah diberitahu untuk merapikan rambutmu sebelum datang ke lokasi syuting?" tanya staf itu usai aku berganti pakaian. Aku yang kebingungan karena tidak ingat dengan perintah itu hanya bisa mengucapkan maaf sambil sedikit membungkuk. Aku harus mulai membiasakan diri pergi ke salon.
Pengambilan adegan kami berempat adalah perkelahian dengan anak geng. Aku yang anak rumahan ini merasa senang karena karakter yang kuperankan hanya perlu mengeluarkan uang ganti rugi dan pergi tanpa melukai tangan sama sekali. Dialogku pun hanya satu kalimat saja. Tanpa basa-basi. Sungguh keren.
Melakukan pengambilan adegan cukup dengan 2 sampai 3 kali pengulangan. Syuting pertamaku berjalan dengan baik.
Hari-hari berikutnya lebih banyak syuting di area kampus. Bukan kampusku pastinya. Berlokasi di Chiayi. Kabupaten yang berada di selatan Taiwan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness From Bad Fortune [Revisi]
General FictionZai-Zai ingin mengubah nasib kurang mujurnya di kota kelahiran--Yilan, dengan pergi menyusul kakaknya ke ibukota--Taipei. Mengikuti saran mama Zhou, Zai-Zai mendapat pekerjaan penuh waktu dan menjadi bintang besar. Semua terjadi begitu cepat dan tan...