𝑪𝒐𝒓 - 2

748 115 15
                                    

Jangan lupa komen and vote ya!✨
. . .

Sudah 3 bulan Beomgyu berteman dengan Ryujin, tidak berteman seperti layaknya teman pada umumnya. Ryujin banyak berbicara, dan Beomgyu akan menjadi pendengar budiman. Hanya menjawab dengan anggukan atau sekedar dehaman pendek.

Tak jarang Beomgyu akan mengajari Ryujin beberapa materi yang sulit di pahami. Ryujin juga sering memuji kepintaran Beomgyu serta nilai-nilai tingginya, ia tak pernah iri dengan Beomgyu. Malah ia bangga mempunyai teman sebangku yang amat pintar.

Hari ini Beomgyu bangun dengan hati yang -sedikit senang- biasa. Hari ini adalah ulang tahunnya. Tapi sepertinya akan sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Tak akan ada yang memberikan hadiah atau sekedar ucapan selamat.

Setidaknya, beberapa maid yang akan memberikannya kejutan kecil-kecilan, hanya sekedar muffin cokelat kesukaannya. Walau tak pernah mengucapkan selamat dengan arti yang jelas.

Tiba di sekolah Beomgyu tak melihat teman sebangkunya itu. Tumben, ah mungkin dia sedikit terlambat, pikirnya. Biasanya Ryujin akan datang lebih cepat dan menyapanya, lalu bercerita tentang apa saja yang bisa ia ceritakan.

Hari ini akan ada ulangan, ia sudah belajar mati matian sepanjang hari hingga mengurangi waktu tidurnya. Ia mengharapkan nilai yang tinggi agar sebanding dengan kerja kerasnya.

Ayahnya? Masih sama, luka di kulitnya tak pernah berkurang, malah semakin bertambah. Sudahlah ini sudah takdir.

Bel sudah berbunyi, tapi belum ada tanda-tanda jika gadis itu akan hadir hari ini, sebenarnya Beomgyu khawatir namun sebisa mungkin ia menepis pikiran-pikiran negatifnya.

"Hosh... Hosh... Ma-maaf... Hosh... A-aku terlambat, Hosh... Akh... Maaf Pak" Ryujin datang dengan keadaan acak-acakan, dasinya menggantung miring, seragamnya sedikit keluar, peluh membanjiri dahi dan wajah sekitarnya.

"Beom-beom... Akh... Sa-sakit! Jan-jantungku ini sa-"

Dengan cepat Beomgyu menahan tubuh Ryujin yang sudah tak sadarkan diri. Dengan cepat ia mengangkatnya dan berlari keluar.

Tanpa memperdulikan guru serta teman-teman yang terus meneriakkan namanya.

Rumah sakit, itulah tujuan utamanya.

Ia tak ingin satu-satunya temannya itu kenapa-kenapa. Ini adalah hari ulangtahunnya, harusnya ia bahagia tapi kenapa jadi begini.

.
.
.

"Ryujin"

Beomgyu memanggil pelan gadis itu, ia tak perduli bagaimana ayahnya akan menghajarnya nanti karena membolos sekolah, yang terpenting adalah Ryujin, satu-satunya orang yang berhasil membuatnya tersenyum dalam diam.

Ia akan mengikuti ujian susulan nanti, yang terpenting adalah Ryujin. Dia yang utama.

"Argh..."

"Kau tak apa?"

"Hah... Sakit..."

"Sudah diam, tak perlu banyak gerak"

"Gyu... Se-selamat u-ulang tahun ya..."

Suaranya terdengar lemah, namun benar-benar tulus. Beomgyu mengangguk pelan dan tersenyum senang. Ternyata dia tau.

"Aku tak punya hadiah tak-"

"Aku tak perlu hadiah, ucapan ulang tahun saja sudah cukup bagiku"

"Tapi aku sudah menyiapkan-"

"CHOI BEOMGYU!"

BRAK!

Pintu ruangan terbanting dengan keras, menampilkan seorang laki-laki tua dengan kilat amarah di matanya.

My Life || Beomgyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang