𝑮𝒖𝒊𝒕𝒂𝒓 - 5

532 104 1
                                    

Jangan lupa komen and vote ya!✨
. . .

"Apa aku pernah menerima nilai sembilan puluh Beomgyu?"

Hening

Beomgyu tak menjawab apapun, ia hanya diam pasrah akan hukumannya nanti.

"Tuan, ada tamu yang datang"

"Siapa?"

"Seorang guru dari sekolah tuan muda Beomgyu"

"Suruh dia menunggu, dan kau anak bodoh masuk ke kamarmu. Ganti bajumu dan jangan permalukan aku di didepan gurumu" tuan Choi kembali mengatur emosinya dan merapikan penampilannya.

Secepat kilat Beomgyu masuk kamarnya, mengganti bajunya. Siapapun bisakah kalian membiarkan Beomgyu hidup tenang? Guru itu pasti ingin melakukan sesuatu yang akan membuatnya terkena amukan sang ayah.

"Sore tuan Choi, saya Kim Dahyun, guru musik di sekolah Beomgyu. Maksud saya datang kemari adalah meminta izin bapak agar memperbolehkan anak bapak mengikuti lomba musik nasional Minggu depan" Seorang wanita berkulit putih pucat mungil duduk manis berbicara dengan tuan Choi, dan tanpa basa-basi menyampaikan maksud kedatangannya.

"Lomba musik?" Tuan Choi memastikan hal yang ia dengar, sepertinya ia salah dengar atau wanita ini yang salah bicara.

"Iya pak. Beomgyu sangat baik dalam bermain musik, terutama gitar. Ia juga mempunyai suara yang indah. Saya sudah menawarkan ini kepadanya tapi dia menolak takut ayahnya marah padanya, bisakah bapak mengizinkannya?" Dahyun memasang wajah tenang dan lembut, sementara tuan Choi masih bingung, anaknya? Bermain alat musik? Bahkan tak ada dari mereka yang mampu bermain alat musik yang baik.

Jujur saja, saat melihat Beomgyu, tuan Choi merasa tak suka. Sikap dan perilaku tidak seperti dirinya, kepintaran Beomgyu tak sebagus dirinya, tak ada satupun yang mirip dengan dirinya selain fisik Beomgyu.

Ia malu mempunyai anak yang tidak bisa di banggakan. Keluarga besar mereka sering berkumpul dan saling memamerkan kejeniusan mereka satu sama lain. Tapi tak ada yang bisa di sombongkan dari seorang Choi Beomgyu.

"Memangnya apa yang akan dia dapat dalam perlombaan itu?" Tuan Choi sedikit menantang guru musik di depannya.

"Ia akan mendapatkan beasiswa untuk universitas nanti pak. Beasiswa full, selanjutnya bisa anda baca disini" Guru Kim memberikan selembar kertas berisikan berbagai macam kata didalamnya.

"Saya harap bapak memikirkannya lebih lanjut"

.
.
.

"Kau bermain musik?"

Tuan Choi menatap anak bungsunya dengan nyalang.

"Iya... Ayah"

"Kenapa? Pelajaran disekolah saja kau tak mampu kuasai, bagaimana mau bermain musik?" Tuan Choi berdiri tepat di depan Beomgyu.

Beomgyu hanya diam tak bergeming, mengharapkan ini segera selesai.

"Memangnya perlombaan mana yang pernah kau menangkan? Tidak ada Beomgyu"

"Aku ingin ikut ayah" dengan keberanian yang tersisa Beomgyu mengatakan hal itu pada ayahnya.

"Kau punya bakat apa hah?!" Suara Tuan Choi meninggi menatap anak bungsunya yang selalu menaikkan emosinya.

"Aku suka bermain gitar, aku juga akan berlatih keras ayah" masih dengan kepala tertunduk, wajah Beomgyu sudah banjir keringat, takut menyelimuti perasaannya.

"Belajar saja kau tak becus! Bagaimana mau menang perlombaan?!"

"Aku akan berusaha ayah"

"Tidak!"

My Life || Beomgyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang