VII : Hayes Potter And Regrets

713 87 9
                                    

Harry menatap punggung gadis Hudsygul yang mulai mengecil akibat jarak. Dia mendesah,hari keduanya dan ini sudah terjadi! Terlalu early. Melarikan diri dari keramaian, memasukkan tasnya ke lokernya, mengambil buku pelajaran,lalu pergi ke kelas pertama. Untungnya hari ini hanya ada dua pelajaran karena semua guru akan rapat. Ia memeluk buku pelajarannya dengan erat memakai satu tangan kiri.

Saat ia menutup lokernya, ia tersentak kaget saat mendapati pemuda pirang platina yang sedang bersender di loker seseorang. Tiba tiba pipinya memerah karena marah.

"Kau!" Harry menggeram, menunjuk dada Draco saat iris hutan hijau milik Harry bertemu dengan iris awan kelabu milik Draco.

"Kenapa,Hayes Potter?" Ucap Draco,mendekatkan wajahnya ke wajah Harry sampai jarak kedua wajah mereka hanya tersisa 4 inci. Dengan sigap Harry memundurkan tubuhnya. Amarah Harry tambah menjadi jadi saat Draco mengucapkan nama yang ia gunakan dulu saat ia seorang perempuan.

"B-Berani beraninya kau panggil aku dengan nama itu,Malfoy! Aku bukan Hayes Potter! Namaku Harry Potter!" Harry mendorong dada Draco, menyipitkan matanya dan alisnya mengerut.

Draco membuat suara 'tch' dari mulutnya, lalu mencengkram bagian depan hoodie soft pink milik Harry. Menarik Harry dengan kasar.

"Itu kebenarannya,Potter. Dan kau ingin melawannya? Kasihan. Perkataanku sudah tersebar, juga si Weasel dan Granger sudah mendengarnya. Mungkin mereka akan meninggalkanmu,mungkin juga tidak akan ingin berbicara denganmu. Karena kau seorang transgender." Harry menggigit bibirnya dengan keras saat Draco mengucapkan itu. Ia merasakan banyak flash dari berbagai ponsel. Mereka mengambil foto.

Mengambil foto.

Kata kata 'mengambil foto' menggema di otak Harry.

Draco menyeringai,melirik seseorang yang mengambil foto mereka.

Harry merasakan napas hangat Draco di kulitnya,tapi itu malah membuatnya merinding. Dia berusaha mendorong Draco dengan satu tangan miliknya,tapi tidak bisa karena ia terlalu lemah.

Kenyataannya begitu.

Ia seorang perempuan.

Seorang perempuan yang menjadi seorang laki laki bernama Harry Potter.

Draco menatap iris hijau milik Harry dengan dingin. Terkadang,ia menikmati pemandangan ini. Irisnya seperti hutan hujan yang penuh tumbuhan hijau,banyak burung berterbangan. Di dalam hati,Draco agak menyesal. Kenapa ia sekeji ini? Dia tidak tahu.

Apalagi . . ibunya dan ibu Harry ternyata teman yang baik. Apa yang akan mereka katakan jika tahu kedua anak mereka suka bertengkar? Apakah Lily dan Narcissa akan menghentikan pertemanan mereka? . .

Apalagi . . Ayah Harry adalah pekerja di Malfoy Corperation. Sementara ayahnya, Lucius Malfoy adalah manager di sana.

Bagaimana ini?

Apalagi ia terpesona dan menyukai Harry dengan sepenuh hatinya. Kenapa dia memperlakukan Harry seperti ini?

Apa yang akan ia lakukan?
Apa yang akan kedua orang tuanya lakukan jika mengetahui anak tunggalnya adalah seorang bully?
Apa yang akan mereka lakukan jika tahu anak tunggalnya juga menyukai anak tunggal The Potters?

Di dalam hati Draco menghentakkan kakinya kesal.

Draco kembali dari lamunannya,melepaskan cengkraman dari Hoodie bagian depan milik Harry. Saat Harry terlepas, ia langsung berlari, terjungkal, lalu bangkit lagi mengambil buku pelajarannya yang jatuh. Ia menatap punggung pemuda itu yang mengecil karena jarak.

"Apa yang sudah kuperbuat? . ." Draco bergumam.

"Draco! Aku tadi melihatmu bertengkar dengan si Potter itu." Seorang perempuan berambut hitam pendek datang menghampirinya bersamaan dengan seorang pemuda tinggi berkulit gelap.

Unchanging [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang