𝑻𝒉𝒆 𝑩𝒆𝒈𝒊𝒏 𝑶𝒇 𝑻𝒉𝒆 𝑺𝒕𝒐𝒓𝒚 - 4

576 98 0
                                    

Jangan lupa komen and vote!✨
. . .

Sudah seminggu Beomgyu duduk sendiri, tak ada Ryujin yang mengoceh lagi di sampingnya. Ia rindu gadis itu. Sangat rindu, namun ia tak bisa pergi kemanapun.

Ayahnya telah menguncinya dalam jeruji tak terlihat. Ia harus diantar-jemput oleh supir pribadi, tidak diperbolehkan pergi kemana-mana. Bahkan bimbelnya pun bertambah padat. Tak ada lagi waktu untuk menangis dan bersedih.

Ia sangat ingin bercerita pada gadis sebangkunya itu, tentang harinya, dirinya, perasaannya. Perasaan? Entahlah, Beomgyu pun tak paham akan perasaannya. Ia perlu teman bercerita, tapi mulutnya seakan menahan semua itu.

Yeonjun, sang kakak sudah sering mengunjungi sang adik, walau berakhir dengan pengusiran kasar dari yang muda. Tapi tak apa, di banding rasa bersalahnya, ini tak seberapa.

Soal gitar hadiah ulang tahunnya. Ia cepat belajar, hanya seminggu tapi kemampuannya seperti seorang pemain gitar prefesioanal.

Ia selalu bermain gitar tengah malam, kamarnya terlalu jauh dari kamar Tuan Choi, membuat pria kaya nan jenius itu tak tau perihal ini.

Ia diam-diam bermain di kamarnya, para maid dan pekerja di rumahnya tau akan hal itu, bahkan sang kakak pun mengetahuinya.

Namun Beomgyu terlihat sangat menyukai gitar itu, terlihat bahagia ketika bermain gitar, jadi mereka semua membiarkannya dan tak memberi tau Tuan Choi akan hal itu.

"Beomgyu! Kau melamun?" Ryujin, gadis itu duduk manis menepuk pelan bahu pemuda tampan di sampinnya.

"Ryujin?" Beomgyu tampak tak percaya, satu-satunya temannyaa sudah kembali. Ah tidak, ia sudah punya teman baru lagi.

Kang Taehyun, si pintar berbadan mungil. Hwang bersaudara, Hwang yeji dan Hwang Hyunjin yang selalu bertengkar tak tau tempat. 3 teman? Hadiah ulangtahun terbaik!

"Hahahaha~! Kau merindukanku? Kau bahkan tak pergi menjengukku lagi, padahal aku menunggu-"

BRUK!

Beomgyu mendekap erat tubuh mungil Ryujin, menyalurkan rasa rindunya.

Kapan terakhir kalinya ia di peluk? Kapan terakhir kalinya ia memeluk seseorang?

Sepertinya kakaknya adalah orang terakhir yang ia peluk beberapa tahun yang lalu, ia tak terlalu ingat. Tapi sekarang dengan mudah ia memeluk tubuh Ryujin yang hanya bisa membeku.

"Aku ingin bercerita" entah angin dari mana Beomgyu berkata demikian. Ryujin hanya bisa membeku dan kemudian mengangguk pelan menanggapi Beomgyu yang ada di pelukannya.

.
.
.

"Kau bilang kau ingin cerita, ayo cepat cerita" Ryujin duduk manis di samping teman tampannya itu, Beomgyu sendiri hanya diam mengamati langit cerah dari Rooftop.

"Langitnya cerah" Beomgyu menunjuk pelan ke arah hamparan lukisan awan putih besar diatas sana.

"Iya tau, sekarang mau cerita apa?" Ryujin sedikit kesal karena Beomgyu mengalihkan topik yang bahkan topik ini tak jelas arahnya kemana.

"Aku tak suka langit cerah" Beomgyu masih saja memandangi langit biru cantik di atasnya. Ryujin sudah kesal ingin menjawab Beomgyu dangan sedikit amarah yang ada namun tertahan dengan Beomgyu yang berucap terlebih dahulu.

"Tapi aku terus memandanginya, karena ada kisah indah di dalamnya"

"Saat itu aku masih SD, aku hanya anak kecil yang sangat suka bermain, temanku saat itu banyak, tapi ternyata tak bisa bertahan lama.

Suatu siang aku pergi berjalan-jalan sepulang sekolah, aku masih ada di area sekolah. Tiba-tiba anak sekolahku datang dan mengepungku.

Mereka melempariku dengan batu. Saat itu kakakku masih satu sekolah denganku. Ia menolong ku dari anak-anak itu, aku tak tau maksud mereka melempariku, tapi itu melukaiku.

Teman-teman kakakku bertanya padanya apa aku ini adiknya, tentu saja ia dengan bangga mengatakan iya.

Tapi dengan tak berperasaan mereka bertanya apa aku ini anak kandung. Aku tak sepintar ayahku, ibuku, atau kakakku. Bahkan mereka mengira ibuku adalah wanita murahan karena hal itu. Bodoh sekali"

Beomgyu masih memasang wajah datarnya, memandang langit yang sama dengan Ryujin yang mendengarkan seksama.

"Saat itu langit cerah, ia langsung mengusir mereka, bahkan terlibat perkelahian dengan mereka. Itu semua karena aku. Dia di skor berapa hari karena itu.

Ayahku yang sudah membenciku dahulu, semakin benci denganku. Kakakku pun tak jauh berbeda, ia malu dan akhirnya pindah sekolah.

Dia tak mau lagi bercicara ataupun bermain denganku. Bodoh sekali dia termakan ucapan temannya, kupikir dia sangat jenius"

Beomgyu mengalihkan pandangannya ke arah Ryujin yang masih setia memandanginya.

"Sekarang aku temanmu, kau bisa bercerita banyak tentang semua masalahmu. Dengar aku berbeda dengan gadis yang lain, aku bisa menyimpan rahasia. Kau bisa memegang ucapanku" Ryujin menepuk pelan punggung Beomgyu guna memenangkan

"Bagaimana kabar gitarmu? Apakah bagus? Aku tak terlalu tau soal gitar" Ryujin mengingat hadiah ulang tahun yang ia berikan pada Beomgyu.

"Aku sudah mempelajari sebuah lagu. Cukup baik menurutku" Beomgyu hanya menjawab seadanya.

"Kau tak ingin bertanya tentang masalah ku lebih lanjut?" Beomgyu berdiri lalu menutup matanya, merasakan terpaan angin lembut menampar wajahnya.

"Itu masalahmu, itu bukan urusanku. Aku tidak bisa memaksamu bercerita, karena itu bukan hak ku. Tapi jika kau bertanya, aku sangat ingin tau. Tapi aku menjaga privasimu itu penting" Ryujin ikut berdiri menikmati pemandangan dari atas.

"Terima kasih"

"Untuk?"

"Menjadi temanku, mendengar ceritaku, untuk semuanya"

Ryujin menarik pelan tangan Beomgyu, menjauh dari pagar pembatas, lalu merangkulnya.

"Tidak perlu berterimakasih, ini sudah harusnya dilakukan. Kita kan teman" Ryujin bahkan menampilkan, senyum manis untuk Beomgyu. Tentu saja si pemuda manis membalasnya tipis.

"Mau tau sesuatu?" tanya Beomgyu dengan senyum tipisnya.

"Manusia itu terlalu rumit, bahkan matematika hingga fisika saja tidak bisa menyaingi. Sangat Kompleks bahkan tak terselami" Ucap Beomgyu.

"Hingga suatu saat kau berhasil tau alasan sederhana dibalik itu semua.." lanjut Beomgyu.

"Dan kau akan tau nantinya" Ryujin hanya melihat Beomgyu, mencoba melihat lebih dalam kaliamt beomgyu, namun tak beroleh apa-apa.

"Bahwa aku menyayangi..mu?" bisik Ryujin dalam lamunannya, namun sepertinya angin ingin membiarkan Beomgyu tau.

"Ngomong-ngomong kakakmu tampan juga, untukku ya?" sadar Ryujin dari lamunannya.

"Enak saja, aku tak kalah tampan"

"Hahahaha iya kau tampan. Tapi kakakmu lebih menggoda, hahahaha"

"Hei apa-apaan itu?!"

"Kan memang benar"

"Lama-lama kau akan kulempar dari atas sini"

"Kau tidak mungkin bisa"

"Jadi kau bukannya belajar malah pacaran bodoh?"

"Taehyun?"

Sial Beomgyu akan menjadi bahan lelucon seminggu penuh.


~ 𝑴𝒚 𝑳𝒊𝒇𝒆 ~










Jangan lupa kasih bintang ya
kawan ✨

My Life || Beomgyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang