𝑮𝒊𝒇𝒕 𝒐𝒇 𝑨 {𝑩𝒆𝒔𝒕}𝑭𝒓𝒊𝒆𝒏𝒅 - 9

505 85 1
                                    

Jangan lupa vote & komen ya! Thanks!

🔊 - play multimedia for better experience!
. . .

Hari ini adalah harinya.

Ryujin akan menunjukkan jika kehebatannya dalam bermusik dan menunjukkan jika ia bisa, ia yakin ia bisa.

Karena asal kita yakin, kita pasti bisa.

"Ayo aku bisa, pasti bisa!" Ryujin menyemangati dirinya sendiri

"Dia mengundurkan diri" Yeji datang dengan tampilan menawan lengkap dengan riasan wajah tipis yang sangat amat menarik.

"Ya, dia sudah berangkat. Sudah sangat lama"

Beomgyu, pemuda itu sudah pergi dari sebulan yang lalu, tapi mereka baru seminggu yang lalu mendapat kabar ini. Tentu sangat tak terduga.

Mereka tetap ikut lomba, untuk Beomgyu, teman mereka yang sudah bertahan dengan sekuat tenaganya.

"Kau menyukainya?" Ya tepat setelah mendapat kabar jika Beomgyu pergi, Ryujin hanya diam ditambah lagi saat tau jika Beomgyu tak akan pernah kembali.

"Dia mencintainya" si pemuda Hwang datang dengan gitarnya, dia menggantikan Beomgyu, teman terbaiknya.

"Kau yakin?" Kang Taehyun, sang vokalis yang datang, walau tak terlalu menunjukkannya ia tetap sedih di tinggal salah satu temannya, ia yang jarang memiliki teman begitu bersyukur memiliki Beomgyu sebagai temannya.

"Ya aku yakin" bukan Hyunjin yang menjawab melainkan sang kembaran.

"Ayo kita berikan yang terbaik. Untuk Beomgyu!"

"Untuk Beomgyu!"

.
.
.

Lagu mengalun dengan indah, nada-nada yang masuk ke dalam indera pendengaran, memanjangkan.

Sometimes you think you'll be find by yourself
Cause a dream is a wish you make all alone
It's easy to feel like you don't need help
But it's harder to walk on your own

You'll change inside
When you, realize
The world comes to life
And everything's alright
From beginning to end
When you have a friend
By your side
That helps you to find
The beauty of all
When you'll open your heart and
Believe in
The gift of a friend

The gift of a friend

(Song : Gift of a Friend - Lagu Demi Lovato)

Taehyun terus bernyanyi. Awalnya mereka akan membawa lagu bertema lain, namun dengan cepat menggantinya, mereka ingin memberikan sebuah hadiah untuk Choi Beomgyu yang sudah berjuang keras.

Lagu telah selesai, sorak-sorai tepuk tangan menggema, banyak yang memuji mereka, bahkan hingga terbawa suasana dan menitikkan air mata haru.

Beomgyu, ini hadiah perpisahan kita.

Jangan lupa berbahagia.

.
.
.

"Bagaimana?"

"Ya bisa saja"

"Kau benar-benar tak akan terkena masalah?"

"Tenang saja"

Yeonjun menatap benda persegi panjang pipih miliknya, sambungan itu terputus dengan sang penerima yang memutuskannya terlebih dahulu.

"Aku harap ini bisa bekerja"

.
.
.

"Ryujin, kau pulang langsung pulang?" Yeji menghampiri Ryujin dengan wajah bersemangat dan kostum yang sudah ia ganti sejak tadi.

"Tidak, aku mampir ke salah satu restoran dekat sini dulu" Ryujin masih sibuk dengan keyboardnya.

Perlombaan telah usai, para peserta dan penonton sudah pulang terlebih dahulu, hanya mereka yang tertinggal.

"Oh baiklah hati-hati! Lihat kanan-kiri jika menyebrang!" Yeji mengingat Ryujin lalu menyusul Hyunjin yang sudah jalan di depan terlebih dahulu.

"Hei Ryujin" Taehyun, oh manusia satu ini, apa lagi masalahnya.

"Ya kenapa?" Ryujin hanya menjawab Kang Taehyun tanpa menoleh sedikitpun, tidak penting pikirannya.

"Bagaimana jika Beomgyu kembali?"

Seketika Ryujin membeku, layaknya patung es yang dipahat sedemikian rupa, ia diam seribu bahasa.

"Bagaimana dengan perasaanmu?"

Tak ada jawaban sama sekali.

"Atau kau sudah mengikhlaskan dia?"

Ryujin tidak menjawab sama sekali, ia kembali mengemasi semua barang-barangnya, lalu berjalan ke arah Taehyun, tetap di depan pemuda Kang itu.

"Pertama itu tak akan pernah terjadi, kedua tak ada urusannya dengan perasaanku, dan terakhir dia tidak ingin pergi dan aku pun begitu adanya" Ryujin menghela nafas panjang, lalu pergi dari sana meninggalkan Taehyun sendirian.

"Ya itu tak mungkin terjadi. Tapi dia harus kembali, walau tak mungkin" ruangan itu kosong seketika, Taehyun sudah dalam perjalanan pulang.

.
.
.

Hari sudah sore, jalanan masih ramai akan kendaraan bermotor berlalu-lalang.

Restoran itu tak terlalu ramai, hanya sedikit lagi Ryujin bisa segera memuaskan rasa laparnya.

Sekarang ini adalah restoran kesukaan, favorit.

Tempat terakhir yang ia kunjungi bersama Beomgyu, sebelum ia pergi.

Pesanannya telah tiba, waktunya pulang ditemani dengan langit gelap beserta bintang dan rembulan.

"Ck lewat sini saja, lebih cepat" Ryujin mengambil jalan potong melewati gang kecil sempit dengan penerangan minim.

"Wih malam-malam mau kemana nih? Sini temenin saya dulu yuk" seorang laki-laki berbadan besar dengan suara berat datang menghampiri Ryujin, mengukung gadis itu dalam lengan berisinya.

"Mau kemana?" Masih dengan suara berat, laki-laki itu terus memojokkan Ryujin.

"Menjauhlah bodoh" tiba-tiba seorang pemuda yang diperkirakan memiliki umur tak berbeda jauh dengan Ryujin datang menendang tubuh laki-laki kurang ajar itu.

"Kau pikir siapa dirimu?!"

Bugh!!

Laki-laki itu memukul sang pemuda tepat di wajah, Ryujin berteriak menutup mulutnya.

"Sialan" desis pemuda itu di balik masker hitamnya.

"Apa masalahmu hah?!"

Bugh!!

Bugh!!

Bugh!!

Dengan mudah pemuda itu membalas laki-laki tua itu dengan pukulan bertubi-tubi, rasa amarah di dirinya di keluarkannya melalui pukulan-pukulan keras tak tertahankan.

"Ck, kau masalahnya sialan!

Lari, tidak, jangan lihat kebelakang"

Ryujin segera pergi menjauh, sama sekali tidak menoleh, terlalu ciut nyalinya.

"Aku akan bahagia"

Bisikan itu terdengar.

Ya kau pasti berbahagia.

Aku yakin.






















~ 𝑴𝒚 𝑳𝒊𝒇𝒆 ~






Jangan lupa kasih bintang ya
kawan ✨

My Life || Beomgyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang