10. Permintaan Kedua

2 0 0
                                    

Mengingat perkataan Xiang Li Ge selagi berada di bengkel.

*

"Xiang Li Ge, ada apa menelepon pagi-pagi?"

"Aku ingin memberitahumu tentang jadwal kerja bulan ini, tapi setelah mendapat persetujuan cuti jadi terlupa."

"Oh, begitu. Lalu bagaimana? Kapan aku bisa libur?"

"Dilihat dari agenda, kamu syuting Meteor Garden sampai akhir bulan ini. Pertengahan bulan, ada pertemuan dengan produser musik bersama F3. Kamu hanya libur di hari Minggu saja, Zai."

"Huft."

"Eh, tapi hari ini kamu harus ke kantor. Ingat kan?"

"Iya. Aku ingat. Hari Minggu pun aku harus kerja."

"Aku tidak tahu apa maksud Chai jie menyuruhmu datang, tapi aku rasa bukan untuk bekerja. Mumpung ketemu langsung, coba bujuk dia supaya memberimu libur beberapa hari. Beri alasan yang jelas dan detail, mungkin akan diizinkan."

"Akan aku coba. Terima kasih, Xiang Li Ge."

**

"Boleh saja kamu pinjam mobilnya, supaya kamu tidak kesulitan membawa semua kadonya ke rumah."

"Bukan untuk itu. Aku berniat pergi ke Yilan."

"Ah, untuk menemui papamu?"

"Iya. Aku belum datang ke Yilan lagi setelah tinggal di Taipei. Sebentar lagi ujian akhir semester akan berakhir, aku ingin ke sana sebelum liburan musim panas tiba."

"Memang sebelumnya kamu naik apa dari Yilan ke Taipei?"

"Naik kereta dari stasiun dekat rumah, dilanjut naik bus 2 kali."

"Cukup ribet ya."

"Itu bukan masalah. Sekarang malah lebih sulit. Pergi ke kampus saja tidak bisa naik kendaraan apapun selain mobil. Apalagi ke luar kota seperti Yilan."

"Aku mengerti. Kamu boleh pinjam mobilnya. Rencananya berapa lama kamu di sana?"

"Sekitar 3 hari. Apa boleh, Chai Jie?

"Kamu mau memenuhi permintaanku, Zai?"

"Permintaan apa?"

"Melihat dirimu mendapat banyak hadiah ulang tahun seperti itu, juga kesulitan yang kamu harus hadapi hingga tidak bisa leluasa beraktivitas di tempat umum, aku rasa kamu cocok dengan ini." Chai jie menyerahkan sebuah naskah.

"Ini menggambarkan keadaanmu sekarang, Zai. Pangeran tampan yang dipuja gadis-gadis kampus." Aku masih membaca halaman awal naskah yang berjudul Poor Prince itu.

"Jika tidak ada halangan, akan dimulai syutingnya bulan depan. Kalau kamu menerima proyek itu, maka akan lebih sibuk lagi dari sekarang. Oleh karena itu, aku akan mengizinkanmu pulang ke Yilan setelah ujian akhir semester."

"Benarkah?"

"Benar. Jadi kamu mau menerimanya kan?"

Cukup lama terdiam, akhirnya aku balas dengan mengangguk.

"Bagus. Bawa naskahnya dan baca lebih intens. Ini kunci mobilnya. Bawalah sekalian sampai kamu kembali dari Yilan. Aku akan bicarakan dengan Cai dao atas perubahan jadwalmu."

"Terima kasih, Chai Jie."

Mobil manajemen ada padaku sampai di hari aku pergi ke Yilan.

Sinar mentari menyambut keberangkatanku. Hiruk pikuk kehidupan kota yang padat dengan aktivitas manusia dan kendaraan yang berlalu-lalang berganti menjadi nuansa alam yang asri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Happiness From Bad Fortune [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang